• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Adipati Djayaningrat Pekalongan

ilustrasi

Sosok Adipati Djayadiningrat (Tan Kwee Djan)

Angga Panji W by Angga Panji W
Juni 6, 2020
in FIGUR
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Pekalongan – Beragam etnis yang mendiami wilayah Pekalongan, menjadi warna tersendiri dalam tumbuh kembang kota di Pesisir Utara Pulau Jawa ini. Salah satunya etnis Tionghoa yang sudah sejak lama berhubungan dengan penduduk pulau Jawa.

Saat ekspedisi pelayaran Panglima Cheng-Hoo beberapa kali singgah ke Jawa. Kemudian sekretarisnya bernama Ma-Huan sempat masuk pedalaman sungai Pekalongan. Kehadiran orang-orang dari daratan Tiongkok ini memang membawa berbagai pengaruh perubahan kultur dan budaya di tanah Jawa. Mereka memiliki kemampuan dalam mengolah hasil alam untuk menjadi komoditas perdagangan yang menguntungkan.

Bahkan jauh sebelum VOC menginjakan kakinya di Sunda Kelapa, tepatnya saat Demak dan Cirebon menguasai wilayah Pekalongan. Tidak mengheran jika etnis Tionghoa sudah dipercaya untuk mengelola Pelabuhan Pekalongan. Kondisi ini semakin dikuatkan sejak awal Mataram Islam berkuasa di tanah Jawa, beberapa orang Tionghoa dipercaya untuk menjadi bupati.

Baca juga : Kisah KH. Abdul Gaffar Ismail di Pekalongan

Pada era Sultan Agung, seorang etnis Tionghoa bernama Cik Go Ing dipercaya menjadi Bupati Lasem. Cik Go Ing diangkat menjadi bupati karena jasanya membantu Mataram berperang melawan Surabaya. Semenjak itulah raja-raja Mataram mulai mempercayakan bupati-bupati wilayah pesisir pada orang Tionghoa peranakan. Amangkurat III sebagai penguasa Mataram kemudian mempercayakan kekuasaan Pekalongan pada Klan Djayadiningrat keturunan Tionghoa (sering disebut sebagai Tan Kwee Djan).

Sosok Adipati Djayadiningrat (Tan Kwee Djan) sangat menarik untuk dibahas, karena beliau ini sukses menjadi Bupati dan sekaligus menjadi Pengusaha yang banyak menginvestasikan uangnnya di berbagai sektor.

Baca juga : Sejarah Asal-Usul Nama Desa Kwijan Pekalongan

Amangkurat III pada tahun 1703 secara resmi mengangkat Tan Kwee Djan sebagai Bupati Pekalongan dan sebagai kepala tituler pesisir Kilen dengan gelar Tumenggung. Djayaningrat atau Djayadiningrat merupakan anak pemungut pajak asal Makasar yang dipercaya Mataram untuk menarik pajak di wilayah Salatiga. Bapaknya Djayadiningrat juga seorang pedagang yang menguasai jalur Semarang-Kartasura.

Untuk menguatkan posisi Djayaningrat dalam menjalin hubungannya dengan Mataram di Pesisir Barat, maka anaknya bernama Tumenggung Suradiningrat dinikahkan dengan putri Patih Danurejo. Sedangkan putra pertama Djayadiningrat yaitu Jayanegara menjabat sebagai Bupati Lembahrawa.

Dalam setiap tahunnya Bupati Djayaningrat diminta untuk wajib hadir dalam perayaan Maulid yang digelar keraton Mataram dan wajib menyerahkan hadiah langsung pada Raja Mataram. Djayadiningrat dikenal sangat piawai menjalankan kerajaan bisnisnya ditambah kepercayaan sebagai Kepala Pesisir Barat.
Dia memperoleh pendapatan dari pajak dan memperoleh keuntungan besar dari menjual beras, merica,dan gula pada VOC. Djayadiningrat pun dipercaya oleh VOC sebagai bupati pesisir pertama yang memulai budiaya pewarna Nila atau Indigo serta kopi.

Baca juga : Mengenal Eliza Van Zuylen Maestro Seniman Batik Indo-Eropa

Djayadiningrat oleh VOC ditawari kerjasama untuk melakukan investasi budidaya indigo. Djayadiningrat memilih dua lokasi untuk mulai menaman indigo yaitu di Ambarawa dan Pekalongan.

Produksi tanamana untuk pewarna kain ini di mulai sejak tahun 1709 dengan tambahan lokasi penanaman di Batang, Wiradesa, Pemalang, dan Kaliwunggu. Keuntungan yang cukup besar dari indigo ini membuat iri bupati lain diantaranya: Bupati Kudus, Jepara,dan Pati.

Akhirnya para bupati itu juga ikut mulai terlibat investasi. Proses pengolahan tanaman indigo membutuhkan modal yang besar dan keahlian dalam mengolahnya.

Sementara untuk Kopi, Gubernur Joan Van Hoorn pada tahun 1709 mulai membudidayakan kopi dengan mengirim 10 peti berisi bibit kopi untuk ditanam di wilayah Semarang. Namun, budidaya ini mengalami kegagalan karena Bupati Semarang tidak mengerti tentang tata cara penanaman kopi. Kondisi pertanian di daerah pesisir Pantai Semarang ternyata tidak cocok untuk tanaman kopi.

