• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Viral Susu Beruang Bear Brand

Susu Beruang dan Hal-hal yang Belum Selesai di Masyarakat

Atra Habibie by Atra Habibie
Juli 12, 2021
in NYAS-NYIS
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Kayaknya sih gitu. Kayaknya lho iku juga mung jarene~

Keriuhan berebut susu beruang sempat sampai di percakapan sehari-hari. Lantas kenapa masyarakat kita mudah menerima informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya?

Jauh sebelum Pandemi Corona, saya sudah sering memperoleh informasi untuk segera membeli dan meminum susu beruang tatkala sakit tiba. Tentu saja, informasi ini dibagikan orang-orang yang peduli dengan orang disekitarnya demi kesehatan saya juga. Meski, saya juga mempercayainya supaya orang yang merekomendasikan ini segera berhenti dengan omelan bawelnya.

Jika mau disadari betul, rasa susu beruang ini sebagaimana lumrahnya susu murni. Ya, tentu saja bisa dibilang kesegaran yang dirasakan. Tak ada rasa dan tak berbau. Ini serupa air mineral lumrahnya ya? Memang begitu, kemurnian yang sesungguhnya.

Orang yang juga menyadari jika pembelian susu beruang menguras kantong, tentu segera beralih ke minuman susu kemasan yang memiliki muatan lebih banyak. Tentu saja, setelah mempelajari ‘cara emak-emak’. Yakni membandingkan harga, kuantitas isi, beserta kandungannya. Ada loh minuman susu murni yang berisi satu liter misalnya. Cukup untuk sekitar 5x minum per gelas. Harganya pun sekitar 2x harga susu beruang. Tentu berhemat banyak dong jadinya.

Bayangkan kemurnian susunya sama dan kuantitasnya lebih banyak. Meski begitu memang mengandung resiko. Jika susu beruang, bisa sekali minum dan selesai. Susu kemasan satu liter ini, rawan basi akibat lupa dituang lantas diminum selama beberapa hari. Karena daya tahan setelah dibuka katup tutupnya hanya sekitar tiga hari saja.

Tidak Ampuh

Keriuhan itu sampai pula ditelinga seorang penyintas Covid-19 bernama Mega Amalanda. Seperti dicatat laman tribunnews dan grid.id, Mega sempat menghabiskan susu beruang 3x sehari disertai Vit C 1000mg di setiap harinya, namun tetap saja terpapar virus corona.

Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang terbawa isu dan terprovokasi dengan aksi panic buying sia-sia saja. Mereka tidak menyadari, sedang tersandera oleh overclaim yang diberikan produk tertentu atau harapan semu dengan meminum satu jenis produk sudah menyelesaikan masalah kesehatan.

BACA JUGA: Tips Jaga Kesehatan Tubuh dan Mental Saat Pandemi

Hal ini mengingatkan, tentang kesehatan atau kesembuhan tak datang dengan satu bagian saja. Sepertinya, kita perlu menengok beberapa aspek, diantaranya asupan konsumsi, pola gerak badan, bersih diri disertai mengondisikan mental.

Jawa dan Proses Pemulihan Diri

Dalam masyarakat Jawa, konsumsi jamu misalnya diminum dalam kurun waktu 2-3 hari sekali sebelum makan. Hal itu dikatakan Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI). Bahkan jika mampu setiap hari meminum jamu, diperbolehkan.

Saya sendiri menyadari minum jamu biasanya jika sehabis bepergian dari luar kota atau cukup lama berkeliling beberapa lokasi dalam sehari itu. Menjelang pulang, saya sempatkan untuk mampir ke warung jamu. Pilihan paling mudah, tentu saja STMJ (Susu Telur Madu Jahe) yang dirasa komplit kandungan dan manfaatnya. Dalam benak saya, ini mencegah jatuh sakit atau paling sederhana badan pegal yang memicu lemahnya sistem imun dalam tubuh. Mudahnya, ben ora ngreges.

Upaya membersihkan diri, sekira puluhan tahun lalu sudah dilakukan masyarakat jawa. Ibu saya bercerita sewaktu kecil mengenai banyaknya gentong yang diletakkan di depan rumah. Buku Istilah Peralatan Hidup Tradisional Masyarakat Jawa di Daerah Temanggung (2007) yang diterbitkan Balai Bahasa Jawa Tengah memasukkan istilah Padasan. Lantas mencatat Padasan biasanya diletakkan di luar rumah dan di dekat sumur, terkadang malah ditempelkan di bibir sumur.

Padasan selalu diletakkan di pinggir sumur agar mudah mengisinya. Karena tempatnya yang sebesar gentong kecil, Padasan tidak bisa menampung banyak air. Kira-kira hanya cukup dipakai untuk wudu maksimal tiga orang airnya sudah habis. Oleh karena itu, Padasan harus sering diisi.

