KOTOMONO.CO – Kondisi geografis dari Provinsi Jawa Barat yang beraneka ragam ini rupanya menjadi saksi bisu peristiwa prasejarah di masa lampau. Bagi sebagian orang, jejak-jejak peristiwa purbakala itu memberikan daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata dan menarik untuk dikunjungi. Bahkan bangunan peninggalan zaman megalitikum di Jawa Barat ini masih menjadi misteri dan berhasil menarik ribuan peneliti baik dari dalam maupun luar negeri.
Daerah Jawa Barat memiliki banyak sekali tempat pariwisata yang tak pernah sepi dikunjungi wisatawan baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu objek wisata yang sering dikunjungi yaitu candi dan prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan nusantaran pada zaman dahulu.
Situs dan Candi Kuno Jawa Barat
Selain dinilai dari keindahannya, peninggalan-peninggalan tersebut memiliki nilai kesejarahaan tersendiri. Di bawah ini merupakan candi dan prasasti yang ditemukan di Jawa Barat. Mari mengenal mereka satu per satu.
1. Candi Cibuaya
Candi Cibuaya merupakan candi yang berada di Dusun Pajaten Desa Cibuaya Kecamatan Cibuayan Kebupaten Karawang. Candi ini berada di tengah-tengah pesawahan yang berketinggian 2-3 mdpl dan jaraknya 6 km dari pesisir pantai. Candi ini mempunyai dua bangunan, yang pertama yaitu dinamakan Lemah Duhur Lanang dan yang kedua yaitu Lemah Duwur Wadon.
Candi Lemah Duwur Lanang sekarang berbentuk persegi dengan ukuran 9 x 9,6 meter, serta dilengkapi dengan tangga di sebelah barat daya. Sedangkan bangunan Candi Lemah Duhur Wadon mempunyai bentuk persegi dengan ukuran 3,5 x 3,5 meter yang dibuat dengan batu bata.
2. Arca Wisnu Cibuaya I
Arca Wisnu Cibuaya I ditemukan oleh Alm. Bapak Warsinah saat menggali sumur di daerah Kecamatan Pedes pada tahun 1951. Arca ini terlihat seperti sikap berdiri (samapada-sthanaka), yang mempunyai tinggi 63 cm. Dilihat dari hiasannya, patung ini sudah ada sejak abad ke-8 atau ke-9 Masehi. Saat ini, patung ini dipajang di Museum Nasional Jakarta.
3. Arca Wisnu Cibuaya II
Patung Wisnu Cibuaya II diserahkan oleh Bapa Saryu kepada Dinas Purbakala Republik Indonesia pada tahun 1957. Arca mempunyai bentuk menyerupai posisi berdiri, tingginya 48 cm dan memiliki 4 lengan. Bahan yang digunakan untuk membuat patung ini adalah batu hitam yang dipoles. Batu itu menandakan bahwa patung ini sudah ada sejak abad ke-9 Masehi. Sama seperti Arca Wisnu Cibuaya I, kini arca ini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
4. Situs Purbakala Cipari
Situs Cipari merupakan salah satu situs zaman megalitik yang terletak di Desa Cipari, Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Situs ini terletak di kaki Gunung Ciremai yang berjarak sekitar 4 km dari Kota Kuningan. Situs Purbakala Cipari berada di ketinggian 661 dan memiliki luas 7000 m2
Situs Purbakala Cipari ditemukan pada tahun 1972, dan termasuk situs yang memiliki informasi yang lengkap, serta dapat mencerminkan kehidupan masyarakat pada masa itu. Hal ini ditandai dengan ditemukannya peralatan dapur, gerabah, artefak perunggu, 3 buah peti batu, sebuah menhir, sebuah meja batu, dan adanya berkas pondasi bangunan di situs ini. Selain itu, ada juga lapangan berbentuk bulat berdiameter 6 meter yang dibatasi oleh sirap batu dan di tengahnya terdapat batu. Gelang Batu Temu merupakan tempat diadakannya upacara yang berhubungan dengan leluhur, dan fungsinya sebagai tempat untuk bernegosiasi.
