KOTOMONO.CO – Jika anda pernah berwisata ke sungai sengkarang desa Lolong, maka anda akan dibuat takjub dengan adanya Jembatan Melengkung diatas sungai. Jembatan Melengkung ini terletak di Desa Lolong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah
Jembatan tersebut merupakan ikon kebanggaan bagi masyarakat desa Lolong. Ketika Festival Durian digelar banyak pengunjung yang menggunakan jembatan itu sebagai latar belakang untuk mengambil foto mereka.
Namun dibalik keindahan dan eksotismenya, ternyata Jembatan batu Lolong bukan hanya menjadi tujuan wisata namun juga menyimpan banyak sekali misteri dan sejarah.

Menurut cerita dari para orang tua disana, Jembatan Lolong yang panjangnya kurang lebih 40m dan lebar 3m itu dibangun sekitar tahun 1912 oleh tenaga-tenaga manusia yang diambil paksa oleh penjajah Belanda dari warga desa Lolong. Selain itu, di tempat ini sering digunakan oleh kompeni untuk mengeksekusi para pejuang kemerdekaan di Pekalongan.
Cerita yang paling populer di masyarakat adalah ketika Kepala Desa Lolong yang pertama yaitu Madrawi digantung dan ditembak mati di Jembatan batu tersebut. Menurut cerita, mayatnya tidak di makamkan melainkan dihanyutkan oleh Belanda untuk menebar teror kepada para pejuang kita.
Penjajah Belanda kemudian memaksa warga mengakat bebatuan dan bekerja membangun jembatan dari batu untuk memudahkan membawa hasil bumi dari Desa Lolong. Saat agresi militer Belanda tahun 1947-1949 pusat pemerintahan Pekalongan (waktu itu masih menyatu antara Kota dan Kabupaten Pekalongan) di pindah dari Alun-alun Kauman (sekarang Kota Pekalongan) ke pegunungan Lebakbarang. Satu -satunya jalan setapak yang bisa dilalui menuju ke sana ya melalui jembatan lengkung tersebut.
Baca juga : Sejarah Monumen Juang Lebakbarang
Di jembatan itu pula pada masa itu menjadi pusat pertempuran dan benteng terakhir para pejuang pekalongan. Sebab Lolong adalah perbatasan langsung dengan Lebakbarang.
Tidak jauh dari tempat itu, terdapat Dusun Karanganjing yang menjadi tempat pembuangan mayat para pejuang yang gugur di medan perang. Sebagian besar pejuang Pekalongan yang sekarang masih hidup, pasti tahu pertempuran di bawah Jembatan Lolong.
Jembatan Lolong itu telah menjadi situs sejarah dan banyak menyimpan cerita. Salah satunya adalah keyakinan kalau ada gadis yang mandi pada Jumat Kliwon di sekitar Jembatan Gantung, tepatnya di antara pertemuan Sungai Sengkarang dan Wisnu, maka dia akan cepat mendapat jodoh.
Tidak heran jika dulu banyak gadis yang mandi bersama saat Jumat Kliwon. Sekarang situasinya sudah berubah, karena persoalan etika maka tidak banyak lagi perempuan lajang yang melakukan ritual tersebut.
Baca juga : Wisata Alam Rafting Lolong Kabupaten Pekalongan
Melihat kekayaan dan nilai sejarah yang begitu tinggi dan potensi wisata di sekitar jembatan Lolong. Berharap agar semua pihak ikut menjaga dan melestarikan Bangunan Jembatan Batu Lolong dan kearifan lokal yang ada.
Salam Cinta Pekalongan
Penulis : Angga
Sumber : zeptahabib
*Ingin jalan-jalan atau berwisata di Pekalongan? Kami siap mengantar anda menjelajahi wisata alam Pekalongan yang asri. More Info klik disini
komentarnya gan