KOTOMONO.CO – Kyoichiro Sugimoto adalah seorang yang telah memeluk agama Islam selama lebih dari 25 tahun. Ia aktif mengenalkan agama Islam kepada warga Jepang melalui program bernama Tonari no Muslim atau yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “Tetanggaku Muslim”.
Saat ini, Kyoichiro Sugimoto memimpin Chiba Islamic Cultural Center (CICC) yang terletak di Masjid Nishi Chiba. Masjid ini didirikan pada sekitar tahun 2016 dengan bantuan donasi dari masyarakat Indonesia.
Menurut Kyoichiro, jumlah Muslim dari negara lain yang tinggal di Jepang dan orang Jepang yang memeluk agama Islam meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkiraan dari Hirofumi Tanada, seorang profesor emeritus bidang sosiologi di Universitas Waseda menyebutkan bahwa jumlah Muslim di Jepang mencapai sekitar 230.000 orang hingga akhir tahun 2020.
Peningkatan jumlah Muslim di Jepang juga mendorong berdirinya berbagai masjid dan musala di sejumlah daerah di negara tersebut, termasuk Masjid Nishi Chiba yang dikelola oleh Kyoichiro Sugimoto.
BACA JUGA: El Candra, Sang Inspirator Hijrah
Namun, Kyoichiro Sugimoto menganggap bahwa terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam perkembangan Islam di Jepang, di antaranya adalah mengenai pendidikan bagi anak-anak Muslim serta anggapan orang Jepang terhadap Islam.

Menurutnya, banyak orang Jepang hanya mengenal Islam melalui pemberitaan media sehingga diperlukan ruang untuk saling mengenal satu sama lain. Untuk itu, CICC membuat program bernama Tonari no Muslim yang mengundang orang-orang Jepang non-Muslim untuk mengenal Islam dan umat Muslim secara langsung.
Program ini diselenggarakan secara rutin oleh Chiba Islamic Cultural Center (CICC). Kyoichiro Sugimoto mengatakan bahwa program ini diselenggarakan karena sebagian besar orang Jepang tidak memahami ajaran Islam yang sesungguhnya.
BACA JUGA: Sosok Maria Dermout dan Pengaruh Nusantara Dalam Karya Sastranya
“Mereka mendapatkan citra negatif mengenai Muslim melalui media. Sebelum penyebaran virus korona, mereka sering mendengar mengenai serangan teroris di London, Paris, dan Amerika yang dikaitkan dengan Muslim. Jadi mereka memahami hal yang negatif tentang Islam. Itulah yang harus diubah, kami perlu menginformasikan kepada publik bahwa realitasnya berbeda ketika orang-orang Jepang berinteraksi secara langsung dengan Muslim, diharapkan kemudian persepsi mereka dapat berubah terhadap Islam dan Muslim,” paparnya seperti dikutip dari BBC News Indonesia.
Tentang Program Tonari no Muslim
Tonari no Muslim adalah program yang bertujuan untuk memperkenalkan Islam dan budaya Muslim kepada masyarakat Jepang. Program ini diinisiasi oleh Japanese Muslims Association (JMA) sebagai upaya untuk membangun hubungan harmonis antara masyarakat Muslim dan non-Muslim di Jepang.
BACA JUGA: Professor Iyad Qunaibi, Sang Akademisi Inspiratif dengan Jutaan Follower
Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan seperti pelatihan bahasa Jepang, kuliner, dan budaya Jepang untuk umat Muslim, kunjungan ke masjid, dan pertemuan antara umat Muslim dan non-Muslim. Selain itu, program ini juga menyediakan berbagai fasilitas untuk memudahkan umat Muslim dalam menjalankan ibadah, seperti penerbitan panduan salat dalam bahasa Jepang dan penyediaan makanan halal di restoran-restoran.
Program Tonari no Muslim telah mendapatkan dukungan dari pemerintah Jepang dan menjadi salah satu program yang dianggap berhasil dalam memperkuat hubungan antara masyarakat Muslim dan non-Muslim di Jepang. Selain itu, program ini juga memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk berinteraksi dengan masyarakat Jepang dan memperdalam pemahaman tentang budaya Jepang.
Program Tonari no Muslim dari Kyochiro Sugimoto diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Jepang dan umat Muslim di Jepang.
Komentarnya gan