• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Cerpen Surau Seng

Ilustrasi by Ekin Rang Sikumbang

Robohnya Surau Seng

Cerpen: Yusuf Bastiar

Redaksi by Redaksi
September 22, 2020
in NYASTRA
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

“Untuk ode komandan, sebagai bapak, guru kehidupan, sahabat, sekaligus
abang bagi kader-kadernya. Tabik!

Jika kau datang kemari, ke tempat di mana aku beserta puluhan pemuda dilahirkan kembali menjadi manusia. Kau bakal berjumpa dengan lelaki bertubuh tegap, berjengot dan berambut cepak beruban. Orang mengenalnya sebagai seorang yang berwibawa. Tak jarang pula orang membencinya, karena ia terlalu sombong, aku mendengarnya dari orang. Kataku lain pula. 

Semenjak kecil, ia sudah dieja oleh kawan-kawannya sebagai seorang pemberang, keras kepala serta teguh pendirian. Biar seperti itu, segala yang diucapkan selalu mewarnai hidup kawannya. Jika dulu ia pandai mewarnai teman seperjuangan, sekarang ia mempunyai ladang yang setiap tahun memanen tiga ratusan anak muda yang telah ia warnai cara pandang hidupnya. Lebih dari itu, ada puluhan pemuda yang selama tiga tahun lebih pula setia menemani hidup lelaki tua di masjid megah itu.

Masjid megah yang berdiri tepat di sebelah sekolah yang pernah menjadi ikhtiarnya untuk dijadikan ladang berdakwah. Ya, di sekolah itu dulunya berdiri sebuah Surau Seng. Surau yang seluruh kerangka tubuhnya berdiri dari seng, beralaskan adonan semen, terselimuti tikar kain yang siap memberi kehangatan bagi puluhan pemuda di malam hari. Benar sekali, jika kau kemari beberapa tahun lalu, kau akan melihat kesahajaan hidup lelaki tua bersama kader-kadernya itu.

Lelaki tua itu hanyalah pendatang di kotaku, sejak ia membulatkan tekat untuk mendirikan sekolah, ketika ia memiliki kader, sejak itu pula semua orang, tua-muda, besar-kecil memanggilnya komandan.

“Kenapa wajah kalian lesu!” Tanya lelaki tua itu, bergetar karena marah melihat gambaran wajah putus asa.

“Tidak mengapa, Ndan,” sahut si Sugek dengan nada parau.

“Kalian sudah makan malam?”

“Belum…”

“Semua, kumpul di Surau Seng.”

Si lelaki tua “Komandan” jarang sekali pulang ke rumah, hanya untuk tidur sekalipun. Sering ia mengajak istrinya ketika malam. Menemani kader-kader dari suaminya meramaikan surau yang luasnya tak seberapa itu. Kali ini, ia menemani Komandan bermalam di surau seng.

“Glomprang!” Telapak tangan lelaki tua memerah. 

Di luar surau bintang kejora berkedipan. Langit begitu bersih, dengan satu cahaya kuning bolam begitu ranum dan bulat. Malam yang menegangkan bagi segrombolan pemuda di dalam surau. Dari luar, Tuhan sekan-akan ingin memberi tahu mereka soal kehidupan, tentang pijar bulan penuh keberanian memberikan terang di tengah malam meski sendirian. Soal bintang-bintang kejora yang berkedipan. Meski bakal padam dihalau mega mendung. Bakal muncul  pula di kala terang. Ya, soal keberanian.

“Di surau ini bukan tempatnya pengecut. Jika kalian merasakan lapar, dan dengan rasa itu pula semangat kalian hilang. Berarti sekarang saya berhadapan dengan orang-orang gagal!” Gertaknya disambut suasana hening.

“Semua keluar, kita pergi ke warung megono,” lanjutnya dengan nada lebih halus.

Berjalan lurus sejauh lima ratus meter menunggangi kuda besi payah, tepat di perempatan, belok kiri maju ke depan lima puluh meter. Di situlah mereka selalu berkunjung malam hari. Nasi megono dengan sambal dan tempe mendoan, adalah pengantar mereka untuk menjemput mimpinya di kala tidur.

“Bukankah uang Komandan tidak banyak,” tanya Sugek pada temannya.

“Ini kan ajak Komandan, berarti ia sedang ada uang.”

“Hus, makan saja. tak usah banyak omong,” saut Ari nimbrung.

