• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Riwayat Ki Ageng Cempaluk dan Asal-usul Desa Kesesi

Sosok Ki Ageng Cempaluk dan Asal-usul Desa Kesesi

Angga Panji W by Angga Panji W
Desember 15, 2016
in LOCAL WISDOM
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Sobat Cintapekalongan pasti sudah pernah mendengar sebuah desa di Kabupaten Pekalongan yank bernama Kesesi. Desa yang terkenal dengan Jajanan Tradisionalnya berupa Apem yang tidak asing lagi. Dan keberadaan Desa Kesesi tidak bisa dilepaskan oleh keberadaan seseorang tokoh yang bernama Ki Ageng Cempaluk. Nama Kesesi dan Ki Ageng Cempaluk seakan tidak bisa terpisah karna diduga saling berkaitan erat.

Setiap daerah atau tempat pasti ada yang melakukan “babat alas” atau yang disebut sebagai “yang membuka wilayah”, seperti cerita di Sejarah Desa Landung Sari yang dibuka oleh Mbah Landung (Kyai Landung) ataupun cerita Asal-usul Desa Noyontaan yang di buka oleh Ki Ageng Noyontoko. Begitu juga dengan Sejarah Desa Kesesi dan Ki Ageng Cempaluk ini yang mempunyai cerita saling berkaitan satu sama lain.

Sejarah Kesesi Kabupaten Pekalongan
Batas Wilayah Kesesi | Foto via sittirasuna

Baiklah sebelum dijelaskan Hubungan antar keduanya, alangkah baiknya jika kita telusuri dahulu Siapa sebenarnya sosok Ki Ageng Cempaluk dan ada urusan apa sampai dirinya berada di tanah kesesi ini.

Kisah Ki Ageng Cempaluk Mendapat Gelar Kyai Ngabehi Bahurekso

Dalam sejarah tanah Jawa, Sebutan ” Ki Ageng” ini sudah menjadi tradisi sejak jaman Majapahit, dan di teruskan hingga Demak, Pajang dan Mataram. Sebutan ini di gunakan oleh seseorang tokoh yang berpengaruh di suatu daerah karena masih ada hubungan kekerabatan dengan Raja atau sebutan yang diberikan oleh Raja kepada seseorang karena jasaya terhadap Kerajaan.

Baca : Sejarah Tauto Pekalongan yang Khas

Selain itu, Sebutan “Ki Ageng” kepada seseorang tersebut karena kemampuannya dalam menguasai ilmu lahir-batin yang tinggi. Yang bermanfaat untuk membantu masyarakat daerahnya. Sehingga kedudukannya dituakan atau di hormati sebagai cikal bakal berdirinya sebuah daerah. Sebagai contoh ialah Ki Ageng Tingkir, Ki Ageng Majasta, Ki Ageng Banyubiru, Ki Ageng Tarub dan lain sebagainya yang masing-memiliki hubungan dengan daerah tersebut.

Maka sebutan Ki Ageng Cempaluk yang tinggal di daerah Kesesi ini, juga memiliki latar belakang yang berkaitan dengan masalah kekerabatan dan jasanya kepada Kerajaan atau pengaruh keilmuan yang bermanfaat bagi kawula di daerah Kesesi.

Ki Ageng Cempaluk ialah Ki Bahu yang merupakan seorang sahabat dari Raja Pajang yang bernama Pangeran Benawa. Menurut cerita sejarah, setelah Pangerang Benawa lengser dari Tahta Kerajaan dan memutuskan untuk berkelana bersama 4 orang sahabatnya (termasuk Ki Ageng Cempaluk).

Silsilah Ki Ageng Cempaluk Kesesi
Silsilah Ki Ageng Cempaluk | by Mnur Arka Batavus Mania

Dalam perjalanan yang dilakukan Pangeran Benawa, sampailah di suatu daerah yang bernama Alas Kukulan. Di daerah tersebutlah Pangeran Benawa memutuskan untuk membuka wilayah yang nantinya menjadi cikal bakal Kabupaten Kendal. Singkat cerita atas perintah Panembahan Senopati Raja Mataram, Ki Bahu (Ki Ageng Cempaluk) mendapat tugas menjadi Demang dengan gelar “Kyai Ngabehi Bahureksa“untuk mengelola wilayah kendal yang nanti hasilnya diserahkan untuk Pangeran Benawa.

