KOTOMONO.CO – Dengan Resensi Novel Bumi Cinta karya Habiburraham El Shirazy ini, Kita jadi tahu karya terbaru kang Abik yang dahsyat yang juga tak kalah menarik untuk dibaca.
Habiburraham El Shirazy adalah salah satu penulis jebolan Forum Lingkar Pena (FLP) yang dikenal sebagai pabriknya para penulis hebat. Tak heran jika penulis yang akrab disapa Kang Abik ini sudah banyak mendapatkan penghargaan sastra. Sebagai penulis yang berfokus pada kisah dengan balutan nilai-nilai islami, Kang Abik sukses dinobatkan sebagai penulis nomor satu di Indonesia oleh Insani Undip Semarang pada tahun 2008.
Kang Abik memang dikenal sebagai seorang novel jenius. Salah satu karya fenomenalnya adalah novel Ayat-ayat Cinta. Tetapi kali ini kita tidak akan membahas novel Ayat-Ayat Cinta yang sempat meledak di pasaran dua dasawarsa silam itu, tetapi novel terbaru miliknya yang berjudul Bumi Cinta.
Novel yang berlatar di Rusia ini begitu menyentuh hati sejak awal. Pembaca akan mendapati seorang mahasiswa Aligarh Muslim University India yang sedang menyelesaikan tesisnya tentang perkembangan Muslim Rusia. Pemuda itu bernama Muhammad Ayyas yang berasal dari Indonesia.
Pembimbing tesisnya yang bernama Prof. Najmuddin meminta Ayyas untuk melakukan riset langsung. Ia punya kenalan bernama Prof. Abraham Tomskii, ahli sejarah Rusia. Namun Prof. Tomski kala itu tengah memiliki urusan di Turki. Akhirnya, Ayyas pun dibimbing oleh Dr. Anastasia yang tak kalah pandai keilmuannya.
BACA JUGA: Tentang Sosok Kinan, Si Wanita Tangguh dari Novel Laut Bercerita
Ayyas tinggal satu apartemen bersama Yelena, seorang pelacur kelas atas yang sering melayani klien istimewa, dan Linor, agen Zionis cantik yang amat memusuhi Islam. Ayyas berjuang mati-matian menyelamatkan imannya dari godaan dua perempuan yang bertetangga dengannya itu. Sebab tak jarang Yelena dan Linor berusaha menggoda iman Ayyas untuk melakukan hal keji bersama mereka.
Godaan perempuan Rusia yang jelita tak hanya berhenti peda Yelena dan Linor. Paras cantik itu juga terpatri pada pembimbingnya sendiri, Dr. Anastasia yang masih muda dan memang belum menikah. Ayyas sempat tergoda untuk memilikinya, bukan hanya karena kecantikannya saja, melainkan kecerdasannya yang mengagumkan.
Sekuat tenaga, Ayyas selalu berusaha untuk mempertahankan imannya. Hidup di Rusia benar-benar berbeda ketimbang di India dan Indonesia. Pergaulan hedonis, seks bebas, seakan menjadi hal lumrah di sana. Ayyas merasa dirinya tengah berada dalam lingkaran setan sehingga ia terus memanjatkan doa kepada Allah agar ia terus dijaga dari segala godaan.
BACA JUGA: Janji Bukan Sekedar Janji dari Novel Terbaru Tere Liye
Sekali waktu, Linor pernah menguji Ayyas. Ketika sedang salat, Linor menyelinap masuk ke kamar Ayyas. Ia berusaha untuk menggoda iman pemuda itu. Namun Ayyas teguh dengan pendiriannya. Ia menotok punggung Linor dan menyeretnya ke ruang tamu apartemen. Linor yang tahu kejadian setelah ia pingsan dari rekaman CCTV dibuat takjub oleh iman Ayyas.
Ujian iman dari godaan perempuan tak berhenti di situ. Dr. Anastasia yang diam-diam menyukainya merekomendasikan Ayyas untuk mengisi seminar tentang ketuhanan menggantikan salah satu narasumber yang tak bisa datang dari pihak Islam. Seminar itu sukses. Nama Ayyas dikenal luas. Namun, sebelum pulang, Dr. Anatasia mencium pipi Ayyas. Itu membuat Ayyas geram karena hampir saja imannya goyah.
Di sisi lain, Linor tengah merencanakan pemboman di Metropole Hotel. Ia akan menjebak Ayyas sebagai pelakunya dengan menyiapkan orang mirip Ayyas yang akan berada di hotel itu. Namun rencana itu gagal karena ketika bom itu meledak, Ayyas tengah siaran langsung di stasiun televisi mengisi acara dengan tema yang sama, yakni ketuhanan.
BACA JUGA: Resensi Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini
Linor yang sedang berada di Ukraina terkejut karena rencananya tak berhasil. Namun, ia tak terlalu memikirkannya, sebab ia tengah menghadapi fakta mengejutkan dari ibunya. Ia mendengarkan kisah awal kehidupan dari ibunya yang mengatakan bahwa Linor adalah gadis Palestina tulen. Nama kecilnya adalah Sofia, anak dari Salma Abdul Aziz teman ibu angkatnya semasa menjadi relawan di Gaza.
Fakta itu membuatnya terguncang. Setelah mendalami kisahnya, Linor memutuskan untuk masuk Islam dan mendalaminya di Berlin agar lebih tenang dari pantauan agen Mosad Zionis yang mengikutinya. Ia juga memilih nama Sofia sebagai nama muslimahnya, sebagaimana dulu Salma memberinya nama.
Dalam satu mimpi, Sofia bertemu dengan ibu kandungnya yang menyuruh agar ia mencari pendamping yang mirip dengan nabi Yusuf. Sofia tak berpikir panjang. Ia tahu siapa laki-laki itu. Ayyas. Ya, dia pernah mengujinya secara langsung seperti Zulaikha yang menguji nabi Yusuf alaihi sallam.
Sofia segera menemui Ayyas yang telah pindah ke apartemen di dekat KBRI. Ia menceritakan maksud dan perjalanan mualafnya. Ayyas terharu sampai meneteskan air mata. Akan tetapi Ayyas meminta waktu untuk melaksanakan salat istikharah. Sofia mengiyakan, ia bersabar.
BACA JUGA: Potret Patriarki di Tanah Papua dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf
Selesai dari perbincangan itu, Sofia pergi. Ayyas mengintainya dari jendela. Tiba-tiba hatinya ingin sekali menerima lamaran itu secara langsung tanpa kebimbangan. Dan, itu terlambat ketika Sofia mendapatkan tiga peluru bersarang di dadanya. Sekawanan laki-laki yang diduga agen Mosad menembaknya di pinggir jalan dan kabur begitu saja. Kisah ini ditutup dengan doa Ayyas yang mengharapkan agar Sofia bertahan hidup. Ia berjanji akan menikahinya.
Disini, terlihat jelas betapa cerdiknya Kang Abik dalam menyusun cerita. Siapa pun pembacanya, akan mengira bahwa Ayyas akan berjodoh dengan Dr. Anastasia. Namun, di bagian akhir, tanpa terduga, Linor yang begitu membenci Ayyas malah menjadi Sofia, mualaf yang mempesona. Kecantikan dan kelembutan dalam keimanannya menghapus segala dosa yang pernah ia lakukan.
Komentarnya gan