5. Candi Cangkuang
Candi Cangkuang merupakan candi yang terletak di Kampung Pulo, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Di sebelah pura ini terdapat makam Dalem Arief Muhammad yang merupakan salah satu tokoh Islam terkenal dan nenek moyang warga Kampung Pulo. Di sebelah timur candi ini terdapat Situ Cangkuang dan di sisi utara terdapat pesawahan yang luas.
Candi Cangkuang ditemukan pada tahun 1966 oleh Harsoyo dan Uka Tjandrasasita. Bangunan Candi Cangkuang saat ini dapat merupakan hasil renovasi yang telah diresmikan pada tahun 1978. Candi ini memiliki tanah berbentuk bujur sangkar berukuran 4,7 x 4,7 meter dan memiliki tinggi 30 meter. Kaki bangunan beralas lipatan padma, lipatan kumuda, dan lipatan bujur sangkar dengan ukuran 4,5 x 4,5 meter dan tinggi 1,37 meter.
Di sisi timur terdapat tempat tangga dengan panjang 1,5 meter dan lebar 1,26 meter. Tubuh bangunan candi berukuran 4,22 meter x 4,22 meter persegi dan tinggi 2,49 meter. Di sisi timur terdapat gapura dengan ketinggian 1,56 meter. Pada sisa bangunan candi terdapat sebuah arca yang posisinya berada di atas padmasana ganda. Di depan kaki kirinya terdapat kepala sapi (nandi), karena adanya nandi ini, para ahli mengira arca ini adalah Arca Siwa.
6. Candi Ronggeng
Candi Ronggeng terletak di Desa Sukawening, Desa Sukajaya, Kabupaten Ciamis. Candi Ronggéng dibangun di dataran subur di Sungai Citanduy. Situs Candi Ronggéng berada di ketinggian 34 meter di atas permukaan laut.
Candi ini ditemukan pada tahun 1977 melalui survei yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Pada saat penelitian, hal-hal yang ditemukan adalah Arca Nandi dan batu berbentuk kenong (gong kecil). Salah satu keunikan Candi Ronggén adalah arca Siwa yang tidak diwakili oleh sapi jantan melainkan sapi betina. Keberadaan Arca Nandi ini menunjukkan bahwa Candi Ronggén merupakan candi Hindu yang berkerabat dengan Kerajaan Galuh (abad ke-7 sampai ke-16 M).
7. Situs Karangkamulyan
Situs Karangkamulyan merupakan situs purbakala yang memiliki nilai sejarah dan merupakan situs arkeologi yang terletak di Desa Karangmulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Situs ini merupakan peninggalan dari zaman kerajaan Galuh yang bercorak Hindu-Buddha.
Situs Karangkamulyan berada di kawasan hutan lindung di antara sungai Cimuntur dan Citanduy. Lahan yang dipagari berbentuk persegi dengan tumpukan batu alam. Bagian tengah terdapat menhir, batu berbentuk lonjong pipih, dolmen, dan batu-batu kecil yang bertumpuk. Di sekitar batu ditemukan arca, ganesha, yoni yang terbelah, dan punden yang sudah rusak. Di sekitar lahan ini juga terdapat tanah datar yang biasa digunakan sebagai tempat beternak ayam.
BACA JUGA: Sapu Lidi – Dari Falsafah, Penolak Bala, Penolak Hujan, Hingga Cerita Rakyatnya
Di Situs Karangkamulyan juga terdapat 9 benda purbakala, yaitu Batu Pangkalikan, Panyabungan Hayam, Sanghyang Bedil, Lambang Pemujaan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan dan tumpukan batu Sri Begawat Pohaci. Luas tanah Batu Pangkalikan 25 meter persegi dan pagar batu setinggi 60 cm dan lebar 80 cm.
8. Situs Batu Kalde
Situs Batu Kalde adalah struktur bangunan Hindu yang terletak di daerah Pananjung, Kabupaten Pangandaran. Situs Batu Kaldé merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Galuh dari abad ke 8 hingga abad ke 14. Di situs ini ditemukan berbagai bongkahan batu baik yang terkubur di dalam tanah maupun yang berserakan di atas tanah. Menurut hasil pengamatan, bongkahan batu tersebut telah mengalami abrasi air laut karena sering tertutup air saat air laut sedang pasang.
