• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Tahapan Menuntut Ilmu Menurut Umar bin Khattab

Ilustrasi: Youtube Musafir Borneo

Tahap-Tahap Menuntut Ilmu Menurut Umar bin Khattab

Sombong, Tawadhu, Tidak Tahu Apa-apa

Akhmad Khoirul Munir by Akhmad Khoirul Munir
Januari 16, 2022
in ESAI
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Piala AFF 2021 sudah berakhir, tapi sesekali obrolan tentang babak final itu kadang masih terdengar. Obrolan itu kadang cenderung bernada perdebatan. Malah ada pula yang sampai saling menyalahkan sesama teman sendiri.

Wajar saja sih. Mungkin itu cara mereka mengekspresikan rasa cinta mereka kepada Timnas Indonesia. Atau kalau mau dikerucutkan lagi, rasa cinta pada tanah air.

Tapi, saya sedang tak mau ikut memperdebatkan hasil akhir Piala AFF 2021 itu. Justru, melalui perdebatan itu saya malah teringat pada ungkapan Sayidina Umar bin Khattab, seorang sahabat mulia Rasulullah saw. Beliau pernah mengemukakan bahwa dalam menuntut ilmu, seseorang akan mengalami tiga fase.

Ah, sepertinya penjelasan masalah ini sudah sangat tidak asing lagi. Apalagi sudah sangat banyak yang menyebarkannya di media online. Bahkan, sebagian dari kita pasti sudah pernah mendengarnya. Tapi apa salahnya mengulang lagi. Siapa tahu ada yang lupa.

BACA JUGA: Lakukan 4M dalam Belajar supaya Kamu Benar-benar Dapat Ilmunya

Begini kata beliau, “Menuntut ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika seseorang memasuki tahapan kedua, ia akan tawadu. Dan jika seseorang memasuki tahapan ketiga, ia akan merasa dirinya tidak tahu apa-apa.”

Tahap Pertama, Kesombongan

Sikap sombong dalam fase pertama saat mencari ilmu biasanya ditunjukkan dengan sikap yang merasa sangat memahami ilmu. Padahal, baru saja tahu atau baru saja mendengarnya.

Kalau diibaratkan, tahapan ini seperti seorang anak kecil yang dibelikan baju baru atau sepatu baru, pasti ia selalu ingin menunjukkan baju atau sepatu barunya kepada teman-temannya. Wajar-wajar saja sih. Namanya juga baru mendapatkan sesuatu yang baru.

Selain memamerkan baju atau sepatu barunya, anak kecil biasanya juga akan membandingkan baju atau sepatunya yang baru itu dengan milik teman-temannya. Bahkan, sekalipun ada temannya yang sama-sama pakai baju atau sepatu baru, biasanya ia akan bersikap enggan menerima hal yang sama itu. Ia akan selalu mengatakan bahwa baju dan sepatu barunya itu lebih bagus atau paling bagus dari milik temannya.

Begitu juga dalam urusan mempelajari ilmu. Orang yang baru saja mendapatkan pengetahuan baru akan menganggap bahwa pengetahuan yang baru ia peroleh itu adalah kebenaran. Tak ayal, ia akan membandingkan pemahamannya itu dengan orang lain. Kalaupun ada pemahaman yang lain, ia cenderung enggan menerima pemahaman itu.

Dari situlah, tak jarang pula muncul perasaan pada orang itu, bahwa ia yang paling benar, paling baik. Ia pun mudah merendahkan orang lain hanya karena pemahamannya berbeda. Malah, menganggap pandangan orang lain sebagai pandangan yang kolot, dan ilmunya tidak lebih tinggi darinya. Kalau tidak keliru, Rasulullah saw pernah bersabda, “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”

BACA JUGA: Kunci Pembuka Pintu Keilmuan Menurut K.H. Muhammad Saifudin Amirin

Dari sini jelas, bahwa bentuk kesombongan mula-mula ditunjukkan oleh sikap yang tak mau menerima kebenaran. Dalam hubungan antarmanusia, kebenaran boleh jadi baru dapat diperoleh manakala seseorang mampu menempatkan secara tepat setiap perbedaan pandangan. Sehingga, ia memperoleh pengetahuan yang lengkap dari berbagai perspektif.

Sikap menerima perbedaan pandangan ini, tentunya tidak akan membuat orang mudah merendahkan orang lain. Tidak pula mudah menghina, mencela, bahkan mengumpat orang lain.

Tahap Kedua, Tawadu atau Rendah Hati.

Seseorang yang memiliki semangat tinggi belajar akan tertuntun, bahwa selain pengetahuan yang ia dapatkan, ada pengetahuan-pengetahuan lain yang belum ia ketahui. Maka, ia pun akan terlatih untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Sebab, ia tahu kalau pengetahuannya belum seberapa.

Makanya, sangat dianjurkan bagi orang yang sedang belajar untuk berguru pada sebanyak-banyak mungkin guru. Tujuannya, tentu bukan untuk unjuk gigi tentang kita berguru pada siapa saja. Akan tetapi, agar kita makin mampu menempatkan diri secara tepat. Berusaha memahami setiap perbedaan pendapat itu.