BACA JUGA: Ati-ati, Gabutisme Pandemi Covid 19 Mulai Mewabah

Ahmad Hambali, seorang kawan yang seringkali saya ajak berdiskusi juga menambahkan gentong air itu biasanya terbagi dua tipe, tipe pertama, untuk membasuh tangan dan kaki. Sedangkan, tipe kedua, untuk dapat digunakan menghilangkan dahaga dengan meminum air dari gentong tersebut. Bahkan gentong tersebut disediakan memang untuk orang yang melalui depan rumah si empu gentong. Sehingga, tanpa kulo nuwun atau meminta ijin sudah diperbolehkan, siapapun orang yang akan menggunakan gentong itu.

Tersebutlah, upaya ini dapat disebut sebagai sedekah dengan membantu sesama manusia membersihkan diri, syukur-syukur dapat menyucikan diri. Tanpa memandang, apakah pria atau wanita, apakah kaum pribumi, orang pendatang, kaum cina, kaum arab dan sebagainya. Betapa kelapangan hati orang-orang Jawa terdahulu. Sementara kini, demi alasan kepraktisan telah berganti berupa keran air yang tidak memerlukan orang untuk mengisi ulang gentong tersebut.

Bagi orang Jawa yang beragama Islam, seperti dikutip dari Semedi dalam Kebudayaan Jawa (2008) penelitian yang dilakukan oleh Diah Pitaloka, semedi dilakukan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Dengan pengaruh dari kebudayaan Jawa yang masih melekat dan pemahaman tentang Islam sesuai dengan keyakinannya. Yaitu Islam yang masih memelihara antara tradisi kebudayaan yang dipadukan dengan pengamalan syariat-syariat agama, serta ilmu kebatinan (olah jiwa).

BACA JUGA: Dear Calon Pengguna Shopee Paylater, Cermati Hal-hal Ini Agar Tagihanmu Nggak Membisul

Dalam ilmu kebatinan, Niels Mudler dalam buku Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa (1980) menyebutkan tapa atau semedi sendiri bertujuan untuk membersihkan diri. Sementara itu Franz Magnis Suseno dalam buku Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa (2003) menyebutkan tapa yang dilakukan orang Jawa bukanlah suatu tujuan pada dirinya sendiri melainkan maksudnya ialah untuk menguasai tubuhnya sendiri, untuk mengatur serta membudayakan dorongan-dorongan (nafsu-nafsu) dan bukan untuk meniadakannya.

Dalam prakteknya, seperti dicatat Niel Mulder, semedi merupakan bagian dari empat tahap bagi seorang ahli kebatinan untuk membawanya sampai kepada “Hakekat Tertinggi”. Tahap mistik yang paling rendah adalah menghormati dan hidup sesuai hukum-hukum agama, tahap kedua sering disebut tahap tarekat dimana kesadaran tentang hakekat tingkah laku tahap pertama harus diinsyafi lebih dalam dan ditingkatkan. Seperti contoh pepatah kaum abangan yang berbunyi, “Tuhan tidak dijumpai di Mekah melainkan dalam batin sendiri”. Tahap ketiga, hakekat, adalah tahap menghadap kebenaran. Tahap terakhir dan tertinggi ialah makrifat, dalam tahap ini jiwa seseorang terpadu dengan jiwa semesta.

Ada peristiwa di tahun 2002 yang tidak dapat dijelaskan secara medis dialami Caknun. Dengan wajah pucat pasi, dikisahkan dalam buku Cinta, Kesehatan, dan  Munajat Emha Ainun Nadjib (2019) ditulis oleh dr. Ade Hashman, Caknun kehilangan 26 kg dengan menyisakan bobot 46 kg. Saat diperiksa dr. Bambang Supriyadi, Sp.Rad(K) dari RSUP dr. Sardjito melalui  pemeriksaan diagnostik dengan radioaktif (Pc99) mengatakan, menemukan adanya unsur logam (dicurigai semacam zat uranium) pada kelenjar tiroid Emha sehingga menyebabkan intoksikasi pada organ tersebut. (hlm. 37)

Seperti diungkapkan dr. Ade, saat ilmu medis sudah angkat tangan, dan tidak ada lagi ikhtiar yang mampu dilakukan, tepat pada momen itulah kita harus menyerahkan seluruh sepenuhnya kepada Allah. Berpakaian rapi dengan peci berwarna merah-putih khas Maiyah, Cak Nun kemudian menjalani tarekatnya sendiri. Ia duduk bersila di bawah pancuran air di kamar mandi. “Merapal doa, berzikir, dan menjalin kemesraan dengan Allah” (hlm. 40).

