• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
Sastra Poshumanistik, Sastra Futuristik

Sastra Poshumanistik, Sastra Futuristik

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
Maret 18, 2021
in ESAI
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Kehidupan sastra masih akan berumur panjang. Manusia tidak bisa lepas dari kisah-kisah yang diceritakan dalam berbagai macam bentuknya. Sekalipun di masa sekarang perkembangan teknologi sudah sedemikian majunya, tetapi ia tidak mampu menggantikan kebutuhan manusia akan kisah-kisah itu. Teknologi pada akhirnya menjadi bagian dari kisah itu sendiri atau menjadi saluran bagi kisah-kisah itu agar tersampaikan kepada khalayak.

Memang, sementara waktu ini, teknologi seolah-olah menyita perhatian banyak orang. Menjadi kebiasaan baru yang ditanggapi secara beragam. Tetapi, harus dicatat pula, bahwa kemunculan teknologi pada hakikatnya juga didorong oleh kisah-kisah. Kemunculan NASA yang merupakan megaproyeknya negeri Paman Sam, diilhami oleh dua novel karya Jules Verne yang mengisahkan perjalanan manusia ke Bulan dan pusat Bumi. Penemuan roket atau liquid-fuelled rocket oleh Robert H. Goddard, juga diinspirasi dari novel karangan H.G. Wells, War of the World (1898). Penemuan teknologi sensor gerak pada perangkat Microsoft Kinnect, juga didahului oleh munculnya film A Space Odyssey karya Stanley Kubricks yang tayang pada 1968. Dan masih banyak lagi lainnya.

Tentu, ini menjadi kabar gembira sekaligus tantangan besar bagi para pegiat sastra, pengkaji sastra, maupun akademisi sastra di negeri ini, wabilkhusus, di kota yang luas areanya hanya 45 kilometer persegi. Entah, apakah masih utuh 45 atau sudah berkurang sekarang ini karena dampak rob yang semakin meluas. Terutama untuk membuktikan bahwa kehadiran sastra di tengah masyarakat sangatlah penting.

Berbicara sastra, tidak melulu soal estetika, etika, dan nilai-nilai moral. Seperti disampaikan Prof. Dr. Suwardi Endraswara, saat hadir dalam Webinar dan Pelantikan Pengurus HISKI Pantura dengan tema Masa Depan Sastra dan Pendidikan Sastra di Era Poshuman yang dituanrumahi oleh Universitas Pekalongan dan Universitas Panca Sakti Tegal, Kamis (18 Maret 2021). Ia juga mengemukakan, membaca sastra mesti dilakukan secara meluas dan berkembang. Tidak hanya mengikuti laju perkembangan zaman, akan tetapi mestinya mampu bergerak lincah menerobos celah-celah zaman.

Inovasi adalah roh bagi sastra. Didukung daya imajinasi yang tidak terkurung oleh kehendak zaman, sastra memiliki potensi besar untuk melesat dan tumbuh mendahului zaman. Pemikiran poshumanistik atau poshumaniologi mestinya dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku sastra, baik guru/dosen, pelajar/mahasiswa, pegiat sastra, dan komunitas sastra untuk lebih berdaya. Sebagaimana dicontohkan pada tokoh Semar yang dikisahkan dalam lakon pewayangan Jawa.

Semar adalah tokoh yang diperankan sebagai sosok linuwih. Dalam istilah kerennya poshuman. Ia memainkan peran yang canggih. Sekalipun memerani sebagai warga biasa (rakyat jelata) tetapi ia mampu memberi petuah kepada para ksatria, para pangeran. Tentu, petuah itu tidak hanya kata-kata melainkan pula didukung dengan kemampuannya di dalam mendayakan semua potensi yang ada pada dirinya dan potensi yang tersebar di alam raya.

Persenggamaan antara potensi diri dengan potensi alam inilah yang akan melahirkan inovasi-inovasi canggih yang memukau. Sebagaimana karya-karya sastra yang futuristik. Ia tidak hadir dalam ruang kosong. Tetapi, ia membaca apa yang ada di alam semesta dan mengandaikan sebuah keniscayaan. Ruang-ruang keniscayaan inilah yang mesti diisi sekarang ini, begitu penegasan Ketua Umum Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI).

Pengisian ruang-ruang keniscayaan ini dapat dilakukan melalui pengembangan kajian-kajian sastra yang diperbarui secara terus menerus. Kajian sastra tidak boleh stag di wilayah yang sudah aus. Agar, terlahir pula karya-karya sastra yang tidak monoton dan terkesan usang.

Ia mencontohkan kajian sastra yang disajikan Katrin Bandel. Kajian ini mengetengahkan tema pokok hubungan sastra dengan pengobatan. Kajian ini sebenarnya sudah lama dilakukan di dunia Barat. Bahkan, sudah muncul pada masa pemikiran Aristoteles. Hingga kini, kajian ini terus berkembang dan menjadi salah satu studi di Fakultas Kedokteran di universitas-universitas Barat sana, tidak hanya di Fakultas Sastra.

Salah satu contoh kasus yang dikemukakan Katrin Bandel dalam kajiannya, adalah novel Lourdes karya novelis Perancis, Zola. Novel ini mencoba mempertentangkan dua pemikiran dalam dunia kedokteran, yaitu pemikiran yang didasari oleh keyakinan religi dan pemikiran modern. Melalui kajian ini, Katrin menemukan jika pada dasarnya kedua pemikiran itu sama-sama membawa pengaruh baik dalam dunia pengobatan. Akan tetapi, keduanya tidak bisa begitu saja dipertemukan dalam tradisi pemikiran Barat yang cenderung sekuler. Justru ketika keduanya dipertemukan akan membuahkan debat panjang tanpa akhir. Di sinilah, Zola kemudian membidik perdebatan itu melalui novel Lourdes.

