• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
TPA Degayu Kota Pekalongan

ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Solusi Jitu Ketika TPA Kota Pekalongan Over Kapasitas

Muhammad Arsyad by Muhammad Arsyad
Januari 27, 2023
in NYAS-NYIS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Saya berhenti tak jauh dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu Kota Pekalongan. Saya menatap gunung sampah yang menjulang tinggi. Lekat. Saya nggak tahu kenapa tiba-tiba sampai di sana.

Saya tidak hendak liputan. Tapi sore itu, saya lagi suntuk saja. Menyalakan motor. Keliling Kota Pekalongan. Dan sampai pula ke TPA Degayu. Saat sedang menatap TPA Degayu, datang pria paruh baya menyapa.

Saya pun melempar senyum padanya. Pria itu naik motor sambil nyangking peralatan pancing. Saya menduga, ia baru saja mancing. Tentu wajar. Di dekat TPA Degayu ada tambak yang sedemikian luas.

Sore ini, saya membuka Google. Sebuah berita soal TPA Degayu saya jumpai. Berita yang saya kutip dari Kompas TV itu, menyebutkan TPA Degayu sudah overload. TPA Kota Pekalongan itu sudah menggunung. Tingginya 20 meter. Tentu saja informasi itu tidak membuat saya kaget.

Laporan itu menyebutkan bahwa setiap harinya TPA Degayu menampung 120 ton sampah. Jadi, nggak aneh kalau pada akhirnya overload. Masalahnya, kalau sudah overload bagaimana? Berita yang saya kutip tadi menunjukkan bahwa hampir nggak ada solusi.

Apalagi lahan untuk membuka TPA baru sudah tidak ada. Lha terus, kalau nggak ada sampahnya mau dibuang ke mana? Sambil merenung saya menemukan solusi jitu ketika TPA tersebut kelebihan kapasitas.

Dibuat Wisata

Saya rasa situasi TPA yang overload nggak perlu dibikin pusing. Wong masyarakat saja nggak pusing. Bukan begitu, masyarakat?

Namun, TPA yang overload bisa mengindikasikan pengelolaan sampah yang jelek. Ujung-ujungnya pemerintah daerah yang kena imbasnya. Meski kalaupun sukses, pemerintah daerah juga yang dapat penghargaan.

BACA JUGA: Tipe Orang Yang Cocok Nonton Channel Youtube Ria Ricis

Sebelum melebar, mari balik lagi ke persoalan awal. Ketika TPA over kapasitas, apa yang harus dilakukan? Mau dibuang ke mana lagi sampahnya?

Saya punya usul. Mungkin usul ini terlalu aneh. Tapi Pemkot Pekalongan juga tak kalah aneh. Pemkot Pekalongan dapat penghargaan, meski nggak jelas indikatornya apa.

Begini lho, saudaraku.

Saya punya usul supaya TPA Degayu dibikin tempat wisata sekalian. Bukankah itu lebih baik daripada memikirkan tempat baru untuk TPA? Maksudnya begini, kalau misalkan TPA Degayu bisa dibikin tempat wisata bukannya mengasyikkan?

Ya bisalah dibuat tempat wisata edukasi. Kota Pekalongan bisa belajar dari kota-kota lain. Misalnya, di Kabupaten Malang itu juga ada TPA yang dibikin tempat wisata. Namanya TPA Talangagung di Kabupaten Malang. Tempat yang dulunya jorok dan panas itu bermetamorfosa menjadi tempat wisata edukasi yang nyaman dan rindang bernama Malang Recycle Center.

BACA JUGA: Persip Pekalongan dan Kebahagiaan di Tengah Duka

Jika Pemkot Pekalongan bisa meniru itu, saya sangat setuju. Setelah membangun wisata air yang dahsyat dan indah lagi menawan itu, Pekalongan punya wisata lagi. Wisata edukasi pula. Ini bahkan bisa digarap oleh dua dinas sekaligus. Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata.

Bagaimana? Tertarik nggak TPA dibikin tempat wisata edukasi yang asoy buat masyarakat Pekalongan?

Diolah Dulu Sampah

Ini adalah salah satu solusi ala aktivis lingkungan. Bahwa kita harus mengolah sampah kita sendiri. Soal ini, kita agaknya harus mengingat lagi pelajaran dan pesan-pesan guru SD. Pilihlah sampah sesuai jenisnya.