Usai melakukan tarekat itu Cak Nun sembuh total. Badannya kembali pulih. Ia beraktivitas seperti biasa, menemani rakyat kecil di acara Maiyah, baik di dusun maupun kota. Bagi dr. Ade, pengobatan paling besar adalah sebuah proses, termasuk dalam konteks komunikasi. “Saya percaya bahwa proses penyembuhan bukan hanya melibatkan peristiwa fisik, melainkan jauh lebih kompleks dari itu. Manusia tak sekadar otot, tulang, dan darah. Penyembuhan melibatkan unsur mental, bahkan bertautan dengan hal-hal spiritual. Sejatinya, penyembuhan merupakan ‘peristiwa langit’. Obat bukan faktor utama kesembuhan. Obat adalah wasilah yang logis dalam upaya penggalian ijtihad terhadap sunatullah untuk menuju proses penyembuhan” (hlm. 43).

BACA JUGA: Ternyata, Sel-sel Kekebalan Tubuh Bisa Dilatih dan Diprogram agar Bisa Lebih Agresif Melawan Infeksi

Berkeinginan sehat, mempunyai harapan sembuh memang doa yang banyak melangit selama kurun waktu belakangan ini. Namun, menisbikan Sang Maha Pemilik Alam Semesta beserta sesama manusia sampai-sampai kita kalap untuk melakukan apa saja untuk menyelamatkan diri sendiri. Sementara orang lain mungkin membutuhkan, barang yang sengaja kita beli banyak lalu ditimbun, baik itu berupa masker seperti pada tahun lalu, atau pada saat ini seperti beragam jenis susu dan obat yang beberapa diantaranya misalkan memerlukan resep dokter.

Sejak semula saya menulis ini dengan berulangkali memasukkan diksi ‘menyadari’ dan ‘kesadaran’ berujung pada meditasi atau berdiam diri di tempat yang kita kira nyaman, berasal dari prinsip dasar meditasi yang dicatat DR. dr. Bondan A. Suryanto, MA. yaitu, rileks (ketenangan), konsentrasi (fokus), dan imajinasi (inovasi, kreativitas, pencitraan, pembayangan) untuk menjadi gantungan asa.

Masyarakat kita kerap kali latah mengikuti ungkapan yang dikemukakan orang lain di tempat biasa manusia berkerumun, seperti Poskamling di malam, Dagangan Sayuran di pagi, dan kini selalu ada di genggaman dengan jejaring grup Whatsapp bersama tetangga. Ini pun masih belum jauh dari budaya Jawa: Getok Tular alias ‘jarene’. Ya kalo bener, eh ternyata gengsi saja. Khawatir malu karena nggak bisa mengikuti tren yang sedang berkembang. Kayaknya sih gitu. Kayaknya lho iku juga aku mung krungu jarene~.

 

Baca Tulisan-tulisan Menarik Atra Habibie Lainnya

Tags: Covid-19Emha Ainun NadjibMeditasiNyas-NyisSusu Bear BrandTradisi Jawa

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Atra Habibie

Atra Habibie

Author
Pernah patah dan jatuh, sedang bertumbuh. Tukang cuci piring yang mengubah lamunan menjadi cerita. Lahir di Pekalongan, Bermukim di Batang. Sedang merintis percetakan-penerbitan, dan toko buku online alternatif.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Batik TV Kota Pekalongan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Juni 21, 2022
175
Berita Walikota Pekalongan

Saya yang Walikota Menjawab Kritik Saya yang Tukang Kritik

Juni 8, 2022
228
THR dan Buruh di Indonesia

THR Penting juga bagi Perusahaan, Nggak Cuma bagi Buruh

April 16, 2022
162
Islam Itu tidak harus arab

Islam Itu Tidak Harus Arab, Tapi juga Tidak Mengabaikan Arab

April 10, 2022
159
Review Film Pandai-Me

Semua Terdampak, Semua Bisa Berdampak – Review Film Pandai-Me

April 6, 2022
156
Politik Pangkon Walikota Afzan Arslan Djunaid

Politik “Pangkon” Ala Mas Walikota Aaf

April 5, 2022
178
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Perjalanan aespa menemukan Black Mamba di Kwangya

Mengkaji Makna dan Tujuan Pendidikan Lewat Pemikiran Ibnu Khaldun

Fransis Pizza: Tempat Nguliner Tersembunyi Jogja yang Hanya Buka Dua Hari

Lewat Drama Shooting Stars Kita Jadi Tahu Huru-hara Dibalik Industri Hiburan Korea Selatan

Yakin Deh, Cuma Program Batik TV Ini yang Nggak Mengecewakan

Kehebatan Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 yang Perlu Kamu Tahu

Doa untuk Semesta

LAGI RAME

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
3.1k
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
4.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
848
Burung Kicau Terbaik 2022

Ini Lho 7 Burung Kicau yang Menjadi Primadona di Tahun 2022

Juni 16, 2022
877
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.2k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
1.6k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
2.5k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
30k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34.8k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
13.1k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • OTOMONO
  • DUNIA GAME
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In