• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
Peta-Kelurahan-Krapyak

Peta-Kelurahan-Krapyak-Peka

Sejarah Asal-usul Kelurahan Krapyak Kota Pekalongan

Angga Panji W by Angga Panji W
Januari 3, 2019
in LOCAL WISDOM
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Krapyak adalah salah satu wilayah paling utara dari Kota Pekalongan. Wilayahnya sangat luas hampir seluas wilayah Panjang. Krapyak merupakan kawasan yang unik dan menarik apabila dipelajari.

Struktur masyarakatnya lengkap mulai dari nelayan, petani, pengusaha, buruh dan pegawai, dan ulama ada di sini. Kebudayaan masyarakatnya pun unik karena khas hingga membedakannya dengan wilayah lain walaupun berdekatan.

Tidak seperti daerah sekitar pantai dan pelabuhan yang biasanya diselimuti dengan budaya minum-minuman keras atau mabuk-mabukan. Akan tetapi di wilayah Krapyak justru sebaliknya. Wilayah ini dikenal sangat kuat menjalankan ajaran Islam.

Asal usul pemberian nama Krapyak

Ada beberapa versi yang menyebutkan tentang sejarah asal-usul kelurahan Krapyak ini. Secara etimologi krapyak memiliki arti kandang menjangan atau apabila pengertiannya lebih luas dapat diartikan sebagai tempat yang banyak menjangan atau kijang.

Hal ini sangat memungkinkan karena ada banyak cerita yang menyebutkan bahwa di masa lalu daerah ini merupakan hutan yang lebat. Krapyak tidak hanya ada di Pekalongan. Di Semarang desa Krapyak dulu adalah daerah sabana yang banyak dengan menjangan.

Wilayah ini pun dimasa lalu langsung berbatasan dengan laut. Di Yogyakarta juga ada kampung yang bernama sama. Diceritakan bahwa dulu di Krapyak inilah Sultan Hanyokrowati, ayah dari Sultan Agung Hanyokrokusumo tewas pada waktu berburu karena tertusuk oleh tanduk menjangan yang terkena panahnya.

Peta-Kelurahan-Krapyak
Peta-Kelurahan-Krapyak-Pekalongan

Di era Kasultanan setelah Mataram dipecah menjadi dua melalui perjanjian Giyanti, Krapyak dikaitkan dengan wilayah garis lurus atau sumbu spiritual yaitu gunung merapi, tugu putih, keraton, panggung krapyak dan laut selatan. Di wilayah Krapyak di Yogyakarta lingkungan masyarakatnya sangat agamis di masa lalu karena ada pondok pesantren yang besar.

Oleh Keraton dibangun panggung Krapyak yang merupakan tempat sarana bertemunya antara penguasa keraton dengan laut penguasa laut selatan, Sangat tidak menutup kemungkinan bahwa pemberian istilah Krapyak di Pekalongan adalah upaya menyamai unsur spiritual tersebut dengan garis lurus laut utara, Krapyak, kabupaten dan ke selatan di Petung Kriyono atau gunung Prau sebagai daerah mata air sungai Kupang.

Salah satu yang menguatkan adalah adanya kampung Setembok yang menjadi perujuk adanya bangunan tembok dimasa yang lalu.

BACA JUGA: Sejarah Jembatan Batu Desa Lolong

Versi lain menyebutkan bahwa “Krapyak” berasal dari suara deru ombak air laut di pesisir laut utara. Bunyi “Krupyakkrupyak” air laut sehingga daerah di dekat laut tersebut dinamakan Desa Krapyak.

Menurut cerita seorang sesepuh Desa Krapyak yang berusia 60 tahun, Ibu Alifah (Tammimsyafii, 2014) mengisahkan bahwa nama “Krapyak” asal muasalnya dari air hujan yang turun begitu deras dan membanjiri daerah tersebut. Saat itu belum ada lantai atau keramik seperti sekarang, yang ada hanyalah alas rumah dari tanah. Ketika warga berjalan di genangan air banjir, timbullah bunyi “Krupyuk-Krupyuk”. Sebab itulah kemudian daerah itu dinamakan “Krapyak”.

Sumber lain menyebutkan bahwa desa “Krapyak” berasal dari kata “Krap” atau dalam bahasa Jawa “Kerep” artinya sering dan “Pyak” yang diartikan sebagian warga “bersatu”. Apabila digabungkan secara harfiah berarti “sering bersatu”. Penamaan ini bersumber dari cerita setempat yang mengkisahkan tentang awal daerah desa Krapyak ini dibuka.