Yang non-organik dikumpulkan dengan non-organik. Yang organik dikumpulkan dengan organik. Kalau perlu buat tempat sampah yang berbeda masing-masing jenisnya. Ini untuk membantu kita memisahkan jenis sampah.

Solusi ini menjadi sangat jitu. Sebab kelak sampah yang telah kita pisah itu, yang bisa diolah kembali akan diolah. Jika nggak bisa diolah akan diproses untuk kemudian baru dibuang. Bukankah memang seperti itu prosesnya?

Jika kita bisa memisahkan jenis sampahnya. Atau kalau bisa mengolahnya sendiri, kita turut mengurangi sampah dari rumah tangga. Toh, dengan mengolah sampah mandiri kita bisa mendapat keuntungan. Karena kita masih punya bank sampah yang bisa dimanfaatkan.

BACA JUGA: Perlunya Masjid Ikonik untuk Pekalongan yang Lebih Religius

Belum lagi setiap tempat, katakanlah kelurahan, masih ada TPS 3R. Semua akan lebih mudah jika kita mengelola sampah dari rumah tangga. Sayangnya kita berada di negara berkembang. Dan TPA Degayu berada di Kota Pekalongan.

Artikel Terkait

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Dua Tahun Walikota Pekalongan: Gagap dan Serba Tak Menentu

Efek Domino Aduan Inisial APA, Cinta itu Buta Tapi Jangan Buta-Buta Amat

Jangan Buang Sampah

Andai dua solusi tadi nggak memungkinkan. Atau ya, katakanlah kita semua malas buat mengolah sampah dari rumah, ya sudah, solusinya cuma satu: jangan buang sampah, Titik.

Benar. Ini adalah solusi yang nggak masuk akal. Bagaimana mungkin manusia yang hobi menghasilkan sampah tidak membuang sampahnya? Itu ibaratnya kita makan tapi tidak berak. Tidak buang air kecil. Monggo rasakan sendiri akibatnya!

BACA JUGA Tulisan-tulisan menarik dari Muhammad Arsyad lainnya.

Tags: Berita PekalonganKota PekalonganNyas-NyisPekalongan BeritaPekalongan InfoSatireTPA Degayu
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

REDAKTUR
Tukang nulis dan penggemar Super Sentai. Santri Youtube. Bermukim di Kota Pekalongan bagian utara.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
159
Refleksi 2 tahun kepemimpinan Walikota Pekalongan Aaf-Salahudin

Dua Tahun Walikota Pekalongan: Gagap dan Serba Tak Menentu

Februari 28, 2023
235
Perkembangan Kasus Mario Dandy

Efek Domino Aduan Inisial APA, Cinta itu Buta Tapi Jangan Buta-Buta Amat

Februari 27, 2023
178
Ratu Tisha PSSI dan Masalah Sepakbola Indonesia

Ratu Tisha Tak Masalah Jadi Waketum Dua, tapi Masalah Bagi Sepak bola Indonesia

Februari 24, 2023
150
Sederet Manfaat Pengajian Ibu-Ibu, Bu Mega Harus Tahu

Sederet Manfaat Pengajian Ibu-Ibu, Bu Mega Harus Tahu!

Februari 23, 2023
165
Ora Kober Aesthetic-Aesthetic-an, Warga Pekalongan Berlomba Meninggikan Rumah

Ora Kober Aesthetic-Aesthetic-an, Warga Pekalongan Berlomba Meninggikan Rumah

Februari 18, 2023
225
Load More
Next Post
Sate Kere Solo

Menikmati Tanggal Tua Dengan Sate Kere Khas Solo

Kripala Dekso Coffee and Resto Jogja

Kripala Dekso Coffee and Resto, Spot Kuliner Ciamik di Jogja Bagian Barat

Review Surat Cinta untuk Starla the Series

Surat Cinta Untuk Starla The Series: Yakin Bikin Penasaran

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5.6k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.8k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
554
Wisata Sipare Green Park Karanganyar Pekalongan

Sipare Green Park: Tempat Ciblon Seru di Karanganyar Pekalongan

Juli 18, 2020
10.4k
Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
159
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
15.7k
Wisata Hits Bandung - The Great Asia Africa

Ceritanya 10 Tempat Wisata Hits di Bandung 2023 yang Kekinian

Oktober 11, 2022
1.4k
Resensi Novel Janji karya Tere Liye

Janji Bukan Sekedar Janji dari Novel Terbaru Tere Liye

September 15, 2022
1.6k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In