Baca : Kisah Ki Bahurekso dan Babat Pekalongan

Ki Bahu / Ki Ageng Cempaluk juga merupakan Ayah dari Tumenggung Bahurekso (Jaka Bahu) yang merupakan pembabat Alas Gambiran yang sekarang ini bernama Kota Pekalongan, Bahurekso sendiri juga seorang Prajurit dan Pahlawan bagi Kerajaan Mataram Islam dibawah pimpinan Sultan Agung.

Gelar Temanggung, Rangga, Demang atau Ngabehi bisa diartikan sebagai pejabat yang bertugas dibawah Bupati Wedana. Tugasnya ialah sebagai penghubung antara Bupati Wedana dengan para kepala desa dalam berbagai urusan. Sebagai Gajinya adalah berupa tanah lungguh atau tanah perdikan.

*Tanah Lungguh adalah tanah garapan yang hasilnya diberikan kepada pejabat kerajaan
*Tanah Perdikan adalah tanah garapan yang hasilnya untuk pengelola seutuhnya tanpa terkena pajak

Atas jasanya mengembangkan wilayah Kendalsari hingga menjadi Kadipaten Kendal, pada tahun 1601, Panembahan Senopati menaikan pangkat Ki Bahu menjadi Tumenggung dengan gelar Tumenggung Kyai Ngabehi Bahureksa dan memberikan hadiah berupa tanah perdikan di wilayah Pekalongan. Dalam cerita tutur disebutkan bahwa hadiah tanah perdikan di Pekalongan tersebut adalah Kesesi.

Jelas bahwa Ki Bahu adalah penguasa de facto Kendal yang semakin berkembang menjadi sebuah Kadipaten Kendal sehingga wajar bila kela Jabatan ini bisa diturunkan kepada Jaka Bahu (anak Ki Ageng Cempaluk / Ki Bahu) sebagai penggantinya untuk menjadi penguasa Kendal.

Dengan usia yang sudah uzur, Ki Bahu berniat untuk ber-uzlah atau menyingkir (menyisih) ke tanah Perdikannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mengasingkan diri dari keramaian duniawi dan mendekatkan diri kepad Allah SWT seperti yang dilakukan Pangeran Benawa junjungannya.

Sejarah dan Asal-usul Desa Kesesi

Masyarakat awam mengartikan Kesesi berasal dari kata dalam bahasa jawa “Kesisih” yang berarti tersingkir, ada pula yang mengatakan Kesesi sebagai daerah tak bertuan yang menjadi tempat pelarian para Pejabat kerajaan yang kabur dan cerita-cerita konotasi negatif lainnya.

Benarkah Kesesi ada karena tersingkirnya Ki Bahu atau Ki Ageng Cempaluk ini dari kerajaan ? Mari kita simak lagi uraian berikut ini.

Dalam cerita tutur babad alas Roban dan alas Gambiran, Ki Ageng Cempaluk dan Jaka Bahu mendapat kepercayaan dari Raja Mataram untuk membuka lahan baru bagi kerajaannya. Keduanya merupakan tokoh utama yang mampu mengatasi berbagai masalah dan kendala dalam tugas atas titah raja sewaktu membuka Hutan Roban dan Hutan Gambiran yang penuh dengan berbagai kesulitan dan tatangan yang bersifat nyata maupun gaib.

Hingga pada puncak karirnya Jaka Bahu mendapat pangkat sebagai Bupati Wedana Peisisiran Kulon yang wilayahnya mencangkup seluruh Kadipaten di pesisir Pulau Jawa mulai dari Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang hingga Tegal.

Kali Layang Kesesi
Sungai Layang yang Terkenal di Kesesi

Dari cerita tutur diatas, mestinya ini menunjukan bahwa kedudukan Ki Ageng Cempaluk dan Jaka Bahu mendapat tempat dan kepercayaan tersendiri, yang dalam terminologi Jawa disebut Abdi Kinasih (abdi yang dikasihi oleh pihak kerajaan Mataram). Tentu hal ini juga bisa menjelaskan bahwa Kesesi bukanlah tanah yang tak bertuan atau daerah buangan yang tidak ikut kerajaan manapun.