Kearifan Lokal Krapyak Pekalongan

Konon dahulu kala Raja Mataram memerintahkan seorang ulama sakti untuk membuka daerah di pesisir pantai utara. Ulama sakti tersebut bernama Mbah Abdul Filis. Terdapat kerajaan jin di daerah pesisir tersebut sehingga sulit bagi Mbah Abdul Filis untuk membuka daerah tersebut sendirian.

Mbah Abdul Filis lalu meminta mengumpulkan bantuan dari beberapa ulama sakti lainnya yaitu Mbah Losari, Mbah Jatruno, Mbah Rachmadi, dan Mbah Banyu Tawa guna membuka daerah tersebut.

BACA JUGA: Sejarah Desa Karangdowo – Kabupaten Pekalongan

Kelima orang tersebut bersama-sama berdoa dan meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa agar mereka dapat membuka daerah pesisir utara itu. Atas usaha doa mereka, raja jin dan jin-jin lainnya menyerah sehingga daerah tersebut berhasil dibuka.

Makam-Mbah-Abdul-Filis-Krapyak Pekalongan
Makam Mbah Abdul Filis Krapyak Pekalongan

Keberhasilan bersama kelima ulama inilah yang menjadi dasar penamaan Krapyak yaitu “Krap” dan “Pyak” yaitu “sering bersatu” karena berkat persatuan dan kebersamaan merekalah daerah pesisir utara tersebut berhasil dibuka dan dihuni manusia.

Raja Mataram memberikan hadiah berupa sebidang tanah perdikan (bebas pajak) atas keberhasilan Mbah Abdul Filis membuka daerah tersebut. Tanah tersebut kini dikenal dengan daerah “Sembawan”.

Mbah Abdul Filis juga dipercaya Raja untuk memimpin desa Krapyak. Kepemimpinan Mbah Abdul Filis yang cerdas, adil, dan bijaksana membuahkan hasil. Wilayah desa Krapyak bertambah luas sehingga beliau memutuskan bahwa sebaiknya desa Krapyak dibagi menjadi dua Krapyak Lor (utara) dan Krapyak Kidul (selatan). Desa Krapyak Lor merupakan daerah yang cenderung lebih dekat ke lautan.

Krapyak memiliki tradisi unik yaitu syawalan. Yakni perayaan setelah Hari Raya Idul Fitri dengan digelar acara Pemotongan Lopis Rakyasa dan warga melaksanakan Open House. Selengkapnya bisa sedulur baca di Sejarah Tradisi Lopis Raksasa Kota Pekalongan

Terkandung makna filosofi dari makanan lopis ini. Lopis ini dibuat dari bahan dasar ketan yang mana setelah matang makanan ini meskipun awalnya berupa butiranbutiran ketan setelah dimasak sampai matang akan saling rekat satu sama lain.

Artikel Terkait

Candi Badut, Candi Tertua Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan

Peran PKI Dalam Peristiwa Tiga Daerah Karesidenan Pekalongan

Menilik Rekam Jejak Situs Punden Mbah Singo Joyo di Kampung Made, Surabaya

Hal ini menggambarkan harapan akan persatuan dan kesatuan dari warga desa Krapyak. Lopis dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Pohon pisang tidak akan mati sebelum meninggalkan buah dan tunas. Dapat diartikan bahwa para sesepuh tidak akan pergi sebelum meninggalkan jasa atau memiliki generasi yang mampu menjadi penerus para sesepuh.

Peta-Kelurahan-Krapyak Pekalongan
Peta-Kelurahan-Krapyak-Pekalongan

Garis benang nilai filosofi dari lopis adalah harapan akan kesatuan, persatuan, kebersamaan, dan keberlangsungan warga desa Krapyak yang tidak dapat dinilai dengan materi. Krapyak memiliki suatu legenda unik yang mengajarkan akan nilai luhur sebuah kejujuran yakni lebenda Mbah Wayah.

Legenda ini sebenarnya merupakan suatu tradisi yang terjadi di sebuah makam yang diyakini merupakan makam dari seorang ulama yang perilakunya sangat baik sehingga sangat dihromati di masa hidupnya.

Berbagai cerita mengatakan bahwa beliau adalah orang yang sering menolong sak wayah-wayah (sewaktu-waktu) pada saat ada orang yang meminta pertolongan. Kebaikan dan kerendahan hatinya sesuai dengan perilaku dan ucapannya. Beliau dikenal sangat jujur.

Setelah meninggal makamnya sering dipergunakan untuk mengucapkan sumpah. Apabila orang yang bersumpah adalah orang yang benar, maka tidak akan terjadi apa-apa, akan tetapi apabila yang bersumpah adalah penipu atau orang mengada-ada maka akan terjadi malapetaka baginya. Malapetaka yang dialami tersebut adalah sesuai yang diucapkan dalam sumpahnya.