Hampir setiap malam berakhir di warung megono, di tempat yang sama pula mereka makan. Sesekali si lelaki tua itu menolaknya, bukan karena tidak mau. Tapi karena perekonomian sedang tidak beres. Jika datang masa itu, mereka bakal menjamak waktu makan hingga pagi hari, dengan makan seadanya dan bersahaja tentunya. Tak terbaca lagi air muka lesu karena lapar, mereka benar-benar kapok dan terdidik. Maksudku, mereka benar-benar melakukan apa yang dikatakan gurunya.

Dari sebuah kontrakan reot, tiga bulan lagi bakal habis masa sewanya. Timbul kegelisahan dari sepasang suami istri. Lelaki tua tak mengira masa itu bakal menghadapi masa-masa tersulit dalam hidupnya.

“Apa kita harus tetap bertahan di sini, Bu?” ajaknya berunding dengan kekasih hidupnya.

“Soal anak-anak di Surau Seng, bangaimana, Yah?” Lanjutnya, “Sekolah juga harus kita pikirkan.”

“Di desa, Ayah punya lahan untuk bertani.”

“Kita pindah ke sana?” Kali ini terdengar sedikit memprotes.

“Tidak ada pilihan lain, Bu.”

“Soal sekolah, suaru dan kader-kaderku. Itu menjadi urusanku,” Lanjutnya.

Hari itu tidak seperti biasanya. Haji Abdul, Haji Saleh serta Ustad Manhat bertandang kerumah lelaki tua itu. Duduk di kursi dari anyaman bambu, lelaki yang lebih tua dari Komandan mengetarkan hatinya.

“Siapa yang kekeh mendirikan STM?” Pertanyaan itu muncul dari Haji Abdul.

“Sejak  Awal, saya tidak sepakat dengan sekolah itu,” sambung Ustad Manhat.

“STM hanya bakal menghasilkan anak-anak bergajulan,” suara Haji Saleh sedikit diangkat.

“Benar kau akan pindah?” tangan Haji saleh meraih lutut lelaki dihadapanya yang merasa terhakimi.

“Bukan saja kau akan menjadi pengecut, kau bakal menjadi penghianat atas apa yang telah kau perjuangkan selama ini. STM berdiri karena kau berhasil meyakinkan kami. Lantas setelah berjalan kau bakal meninggalkannya? Benar-benar seorang penghianat.” Tangan Haji Abdul mencengkram erat pundak lelaki tua itu.

Di hadapanku, lelaki tua itu melanjutkan ceritanya.

“Setiap kali bibirku ingin menjawabnya, ia hanya mampu bergetar. Sedangkan  peluh mercucuran melewati sela-sela mataku.” Di bawah pohon palem, aku benar-benar melihat matanya bekaca-kaca.

“Selama ini ada yang salah darimu, seharusnya yang kau pikirkan adalah umat. Bukan dirimu sendiri, pantas saja Tuhan tak memikirkan atau mengurusmu. Pantas pula perekonomianmu hancur. Perbaikilah, dan jangan jadi penghianat.”

“Pesan itu yang hanya dapatku ingat dari almarhun Haji abdul,” lanjutnya.

Aku pandangi benar-benar bentuk wajahnya yang tak semuda ketika kejadian itu. Ya. Sekarang Suaru Seng sudah dirobohkan, berdirilah masjid megah dihadapkanku. Berkat sikap pemberangnya, keras kepalanya dan teguh pendiriannya akan tidak meninggalkan apa yang sudah ia bangun dan terus mempertahnkannya. Di sini, aku melihat pesan dari hatinya “Aku Titipkan Muhammadiyah Kepadamu.” Tabik

Tags: cerpenCerpen PekalonganKarya SastraNyastrasastrasastra pekalongan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Redaksi

Redaksi

Kotomono media santuy untuk mewadahi kreasi anak bangsa

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

film Journey of the Universe

Doa untuk Semesta

Juni 19, 2022
225
Cerpen Terbaru Negeri Penyemah Kata

Cerpen: Negeri Penyembah Kata

Juni 12, 2022
157
puisi bertema selamat ulang tahun

Puisi: Selamat Ulang Tahun

Juni 5, 2022
159
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
536
Hadi Pranggono dosen unikal

Kegelisahan Pak Hadi Pranggono dalam Sebuah Puisi

November 28, 2021
436
Cerpen Dialog Sepasang Kekasih

Cerpen: Dialog Sepasang Kekasih

November 21, 2021
226
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Perjalanan aespa menemukan Black Mamba di Kwangya

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
3.1k
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
849
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
877
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.2k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.6k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In