KOTOMONO.CO – Sering, sebelum membangun sebuah bisnis, pikiran dijejali prasangka-prasangka yang berujung pada rasa tidak percaya diri. Padahal, banyak ide bisnis atau usaha yang ingin kita realisasikan. Hampir semua orang merasakan hal itu. Namun, karena terlalu berlebihan memikirkan justru membuat langkah tertunda.
Ketakutan paling besar yang dipikirkan orang-orang yang baru akan mulai berbisnis biasanya tak jauh-jauh dari pertimbangan untung-rugi, modal, dan alokasi waktu untuk membangun usaha dan waktu untuk diri sendiri. Apalagi membagi waktu, membangun usaha, dan berkuliah. Lagi-lagi kekhawatiran tersebut belum bisa ditepiskan dengan mudah.
Memiliki bisnis atau usaha sendiri sembari kuliah akan menjadi hal yang sangat menjanjikan. Kenapa? Sebab,, apabila manajemen waktu dan konsistensi itu dijalankan dengan baik akan berbuah manis manakala tiba waktunya kelulusan. Bisnis yang dirintis sejak masih kuliah semakin dikenal orang.
Selain itu, tentu saja, poin plus berikutnya adalah Anda telah memiliki pekerjaan tetap dan berpenghasilan pasca kelulusan, tanpa harus menunggu dan mencari pekerjaan sebagaimana para lulusan pada umumnya. Di samping itu, jika masih ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih menjanjikan, sangat memungkinkan dilakukan.
BACA JUGA: Dear Orang yang Pamer Lamaran di Medsos, Yakin Bakal Lanjut Nikah?
Pada artikel kali ini akan dijelaskan beberapa langkah dalam membangun dan merealisasikan bisnis atau usaha. Namun, langkah yang dijabarkan ini hanya akan menjadi teori belaka tanpa adanya sebuah praktek secara langsung. Berikut langkah-langkah dalam membangun dan merealisasikan ide bisnis atau usaha:
Merumuskan Ide Bisnis /Usaha
Merumuskan ide merupakan langkah fundamental dalam membangun kerangka perjalanan berikutnya. Tidak hanya dalam dunia bisnis, ketika dalam membuat makalah, proposal kegiatan, karya ilmiah, skripsi dan lain-lain selalu membutuhkan rumusan ide atau rumusan masalah, atau biasa disebut latar belakang. Sama halnya membangun bisnis.
Rumusan ide yang diperlukan dalam membangun bisnis adalah menentukan target pasar dari produk atau jasa yang akan ditawarkan. Selanjutnya membuat nilai pembeda produk atau jasa apabila ditemukan dilapangan produk yang akan kita tawarkan juga dimiliki oleh orang lain.
Mengidentifkasi Kebutuhan Produk Bisnis
Setelah memahami produk atau jasa yang akan ditawarkan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi segala kebutuhan yang diperlukan dalam menjalankan bisnis. Pastikan sekurang-kurangnya telah mengetahui ketersedian bahan produksi dan biaya produksi.
Mengamankan Modal
Setelah mengenal target pasar, membuat nilai pembeda produk atau jasa yang ditawarkan, serta menghitung biaya operasional usaha, langkah berikutnya membagi secara pasti antara biaya modal dan biaya keperluan sehari-hari mahasiswa agar tidak tercampur.
Menawarkan Produk
Ketiga langkah di atas sudah secara jelas terperinci. Maka segerakanlah untuk mencoba menawarkan produk yang tengah Anda gagas kepada saudara, temen, tetangga terdekat. Kemudian, Anda dapat meminta mereka untuk memberikan kritik dan saran terhadap produk atau jasa. Bisa terkait pelayanan, kualitas produk, dan pengembangan produk yang diharapkan konsumen.
Persiapkan Buku Evaluasi dan List Pencapaian
Ketika ide bisnis telah terealisasi dan berjalan lancar, buatlah buku atau catatan khusus untuk mencatat perkembangan bisnis yang telah dilakukan. Tulislah seluruh sirkulasi bisnis di antaranya modal awal, target penjualan, produk terjual, rencana inovasi produk dan list pencapaian pada buku, atau buku digital yang mudah diakses.
Dalam melakukan evaluasi perkembangan bisnis sebaiknya dilakukan secara rutin dan berkala. Selain itu, dalam menetapkan list pencapaian perlulah sekiranya memperhatikan kemampuan target pasar. Hal ini bertujuan agar, ketika target tidak terpenuhi menjadi berlapang dada dengan mengetahui kondisi kemampuan target pasar sehingga ketidaktercapaian target penjualan tidak menjadikan mental down.
Memutuskan memulai berbisnis juga memerlukan kesiapan mental. Hal ini berhubungan dengan target pencapaian penjualan yang dibahas sebelumnya. Seringkali terlewatkan untuk mempersiapkan mental menghadapi pasang surut penjualan, terutama awal perintisan usaha. Tidak hanya itu, usaha yang telah berjalan pun akan tetap menemui titik sepi pembeli. Hal seperti ini menjadi tantangan terbesar.
Masalah tersebut terletak pada perputaran modal. Terkadang bahan produksi yang terlanjur dibeli dan telah terolah dan terpakai, tapi belum terjual atau yang sering disebut dana mengendap tidak berputar. Sehingga hal ini menyebabkan diperlukannya tambahan modal sementara.
BACA JUGA: Lejitkan Bisnis Anda Lewat Jasa Endorse MediaReview
Perlu digarisbawahi dalam menambahkan modal, seringkali secara tidak sadar ketika keadaan membaik tambahan modal tersebut tidak lagi dikembalikan dan disimpan sebagai dana cadangan. Atau sering mengira sebagai kelebihan dari uang laba. Biasanya hal tersebut mengakibatkan hilang control dan digunakanlah untuk kebutuhan yang tidak jelas dan tidak tercatat.
Untuk itu dalam berbisnis juga diperlukan sikap jeli dan teliti dalam pencatatan seluruh operasional usaha, serta sikap selektif dalam mengalokasikan keuntungan yang akan diperuntukan kembali sebagai tambahan modal dan selingan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.