BACA JUGA: Asal-usul Nama Petungkriyono dan Peninggalan yang ada

Krapyak juga dikenal sebagai sentra produksi Batik. Salah satu motif yang sangat terkenal adalah Batik Jlamprang. Motif Batik Jlamprang diyakini sebagai motif batik asli Pekalongan. Motif ini lahir dari pengrajin batik keturunan Arab yang beragama Islam.

Adanya larangan dalam Islam menggambar binatang maupun manusia, mendorong pengrajin Batik Pekalongan menciptakan motif hias geometris. Motif Jlamprang menurut peneliti ini termasuk motif nitik dan tergolong sebagai ragam hias geometris. Oleh karena itulah jalan utama di wilayah Krapyak diberi nama Batik Jlamprang.

Kini secara administrasi tidak ada lagi kelurahan Krapyak Lor dan Krapyak Kidul karena telah dilebur menjadi kelurahan Krapyak namun tidak ada salahnya bila kita mengulik kisah keberadaannya sebagai pengetahuan. dan Pada postingan selanjutnya akan kita bahas lebih dalam lagi mengenai Sejarah-sejarah dan asal-usul di Kelurahan Krapyak ini.

 

Sumber : Amiroh, SE, Bagus Rachman, Karto Susilo, Agung Tjahjana – Mengungkap Asal-Usul Nama Kelurahan di Kota Pekalongan – KPAD Kota Pekalongan

Tags: Cerita Sejarah PekalonganPekalonganPekalongan Info
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Angga Panji W

Angga Panji W

Kadang netizen, kadang content writer, kadang ngopini | Pendiri Media Alternatif Kotomono.co

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Muka depan Candi Badut Malang

Candi Badut, Candi Tertua Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan

Mei 4, 2023
156
Peristiwa Tiga Daerah di Karesidenan Pekalongan

Peran PKI Dalam Peristiwa Tiga Daerah Karesidenan Pekalongan

April 28, 2023
163
Area Peletakan Dupa dan Sesajen di Kawasan Punden Mbah Singo Joyo

Menilik Rekam Jejak Situs Punden Mbah Singo Joyo di Kampung Made, Surabaya

April 19, 2023
182
Makna Ogoh-ogoh dalam Kebudayaan Bali

Mengenal Lebih Dekat Ritual Ogoh-Ogoh Bali dan Atraksi Menariknya

Maret 21, 2023
170
Falsafah Sendaren pada layangan dan pertanian

Falsafah Sendaren: Bunyi Keramahan dan Ikhtiarnya

Februari 4, 2023
169
Candi Cangkuang

Mengenal Candi dan Situs Kuno di Daerah Jawa Barat

Januari 25, 2023
300
Load More
Next Post
Banjir Rob Pekalongan

Banjir Rob & Tenggelamnya Pekalongan 34 cm per Tahun

Arung Jeram Lolong Adventure

Wisata Arung Jeram Rafting Lolong Adventure Pekalongan

Peta Kelurahan Krapyak Kidul

Sejarah Dan Asal-usul Nama Tempat di Krapyak Kidul

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Rei IVE: Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu

Review Film Susi Susanti: Love All (2019)

Ngerinya Kecelakaan Maut Kereta di India: 288 Tewas, 900 Luka-luka

8 Couple Drakor Awal 2023 yang Sukses Bikin Gemes Penonton

Honda Giorno, Skutik Retro ala Vespa Berharga Rp17 Jutaan

11 Wisata Kembanglangit Park Batang, One Stop Destinasi Kekinian!

Arti dan Keutamaan Ayat Kursi (Surat Al Baqarah ayat 255)

LAGI RAME HARI INI

Speksifikasi New Honda Beat 150cc

New Honda Beat 150cc: Semua yang Perlu Kamu Tahu

Maret 7, 2023
913
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
7.5k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
1.1k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
6.7k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
3.7k
wowpacalan paninggaran

Yang Baru di Pekalongan Nih, Obyek Wisata Wow Pacalan Paninggaran

Desember 27, 2022
1.9k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
1.6k
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2023

Juni 16, 2022
4.3k
Hidden Gem Batang - The Gege Fun

Cafe Hits Batang Terbaru Nih, The Gege Fun yang Worth It Banget!

Maret 22, 2023
695
Area Glamping Bobocabin Cikole Lembang

Bobocabin Cikole: Penginapan Full Facility Dengan Nuansa Alam Terbuka

Maret 4, 2023
525
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In