KOTOMONO.CO – Dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, Buku Zulkarnain Agung ini menungkap tabir siapa sebenarnya sang raja penakhluk yang sesuai cerita Al-Qur’an.
Buku-buku bertema sejarah Islam memang selalu menyenangkan untuk dibaca. Belum lagi, buku terbaru ini memang benar-benar menjadi bahan buruan di beberapa bulan terakhir. Sampul depannya yang menggambarkan dua sosok penakluk besar, mengindikasikan bahwa isi yang akan diceritakannya adalah sebuah gagasan besar pula, sesuatu yang tak boleh dilewatkan dan wajib kita ketahui bersama.
Terlebih jika kisah-kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an disandingkan dengan sejarah kehidupan dunia. Pencocokkan antara fakta sejarawan dan ayat-ayat suci Al-Qur’an selalu menjadi bahasan yang menarik untuk diikuti. Salah satunya adalah fakta di balik sosok Zulkarnain yang konon kerjaannya terbentang dari timur hingga ke barat.
Sudah sejak lama misteri tentang kekuasaan Zulkarnain menjadi kisah yang sangat menarik untuk terus dikaji kebenarannya. Raja yang dengan nikmat Allah diberi berbagai kemudahan itu, adalah salah satu dari sekian banyak kisah dalam Al-Qur’an yang hingga kini menjadi daya tarik bagi para ilmuwan untuk mencari kebenaran siapa di balik sosok raja bijaksana tersebut.
BACA JUGA: Rekomendasi Novel yang Bisa Bikin Kamu Sesenggukan Banjir Air Mata
Tak ayal, banyak sekali hasil kajian yang memaparkan banyak kemungkinan akan sosok misterius itu. Sebab, sejak sejarah modern diperkenalkan, tak ada raja yang benar-benar dapat menguasai seluruh muka bumi kecuali raja Zulkarnain.
Buku dengan penampilan warna dasar krem ini menjelaskan dengan sangat detail akan dua sosok yang saat ini sering kali digaung-gaungkan sebagai Zulkarnain yang tercatat oleh sejarah. Banyak dari para pencinta sejarah tak asing dengan nama Alexander Agung putra Philip. Raja masyhur dari negeri Makedonia ini sudah sejak lama disinyalir sebagai Zulkarnain yang diceritakan dalam kitab-kitab samawi, terutama Al-Qur’an. Apakah benar demikian?
Akan tetapi, ternyata bukti-bukti sejarah yang ditemukan mengenai Alexander ini jauh dari cocok jika dibandingkan dengan keterangan-keterangan akan siapa itu Zulkarnain. Raja yang dikisahkan dalam surat Al-Kahfi ini tentu bisa dipastikan sebagai seorang raja yang patuh dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia menuhankan Allah saja, tanpa ada bandingan maupun tandingan yang lain.
BACA JUGA: Buku-Buku Keren yang Viral Berkat Idol Kpop
Sedangkan menurut pandangan penulis buku ini, Alexander dikisahkan dalam banyak sumber sejarah sebagai sosok raja yang menganut kepercayaan politeisme.pdengan kata lain ia adalah penyembah banyak tuhan dan planet-planet, konsep ketuhanan yang sama sekali jauh dari ajaran Islam.
Sebagai seorang penulis sejarah Islam yang pernah mendapatkan penghargaan IBF (Islamic Book Fair), Wisnu berpandangan bahwa sosok Alexander tidak pantas disandingkan dengan nama Zulkarnain. Sebab menurutnya Alexander diyakini sebagai raja yang semena-mena terhadap rakyatnya. Apalagi, Alexander pun tercatat memiliki sebuah kelainan orientasi seks yang sangat dilarang dalam agama Islam.
Maka, dengan data dan fakta di atas, Wisnu kembali mengkaji siapa sosok pahlawan masa lalu yang pantas untuk dinobatkan sebagai kandidat seorang Zulkarnain. Hingga berbekal banyak sumber yang terpercayamaka terpilihlah sosok Cyrus Agung.
BACA JUGA: Potret Patriarki di Tanah Papua dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf
Cyrus Agung adalah raja dari imperium Achaemenid-Persia. Sebagai seorang penguasa di zamannya, ia digambarkan sebagai raja yang saleh dan hanya menyembah kepada satu tuhan saja. Selain itu, Cyrus pun dengan gamblangnya diceritakan dalam beberapa kisah israiliyat, sebagai raja yang penuh toleransi dengan akidah yang lurus.
Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa Cyrus lebih pantas menyandang nama Zulkarnain. Sebab, seseorang yang dikisahkan dalam Al-Qur’an, apalagi seorang raja saleh, tak mungkin memiliki keyakinan akan penyembahan kepada banyak tuhan. Sedangkan Zulkarnain sendiri adalah seseorang yang mendapat nikmat dengan diberinya sebuah kekuasaan yang membentang dari timur hingga ke barat.
BACA JUGA: Menambah Wawasan Tentang Islam Dengan Buku Journey To The Light
Belum lagi, kisah perjalanan Cyrus sama persis dengan perjalanan Zukarnain dalam menjelajahi bumi. Cyrus melakukannya dengan berjalan dari timur hingga ke barat. Sama persis dengan perjalanan Zulkarnain yang ekspedisinya dimulai dari timur ke barat. Sudah masyhur bahwa pada salah satu perjalanannya, Zulkarnain bertemu dengan orang-orang yang memintanya untuk dibangunkan sebuah tembok besar agar menjadi penghalang bagi Ya’juj dan Ma’juj dari kaum tersebut.
Masih banyak informasi yang dipaparkan dalam buku ini. Perbandingan antara Cyrus Agung dan Alexander Agung dikemas dengan sangat apik. Gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca, menjadi daya tarik tersendiri bagi saya. Sebab, tak sedikit buku-buku sejarah yang dipaparkan dengan bahasa yang sulit dimengerti dengan dalih: karya nonfiksi memang harus menggunakan bahasa ilmiah.
Tulis Komentar Anda