Pekalongan – Cerita sejarah dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan ini sangatlah panjang. Sebagai Pelabuhan Niaga, tentu tempat ini menjadi saksi akan masa kejayaan ekspor hasil bumi Pekalongan zaman Hindia Belanda.
Kota Pekalongan dikenal salah satunya karena hasil laut dan perkebunannya yang sangat “gurih”. Selain sebagai kota produsen batik, kota Pekalongan, Jawa Tengah, juga dikenal sebagai kota pesisir dengan salah satu pelabuhan terbesar di Pulau Jawa.
Pelabuhan Pekalongan secara resmi dibuka pada tanggal 31 Mei 1859 dengan status sebagai pelabuhan menengah. Kemudian untuk aktivitas perniagaanya mulai dilakukan sehari setelahnya atau pada tanggal 1 Juni 1859. Seiring berjalannya waktu, hingga tahun 1877, nilai ekspor komoditi hasil bumi Pekalongan melalui Pelabuhan ini menunjukkan peningkatan.
Baca juga : Riwayat Sejarah Gedung Gevangenis te Pekalongan (LAPAS Kelas IIA)
Sebagai contoh, dari tanggal 1 Juni 1859 hingga akhir 1863, Pelabuhan Pekalongan telah mengekspor komiditi kopi dan gula senilai 2.392.332 gulden ke Belanda. Tak sampai di situ saja, sebanyak 176.886 gulden juga diekspor ke Negara Australia dan Cina dalam bentuk komoditi kopi, gula, dan teh dengan jumlah yang kecil.

Kemudian pada tahun 1924, status Pelabuhan Pekalongan berubah menjadi pelabuhan kecil. Hal ini karena dalam beberapa tahun belakangan adanya penurunan ekspor komoditi.
Ketika tentara Jepang menduduki Indonesia, Program Gyomin Dojo (latihan perikanan) diterapkan pada warga pesisir Pekalongan.
Tujuan dari program Gyomin Dojo adalah agar warga menurut kemauan didirikannya Jawa Seinendan di mana mereka harus disuruh mengabdikan diri pada masing-masing pekerjaan sekaligus pembela tanah air terutama pembela wilayah pantai.
Dan setelah Indonesia merdeka, Pelabuhan Pekalongan kurang diperhatikan, lebih didominasi untuk kegiatan nelayan (jual beli ikan tangkap).
Kondisi ini mendorong Pemerintah Daerah Kotamadya Pekalongan untuk mengembangkan Pelabuhan Pekalongan sebagai pelabuhan perikanan pada tahun 1974.
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pekalongan
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan semula merupakan Pelabuhan Umum yang pengelolaannya dibawah Departemen Perhubungan, namun karena pada saat itu pemanfaatannya banyak digunakan oleh kapal-kapal perikanan, maka sejak Desember 1974 pengelolaan dan assetnya diserahkan kepada Departemen Pertanian termasuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan dengan diubah statusnya menjadi Pelabuhan Khusus Perikanan.
Baca juga : Riwayat Komplek Makam Zing Zong (Hoo Tjien Siong) Doro
Empat tahun kemudian, derdasarkan SK Menteri Pertanian No.310/Kpts/5/1978 tanggal 25 Mei 1978, Sarana dan prasarana pelabuhan perikanan dibangun dan resmi menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP).
Tempat Pelalangan Ikan (TPI) untuk ikan tangkap laut atau biasa disebut kongsi pada awalnya dikelola oleh Koperasi Perikanan Laut (KPL) sebagai pemungut restribusi. Kegiatan pelelangan ikan laut di Pekalongan terjadi sekitar tahun 1959 yang pelaksanaannya dikelola oleh koperasi yang berada di Kabupaten Pekalongan yakni Wonokerto.
Hal ini disebabkan pada saat itu di Pekalongan belum ada instansi yang mengurusi masalah pelalangan ikan dan satu-satunya yang ada saat itu adalah Koperasi Perikanan Laut di Wonokerto.
Seiring berjalannya waktu, justru pelelangan ikan di Pekalongan tumbuh pesat melebihi pelalangan ikan yang ada di Wonokerto. Oleh karena itu muncullah suatu gagasan dari tokoh-tokoh Koperasi Pekalongan untuk mendirikan koperasi yang khusus menangani pelelangan ikan di Pekalongan. Maka pada tanggal 5 Oktober 1962 berdirilah sebuah koperasi perikanan yang bernama “Makaryo Mino”.
Pelabuhan Perikanan Pekalongan pada tahun 1980 hingga 1990an berada pada puncak kejayaan dan bahkan pada kurun waktu tersebut pelabuhan perikanan di kota Batik ini termasuk yang terbesar di Indonesia dalam bidang perikanan tangkap.
Saat ini setidaknya terdapat tiga lembaga pemerintah yang mengelola areal pelabuhan ini, yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), Perusahaan Umum (Perum), dan Dinas Pertanian dan Kelautan (DPPK).
Untuk PPN Pekalongan, mereka memiliki lokasi wisata, yaitu Wisata Bahari PPN Pekalongan yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.
Disana terdapat wahana yang dapat dijumpai oleh pengunjung antara lain adalah; Taman Bermain Anak, Wahana Edukasi Air, Gardu Pandang berbentuk Jetty, Sea World mini, dan gazebo untuk tempat pengunjung beristirahat dan menikmati pemandangan lalu lintas kapal masuk dan keluar pelabuhan.
Baca juga : Keris Suratman, Keris Legendaris Asal Pekalongan
Untuk operasional harian di Pelabuhan, proses pelelangan ikan masih dapat dijumpai di pelabuhan perikanan dengan tipe Nusantara di PPN Pekalongan.
Proses pelalangan ikan dilakukan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) sekitar pukul 07.00 – 11.00 WIB.
Salam Cinta Pekalongan
Referensi: Pipp.Djpt.Kkp.go.id | Pekalongankota.go.id | Susanto Zuhdi, “Cilacap (1830-1942): Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa” | Chusnul Hayati, “Pengaruh Kemaritiman Pada Dunia Batik Pekalongan” | Cahyantama Dwi Rianto, Amiek Soemarmi & Indarja, “Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Pekalongan“
Komentarnya gan