Baca juga : Mengenal Jenderal Hoegeng Imam Santoso

Mendengar cerita ini, Bupati Pekalongan Djayadininrat yang memiliki jiwa wirausaha rupanya tertarik untuk membangun investasi dari perkebunan kopi yang dinilai akan memberi keuntungan besar. Pada 1715 Djayadiningrat I mulai menanam sebanyak 4 ribu bibit kopi.

Ternyata 500 biji diantaranya tumbuh dengan hasil yang cukup baik di Pekalongan bagian Selatan. Padalah sebelumnya para petinggi VOC di Batavia sempat merasa pesisimis. Dalam waktu 3 tahun, Djayadiningrat melaporkan pada VOC, bahwa Ia telah memiliki 30 ribu tenaman kopinya dengan pertumbuhan sangat baik.

Lalu pada tahun 1719 tanaman kopi milik Jayadiningrat telah mencapai 40 ribu pohon. Dengan demikian tanaman kopi Pekalongan meningkat secara proporsional.

Bupati Djayaningrat banyak menginvestasikan uangnya karena memiliki kekuasaan sehingga bisa mengendalikan kekuasaan di wilayahnya. Bagian keuntungan dari kerajaan bisnisnya diinvestasikan kembali sehingga keuntungannya bisa berlipat-lipat dan hasilnya juga meningkatkan posisinya secara politik di kerajaan Mataram.

Baca juga : Kisah Pak Dhe Dele, Sang Penjahit Jenius Dari Pekalongan

Djayaningrat sebenarnya berasal dari Makasar. Ketika tiba di wilayah Pekalongan dan menjadi bupati, ia merekrut banyak tentara bayaran yang berasal dari Makasar maupun dari daerah bukan Jawa. Ia mempersenjatai seluruh pengikutnya dengan senjata tombak ketika terjadi pembrontakan di Tegal Adipati yang telah berkuasa selama 23 tahun ini kemudian meninggal tanggal 12 Desember 1726 dan digantikan oleh anaknya Tumenggung Suradiningrat dengan gelar Djayadningrat II.

Makam Bupati Tumenggung Adipati Djayadiningrat
Makam Bupati Tumenggung Adipati Djayadiningrat / Tan Kwee Jan

Raja Mataram Susuhunan Paku Buwono ke II mengangkat Suradiningrat sebagai penganti ayahnya pada bulan November 1733.Djayaningrat kemudian meneruskan kerajaan bisnis milik ayahnya. Ia mengalami kegagalan karena harga indigo dan kopi di pasaran Eropa anjlok.

Setelah berkuasa selama 10 tahun Djayaningrat II meninggal pada bulan 11 Juli 1743 di Ampel ketika dalam perjalanan menuju ke Kartasura untuk menghadiri perayaan Maulud.

Jayaningrat III lalu digantikan oleh menantunya Sumadiwirya, yang juga putra dari Patih Natakusuma. Sebelumnya dia mendapat gelar Raden Arya Sumadiningrat. Setelah menjadi Bupati Pekalongan, gelarnya berganti menjadi Raden Adipati Jayaningrat 3. Ia meninggal sekitar tahun 1743 dan digantikan Djayaningrat IV yang berkuasa hingga tahun 1790.

Baca juga : Sejarah Gedung Pendopo Pekalongan

Residen Rothenbuhler ketika berkunjung ke Pekalongan tahun 1789 pernah menemui Jayadiningrat IV. Ia bercerita bahwa kakek dari Jayadiningrat IV adalah seorang Tionghoa yang telah memeluk agama Islam. Klan Adipati Djayaningrat berkuasa di Pekalongan hingga 4 periode. Klan ini berakhir tahun 1790 ketika VOC sudah mulai menancapkan kekuasaanya di pesisir Pekalongan setelah perjanjian Giyanti.

(Ensiklopedia Tokoh Pekalongan – Dirhamsyah, 2011)

Tags: Cerita Sejarah PekalonganPekalonganPekalongan InfoTokoh Pekalongan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Angga Panji W

Angga Panji W

FOUNDER
Seseorang yang ingin berkarya lewat konten digital.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Batik TV Kota Pekalongan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Juni 21, 2022
171
Mie Ayam Jogja Istimewa Pak Jono

Mie Ayam Jogja Istimewa “Pak Jono” Udah Ngeksis di Pekalongan Sejak 2009

Juni 14, 2022
219
Berita Walikota Pekalongan

Saya yang Walikota Menjawab Kritik Saya yang Tukang Kritik

Juni 8, 2022
227
Garang Asem Pekalongan

Garang Asem Kuliner Khas Kota Batik Pekalongan

Mei 29, 2022
1.1k
ACT-MRI Pekalongan distribusikan bantuan banjir rob pekalongan

Banjir Rob Landa Pekalongan, ACT-MRI Sigap Distribusikan Bantuan

Mei 26, 2022
148
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
8k
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

BTS Putuskan Hiatus, Rasa-rasanya Seakan Bubar Alon-alon

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
2.7k
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
844
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.1k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
739
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.1k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.5k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In