Situs Batu Kalde terletak di semenanjung yang berbentuk seperti tangan manusia dengan luas 530 hektar. Hasil penggalian tahun 2016 dan 2017 menunjukkan hasil Situs Batu Kaldé yang merupakan struktur bekas candi yang memiliki teras persegi panjang berukuran 46 meter x 49,5 meter. Bangunan keagamaan utama di candi ini berbentuk bujur sangkar berukuran 12 x 12 meter.
Hal yang menarik dari situs ini adalah di antara batu-batu tersebut terdapat yoni yang bagian atasnya pecah, Arca Nandi, dan di bagian atasnya terdapat piring yang berbentuk bulat dan cembung, serta di setiap sudutnya dihiasi dengan simbar. Selain itu, dahulu situs ini merupakan tempat yang terkenal memiliki bangunan-bangunan keramat.
9. Candi Bojongmenje

Candi Bojongmenje yang terletak di Situs Rancaékék merupakan kompleks kuno pra-Islam di Dusun Bojongmenje, Kecamatan Rancaékék, Kabupaten Bandung. Candi Bojongmenje ini ditemukan oleh salah seorang warga pada Agustus 2002. Bentuk candi ini seperti tumpukan batu, terbuat dari batu andesit, berbentuk bujur sangkar berukuran 6 x 6 meter. Saat diteliti oleh para arkeolog, batu ini diidentifikasi sebagai candi dan diyakini sebagai peninggalan dari abad ke-7.
10. Candi Jiwa
Candi Jiwa merupakan candi yang biasa disebut Unur Jiwa oleh masyarakat. Candi ini merupakan salah satu candi yang terdapat di Situs Batujaya Kecamatan Pakisjaya, Kabupatén Karawang. Candi ini berbentuk lonjong dengan tinggi 2 meter dan luasnya kurang lebih 500 meter persegi. Bentuknya seperti bunga padma dan di atasnya terdapat Arca Buddha yang tingginya lebih dari 4 meter. Ukuran candi sendiri adalah 19 x 19 meter.
11. Candi Blandongan
Candi Blandongan merupakan salah satu candi yang terdapat di Situs Batujaya Kecamatan Batujaya Kabupatén Karawang. Pada tahun 1992-2000 candi ini dieksplorasi oleh Puslit Arkenas untuk menemukan reruntuhan aslinya. Ukuran candi ini 25 x 25 meter, bentuknya persegi dan di setiap sisinya terdapat tangga untuk masuk dan terdapat pagar langkan.
12. Candi Serut
Candi Serut merupakan salah satu candi yang terdapat di Situs Batujaya Kecamatan Batujaya Kabupatén Karawang. Pada tahun 1989, candi ini diperluas sebanyak 3 kali. Dari proses tersebut, ukuran candi ini terlihat menjadi 2,30 meter. Candi ini tidak memiliki tangga atau pintu masuk di beberapa sisinya.
13. Candi Sumur
Candi Serut merupakan salah satu candi yang terdapat di Situs Batujaya Kecamatan Batujaya Kabupatén Karawang. Pada tahun 1992, candi ini digali oleh Puslit Arkenas yang menemukan bangunan persegi panjang berukuran 7,35 x 10,55 meter.
BACA JUGA: Angka dan Manusia Jawa – Laku Kehidupan, Kearifan, dan Semesta
14. Situs Gunung Padang
Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah yang terletak di Dusun Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Luas situs ini kurang lebih 900 meter persegi dengan ketinggiannya 885 meter di atas permukaan laut. Area situs merupakan kompleks bahu jalan bertingkat terbesar di Asia Tenggara karena luasnya yang mencapai 3 hektar. Pada masa Haritam, Situs Gunung Padang pernah difungsikan sebagai tempat pemujaan masyarakat di daerah tersebut sekitar tahun 2000 SM.
Komentarnya gan