Maka bila Kesesi diartikan sebagai “tersingkir” tentu saja menjadi fakta yang aneh dan tidak masuk akal. Sebab di satu sisi masyarakat demikian kagum dan hormat kepada Ki Ageng Cempaluk sebagai tokoh cikal bakal Kesesi yang dianggap mumpuni.

Juga sudah diceritakan bahwa Kesesi ialah tanah hadiah untuk Ki Bahu / Ki Ageng Cempaluk atas jasa-jasanya terhadap Kerajaan Mataram bukan sebagai tempat buangan atau sebagainya melainkan tempat untuk Ki Ageng Cempaluk ber-uzlah.

Sebagai keturunan Ki Ageng Ngerang III (Anom) yang pernah menjadi murid Syech Siti Jenar dan keturunan Ratu Penengah putri Sunan Kalijaga, tradisi Uzlah tidaklah asing.

Baca juga : Asal-Usul Nama Desa Lebakbarang Kabupaten Pekalongan

Dengan demikian, daerah Kesesi sebagai Tanah Perdikan tidak dirancang untuk dikembangkan menjadi Kadipaten, melainkan sebagai tempat menyisihkan dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan menjadi dirinya sebagai Ulama Sepuh dan mengajar agama di daerah Kesesi.

Dari fungsi menyisih / menyingkir inilah istilah Kesesi memiliki makna yang paling tepat dikaitkan dengan arti kata Kesisih dalam pengertian menyingkirkan diri dari keramaian dunia atau ber-uzlah. Sehingga semua atribut nama, gelar atau pangkat yang melekat pada dirinya dilepas dan diganti dengan nama sederhana yang lebih merakyat yakni “Cempaluk“.

Kata Cempaluk sendiri konon berasal dari sebutan untuk buah asam yang sudah tua atau matang. Secara filosofis nama Cempaluk menandakan bahwa sang pemilik nama menyadari jika dirinya sudah mulai tua.

Di kalangan pesantren di Pekalongan, Ki Ageng Cempaluk dikenal dengan nama Ki Gede Syach Hasan Pekalongan. Karena beliau aktif dibidang keilmuan islam.

Dari uraian yang cukup panjang tersebut sudah menjelaskan Bagaimana Hubungan Desa Kesesi dan Ki Ageng Cempaluk ( Ki Bahu ) sebagai sesepuh yang dihormati di desa Kesesi Kabupaten Pekalongan.

Kurang lebihnya seperti itu cerita Asal-usul Desa Kesesi dan Sosok Ki Ageng Cempaluk yang sangat melegenda di Pekalongan. Setiap Desa atau wilayah pasti ada nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam balutan cerita tutur turun-temurun maupun dengan bukti fakta sejarah.

Untuk itu Cintapekalongan mencoba memberikan wadah untuk menampung informasi-informasi Sejarah, Budaya, Kuliner, Wisata maupun Kearifan lokal yang lainnya agar dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan dimasa yang akan datang. Mohon maaf dan koreksilah jika ada kesalahan dalam penyampaia informasi ini.

Salam Cinta Pekalongan

Sumber :

Agus Sulistyo. (2016). Bahureksa Menyingkap Tabir Sang Legenda Tiga Kota. Pekalongan: Pandagan.

Tags: Ki Ageng CempalukKi Gede Syach Hasan PekalonganPekalonganPekalongan InfoTumenggung Bahureksa

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Angga Panji W

Angga Panji W

FOUNDER
Seseorang yang ingin berkarya lewat konten digital.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Batik TV Kota Pekalongan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Juni 21, 2022
171
Mie Ayam Jogja Istimewa Pak Jono

Mie Ayam Jogja Istimewa “Pak Jono” Udah Ngeksis di Pekalongan Sejak 2009

Juni 14, 2022
219
Berita Walikota Pekalongan

Saya yang Walikota Menjawab Kritik Saya yang Tukang Kritik

Juni 8, 2022
227
Garang Asem Pekalongan

Garang Asem Kuliner Khas Kota Batik Pekalongan

Mei 29, 2022
1.1k
ACT-MRI Pekalongan distribusikan bantuan banjir rob pekalongan

Banjir Rob Landa Pekalongan, ACT-MRI Sigap Distribusikan Bantuan

Mei 26, 2022
148
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
8k
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

BTS Putuskan Hiatus, Rasa-rasanya Seakan Bubar Alon-alon

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
2.7k
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
844
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.1k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
741
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.1k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.5k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In