Kotomono.co – Dibawah kepemimpinan Big Rom (Roman Abramovich), Chelsea menjadi salah satu club yang di takuti serta di segani di Ingris bahkan Eropa. Dengan gaya kepemimpinan yang jor-joran serta loyal terhadap club, ia menjadi pujaan hati bagi para The Blues di seluruh dunia.
Lewat tangan dingin Big Rom, Chelsea kembali menjelma menjadi top klub secara instan. Padahal dahulu, club ini hanyalah club medioker dengan sedikit pemain bintang. Setelah di akuisisi oleh Roman Abramovich, club bemanuver secara drastis dengan cara membeli pemain bintang serta matang akan pengalaman.
Bukan hanya itu, ia juga membeli manager ternama untuk menjadikan club ini semakin haus akan gelar juara. Lambat laun dengan waktu yang singkat, Chelsea terkenal serta ditakuti oleh club-club besar lainnya. Demi menjaga kesetabilan team di papan atas, Big Rom juga tidak segan untuk mendepak manager ketika tim bermain buruk walaupun hanya jangka beberapa minggu maupun musim saja. Para pemain juga tak segan di dupak apabila tidak memberikan kontribusi dalam tim walaupun pemain tersebut berlabel bintang. Dengan begitu Roman Abramovich menjadikan Chelsea selalu bertengkreng di papan atas.
BACA JUGA: Belajar Ekspektasi Tidak Selalu Sesuai Dengan Realita Dari Fans Sepakbola
Akan tetapi semuanya berubah ketika Chelsea di akuisisi oleh Todd Boehly. Seolah kehilangan jati dirinya, klub London biru ini kembali ke setelan pabrik berlabel “medioker”. Musim ini saja Chelsea masih bertengker di peringkat 12 klasemen Premier League setelah menelan 2 kekalahan dari 4 laga sebelumnya. Chelsea kalah dengan Westham United 3-1 serta Nottingham Forest 1-0 yang menjadi pukulan telak bagi Maurichio Pocchetino.
Pada kompetisi FA Cup saja Chelsea kesulitan saat menjamu AFC Wimbledon (kasta 2 liga inggris) dengan kemenangan 2-1. Seharusnya bisa lebih dari itu. Trend negatif ini tak lepas dari kebijakan owner club yakni Todd Boehly dalam membangun teamnya. Saya rasa ia melakukan beberapa blunder fatal yang dibuat setelah sepeninggal dari Big Rom.
Transfer Pemain Terkesan Asal-Asalan
Ini menjadi hal yang sangat fatal ketika seorang owner club tidak begitu tahu perihal sepak bola. Transfer pemain dapat dikatakan asal-asalan ketika Chelsea mendatangkan banyak sekali para pemain muda serta membuang pemain bintang mereka yang kaya akan pengalaman. Bahkan beberapa pemain bintang mereka ada yang dibuang ke rival seperti Mason Mount ke Manchester United serta Kai Havertz ke Arsenal. Tentu ini menjadi hal yang konyol. Chelsea seperti tidak mempedulikan transfer ke rival padahal hal tersebut berpotensi menambah kuat rival mereka.
BACA JUGA: Agar Liga Lancar, Aparat Keamanan dan Angin juga Harus Disuruh Tertib, Pak Erick!
Pemain yang datang pula bukan pemain yang berkualitas. Kebanyakan hanyalah pemain potensial yang berumur muda seperti Nicolas Jackson (Villareal), Nkunku (RB Leipzig), Mudryk (Shakhtar Donetsk) dan masih banyak yang lainnya. Mereka bahkan belum teruji di liga inggris yang memiliki atmosfer berbeda dari liga lain. Premier League sendiri terkenal dengan bola cepat serta liga yang keras di dunia. Mestilah dibutuhkan pemain yang bermental baja serta fisik kuat dalam mengarunginya. Para pemain baru belum menjawab hal tersebut, bahkan terkesan banyak yang flop.
Perombakan Skuad yang Ugal-ugalan
Todd Boehly juga melakukan manuver yang lain yakni ketika ia memutuskan untuk merombak total skuad yang telah dimiliki. Management Chelsea menendang banyak pemain inti serta berpengalaman musim lalu seperti Ngolo Kante, Mateo Kovacic, Mason Mount, dan masih banyak yang lain. Padahal mereka skuad inti musim lalu ketika Chelsea memenangkan gelar Champions League kedua kalinya.
Para pengamat sepak bola menyayangkan hal itu karena kedalaman serta komposisi skuad akan terganggu. Alangkah bijaknya apabila merombak skuad secara bertahap agar Chemistry lebih antara pemain baru dengan pemain lama. Namun, sang owner memutuskan untuk merombak total kedalaman skuad mereka di segala posisi. Hal itu membutuhkan proses yang lama tergantung konsistensi para pemain. Perombakan total juga berpengaruh dengan komposisi skuad di dalamnya. Saya rasa kompisisi skuad di segala sisi berasa jomplang dikarenakan minimnya pemain yang matang serta berpengalaman.
Investasi Bodong Kepada Para Pemain
Todd Boehly juga melakukan inovasi baru dengan cara investasi terhadapa para pemainnya. Lantas ia membeli banyak para pemain muda berbakat serta potensial untuk mengisi kedalaman skuad. Bahkan ada beberapa pemain muda dengan harga yang di luar nalar seperti halnya Mudryk, Enzo, serta Caicedo. Padahal mereka belum terbukti bagus akan tetapi merogoh gocek yang sangat dalam.
BACA JUGA: Kebetulan-kebetulan yang Terjadi di Piala Dunia FIFA
Tentu ini menjadi investasi bodong apabila pemain-pemain mahal tersebut tidak memenuhi ekspektasi. Para fans berharap lebih terhadap mereka dikarenakan biaya besarnya tersebut. Tentu ini menjadi beban tersendiri bagi para pemain berlabel harga gila tersebut. Memang banyak pemain dikontrak dengan jangka waktu lama. Akan tetapi, ini bisa menjadi bom waktu apabila pemain sering underperform serta tidak nyetel dengan sistem permainan manager.

Percaya Proses, Meski Pahit
Slogan tersebut memang sering di dendangkan oleh Sang owner bahwa ia akan percaya penuh dengan manager serta pemain yang membutuhkan banyak waktu. Tentu ini menjadi hal yang wajar. Memang dalam sepak bola percaya proses itu penting dengan syarat menunjukkan progress yang signifikan. Chelsea sekarang nampak sekali belum menunjukkan progres yang signifikan di bawah tangan dingin Maurichio Pochettino.
Di tambah The Blues sudah geram dengan manager tersebut yang di kenal dengan pelatih medioker tanpa memenangkan sekalipun piala bergengsi. Ini menjadi keresahan tersendiri dengan slogan “percaya proses” dari Todd Boehly. Mereka berpendapat bahwa Chelsea di bawah owner asal Amerika itu, akan dijadikan club medioker serta ladang bisnis saja. Bukan penantang gelar. Percaya proses ialah angan-angan saja melihat kondisi Chelsea saat ini.
Komentarnya gan