Bahwa dengan bekal keyakinan, seseorang boleh jadi sembuh dari penyakitnya yang paling parah sekalipun asal ia mampu mendayakan keyakinannya itu untuk mendorong keinginannya sembuh. Sementara, dunia kedokteran, sebagaimana yang dipertentangkan Zola dalam Lourdes, menghendaki langkah-langkah yang ilmiah sebagai pendekatan untuk menemukan bagian mana yang sakit dari tubuh pasien. Diagnosa itulah yang kemudian menjadi dasar bagi seorang dokter untuk melakukan treatment. Tetapi, kekuatan sembuh bukan semata-mata kerja diagnosa maupun keyakinan, melainkan dorongan pribadi dari diri sang pasien. Artinya, dorongan-dorongan “gaib” itulah yang mesti diungkit dari dalam diri sang pasien.

Dalam hal lain, Guru Besar Sastra UNY ini juga memberikan kisi-kisi tentang kemungkinan-kemungkinan arah perkembangan sastra di masa Poshuman. Ia mencoba membawakan pemahaman baru mengenai kajian sastra yang bersenyawa dengan sains. Kajian-kajian sastra boleh jadi berkawin dengan bidang-bidang ilmu lain, seperti Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, dan sebagainya. Bahkan, dalam hal tata ruang dan tata kota, sastra pun sebenarnya memiliki andil yang tidak kalah pentingnya.

Sebuah buku catatan penjelajahan fiksi, Gulliver’s Travels yang terbit 300 tahun mengisahkan sebuah kota yang melayang di udara, di atas sebuah pulau kecil di Asia-Pasifik. Gambaran itu menginspirasi Singapura untuk mengembangkan tata kota negeri singa tersebut. Singapura di masa depan mengapung ditarik oleh balon hidrogen. Perancangan tata kota ini ditujukan untuk menghindari kenaikan permukaan laut oleh perubahan iklim.

Pertanyaannya kini, bagaimana dengan kota Pekalongan yang kini sepertinya mulai kembali bergairah dengan hadirnya anak-anak muda dan komunitas sastra di sejumlah titik? Apakah akan meniru Singapura? Ataukah harus menunggu lahirnya karya sastra futuristik ala Pekalongan yang kelak bisa dimanfaatkan untuk perancangan tata kota di masa depan?

Sepertinya, napas panjang sastra masih akan bertahan. Ia tidak akan mati oleh perubahan zaman. Sebaliknya, sangat mungkin jika karya sastra ikut andil dalam menentukan arah perubahan zaman itu. Disadari atau tidak. Tinggal kini, mau kemana arah perkembangan sastra di Pekalongan ini akan dibawa?

 

Baca Tulisan-tulisan Menarik Ribut Achwandi Lainnya

Tags: futuristikhiskikajian sastraNyastraPekalonganposhumanposhumanistiksarjanasastrasuwardi endraswaraTegalunikalups

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Caranya? Klik disini


Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

cerpen Perempuan di Kereta

Cerpen: Perempuan di Kereta

Desember 19, 2022
183
Puisi untuk Nenek

Ompung

Desember 11, 2022
177
Warmindo Sadjiwo Pekalongan

Warmindo Sadjiwo Jadi Trendsetter Tempat Nongkrong Kekinian

November 28, 2022
251
Puisi tentang kerusakan alam

Tanah Neraka

November 13, 2022
154
surat cinta berbahasa jawa

Layang Kanggo Sekar

Oktober 30, 2022
246
Citayam Fashion Week Kini

Busana Pesta Nelangsa

Oktober 16, 2022
152
Load More

Komentarnya gan


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Gembira Loka Zoo, Taman Rekreasi Satwa Terbesar Di Jogja

Surat Cinta Untuk Starla The Series: Yakin Bikin Penasaran

Kripala Dekso Coffee and Resto, Spot Kuliner Ciamik di Jogja Bagian Barat

Menikmati Tanggal Tua Dengan Sate Kere Khas Solo

Solusi Jitu Ketika TPA Kota Pekalongan Over Kapasitas

Berkat Budaya Wong Batang Ini, Uang Receh Masih Dibutuhkan

5 Macam Love Language Menurut Dr. Grey Chapman, Yuk Kenali!

LAGI RAME HARI INI

Shuntaro Chishiya dalam serial Alice in Borderland

Membedah Karakter Shuntaro Chishiya di Serial Alice in Borderland

Januari 11, 2023
453
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.1k
Sinopsis Dorama Silent (2020)

Dorama Silent (2022): Drama Bagus dengan Premis Menarik, Tapi Nanggung

November 17, 2022
1.5k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
1.7k
Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
773
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
37.6k
Florawisata D’Castello Ciater, Wisata Hits Subang Bak di Negeri Dongeng

Florawisata D’Castello Ciater, Wisata Hits Subang Bak di Negeri Dongeng

Juni 11, 2022
2.6k
Gembira Loka Zoo Jogja

Gembira Loka Zoo, Taman Rekreasi Satwa Terbesar Di Jogja

Januari 29, 2023
146
Review Film 12 Cerita Glen Anggara

Film 12 Cerita Glen Anggara Bukan Soal Romansa, tapi Juga Realita

Agustus 27, 2022
393
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In