KOTOMONO.CO – Satu bangunan tua yang terletak di depan Polsek Kedungwuni ini sangat menarik perhatian bagi orang-orang yang lewat didepannya. Bangunan tua tak terurus ini merupakan salah satu asrama dan klinik untuk anggota Brimob (Brigade mobil) Kedungwuni. Ternyata bangunan asrama brimob kedungwuni ini dahulunya merupakan Rumah dari Taipan kaya pengusaha es batu di Kedungwuni yang bernama Hoo Tjien Siong.
Lantas bagaimana bisa sampai menjadi Asrama Brimob ?
Antara maret 1943 sampai Desember 1944 Jepang yang hampir kalah perang dari Sekutu banyak membentuk organisasi semi militer dan para militer sebagai salah satu cara memperoleh dukungan secara militer dari negara-negara jajahannya. Salah satunya adalah Tokebetsu Kaisatsu Tai yang dibentuk pada April 1944.
Kemudian pasca kekalahan Jepang dari Sekutu organisasi itu kemudian dikenal dengan nama Polisi Istimewa dan pada Pertempuran 5 Hari di Semarang (15-19 Oktober 1945) Korp Polisi Istimewa banyak terlibat pertempuran dengan Jepang. Polisi Istimewa kemudian berubah nama menjadi Mobil Brigade (Mobrig) pada 14 November 1946 dan mulai 14 November 1961 Mobrig berganti nama menjadi Brimob (Brigade Mobil) hingga sekarang.
Baca juga : Sejarah Gedung Pendopo Pekalongan
Pada awal pembentukannya oleh Jepang, kesatuan pengaman ini dibentuk di tiap Karesidenan dengan kekuatan 1 kompi (60-200 orang). Tidak heran kalau di Pekalongan yang juga merupakan salah satu Karesidenan di Jawa Tengah terdapat Satuan Brimob. Sejak 1951 datuan tersebut bermarkas di Kalibanger dengan Komisaris polisi (Kompol) Bambang Soeprapto sebagai komandan pertamanya.
Pada operasi penumpasan DI/TII Kompol Bambang Soeprapto tertangkap dan dibunuh secara keji. Pada perkembangannya untuk pemerataan kekuatan sebagian anggota yang ada di Kalibanger dipindahkan ke Kedungwuni. Markas Brimob di Kedungwuni awalnya milik Taipan kaya Hoo Tjien Siong.
Hoo Tjien Siong ini adalah seorang taipan yang berdomisili di kedungwuni dan mempunyai pabrik es batu dan limun di kaso (sekarang menjadi Doro). Sisa-sisa kemegahan bangunannya masih dapat dirasakan,begitu besar, great architecture pada masanya.
Bangunan rumah bergaya eropa ini terdiri dari dua bangunan utama, bangunan induk sudah rusak, dan digunakan sebagai sarang burung walet, sementara bangunan lain digunakan sebagai klinik, dan rumah beberapa personil polisi.
Baca juga : Sejarah Brug Lengkung Karangdowo Pekalongan
Hoo Tjien Siong meninggal pada 1930 dan Istri Hoo Tjien Siong kemudian meninggal pada 1937. Pasca kematian keduanya, rumah yang semula dipenuhi puluhan pembantu itu praktis kosong karena semua anaknya pindah domisili di kota-kota besar seperti Jakarta, Jogja, Semarang bahkan Nedherland. Karena itulah sejak 1951 komplek rumah megah seluas setengah hektar terebut ditempati oleh Korp Brimob.
Bila kamu pergi menuju Petungkriyono lewat Doro, maka kamu akan menjumpai sebuah komplek makam yang cukup megah lengkap dengan pagar yang mengelilingi seperti bangunan Makam wali tepat dipinggir jalan. Itulah letak makam dari tuan Hoo Tjien Siong atau dikenal dengan Makam Zing Zong Doro. Kamu bisa membacanya tersendiri tentang Riwayat Komplek Makam Zing Zong (Hoo Tjien Siong) Doro ini.
Kondisi fisik bangunan utama rumah Hoo Tjien Siong yang sebagian menjadi asrama dan klinik Brimob Kedungwuni ini sangat tidak terawat. Hanya di sisi samping dan belakang bangunan yang sampai sekarang difungsikan setelah hasil rehab atau renovasi bangunan lama. Secara gambaran umum, bangunan ini memang memunyai cirikhas sebagai bangunan bergaya arsitektur Belanda. Ada ornamen berupa patung singa yang ada sisi depan bangunan. Sebenarnya, bangunan ini didominasi oleh warna putih, baik cat temboknya maupun ruangan-ruangan yang ada. Namun lantaran tidak terawat, maka warna menjadi pudar kecoklatan / kehitaman.

Satu hal yang menarik terkait asrama brimob kedungwuni ini ialah pada tahun 1956 ketika istri seorang anggota ada yang hendak melahirkan dan kesulitan mencari fasilitas medis yang saat itu cuma ada di kota dan kesulitan mencari alat transportasi. Korp kemudian sepakat merintis berdirinya Yayasan yang bergerak di bidang kesehatan dan membawahi Klinik Bersalin serta Balai Pengobatan yang kemudian diberi nama Balai Pengobatan Yayasan Kompol Bambang Soeprapto untuk menghormati jasa-jasa Kompol Bambang Soeprapto. Berkiatan dengan Balai Pengobatan tersebut sampai sekarang masih ada meski tidak seramai dulu.
Baca juga : Sejarah Brug Lengkung Karangdowo Pekalongan
Demikianlah secuil cerita mengenai Sejarah Gedung Asrama Brimob Kedungwuni yang dahulu merupakan rumah mewah milik pengusaha Hoo Tjien Siong.
Referensi :
1. FB Nico Avata
2. Sisikmelik Kab. Pekalongan