Analogi paling umum untuk menggambarkan tahap ini adalah pertumbuhan padi. Semakin berisi, semakin merunduk. Ilmu pengetahuannya pun ia gunakan untuk memahami hakikat dirinya sendiri. Ia juga menjadikan ilmu itu untuk lebih mendekatkan diri pada yang menciptakan-Nya.

Tahap Terakhir, Tidak Tahu Apa-apa

Semakin banyak yang kita ketahui, sebenarnya semakin kita tertuntun untuk mengerti. Bahwa sebenarnya dari banyaknya pengetahuan yang kita peroleh itu, kita makin menemukan diri kita sebagai orang yang sesungguhnya tak tahu apa-apa. Ya, karena di dalam ilmu pengetahuan yang kita dapatkan itu sesungguhnya terdapat misteri yang sama sekali tidak bisa kita pahami maupun kita terangkan.

BACA JUGA: Pendidikan dan Strategi Mendorong Perempuan Berkemajuan

Betapa, ilmu pengetahuan itu luas. Sedang yang kita ketahui lebih kecil dari sekadar butiran debu. Pengetahuan kita hanya sebuah jendela kecil, sementara ilmu adalah bentangan alam semesta yang tak terjangkau oleh langkah kaki kita. Mata kita pun tak mampu memandang apa yang ada di balik langit biru. Bintang yang kemerlap di kegelapan malam, hanya bisa kita tangkap begitu kecil. Akan tetapi, ketika kita mencoba mendekati bintang itu, rupanya ada banyak hal yang belum kita tahu.

Dengan bekal pengetahuan itu pula, seseorang yang sungguh-sungguh di dalam belajar, akan menemukan dirinya sendiri. Bahwa, apapun yang ia ketahui sesungguhnya tak akan pernah mampu menjawab apa-apa. Sebab, di balik yang tampak selalu saja ada yang tak bisa dijelaskan. Betapa, kita pada akhirnya menemukan, bahwa diri kita tak sempurna di hadapan Sang Pencipta.

Pengalaman ini pula yang akhirnya diungkap seorang filsuf Yunani Kuno ternama, Socrates. Ia mengatakan, “Semakin aku tahu, semakin aku banyak tidak tahu. Hingga akhirnya aku tahu bahwa hanya ada satu yang kuketahui, yaitu aku tidak tahu apa-apa.”

Itulah tahap-tahap menuntut ilmu dalam pandangan Sayidina Umar bin Khattab. Dari sini, saya kira kita tak perlu bertanya-tanya, sedang berada di tahap mana kita ini. Akan lebih indah rasanya, jika kita memfokuskan diri untuk terus memperbaiki diri. Agar, hari ini menjadi lebih baik daripada hari kemarin. Karena yang jelas, tanda semakin tinggi ilmu seseorang adalah semakin baik akhlaknya, semakin baik adabnya.

Artikel Terkait

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

BACA JUGA: Berwirausaha dengan Konsep Keislaman

Ada ungkapan bahwa puncak dari ilmu adalah adab yang baik dan yang memberi manfaat. Orang yang beradab pastilah dia berilmu, tapi tidak semua orang berilmu mempunyai adab.

Ada juga ungkapan dari Emha Ainun Najib, atau yang lebih dikenal Cak Nun. Katanya: “Tidak apa-apa kalau ilmumu masih pas-pasan, itu malah bisa membuatmu menjadi rendah hati. Karena banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu, malah menjadikannya tinggi hati.”

Mudah-mudahan apa yang kita pelajari dan kita ketahui tidak menjadikan diri kita sombong serta mudah menyalahkan orang hanya karena pemahamannya tidak sama dengan yang kita pahami. Sebaliknya, mudah-mudahan ilmu yang kita miliki bisa memberi manfaat bagi bumi dan manusia serta segala kehidupan di dalamnya.

Baca Tulisan-tulisan Menarik dari Akhmad Khoirul Lainnya

Tags: BelajarCak NunEdukasiEmha Ainun NajibEsaiilmu pengetahuanKeilmuanOpiniSayidina Umar bin Khattab
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Akhmad Khoirul Munir

Akhmad Khoirul Munir

Menjadilah

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Jajanan Khas Ramadhan - Es Barteh

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Maret 17, 2023
140
Yang Diperjuangkan Feminis

Yang Diperjuangkan Feminis: Merangkul Korban Kekerasan Seksual hingga Membuka Pintu Laki-laki Menjadi Bapak Rumah Tangga

Maret 9, 2023
158
Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Sadfishing Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Membagikan Meme Kocak

Maret 8, 2023
226
Megono Khas Pekalongan

Megono Khas Pekalongan Bukan Cuma Cecek, Berikut Jenis Lainnya

Maret 7, 2023
160
Kelebihan TikTok Shop

Kelebihan TikTok Shop yang Tidak Dimiliki Marketplace Lain

Maret 3, 2023
157
Lagu JKT48 Tema Kehidupan Sampai Percintaan

6 Lagu JKT48 yang Mungkin Relate Denganmu, Tema Kehidupan Sampai Percintaan

Februari 24, 2023
263
Load More
Next Post
Ilustrasi Wapres Maruf Amin

Selain Gus Dur, Ma’ruf Amin Juga Sosok yang Ahli Nganalisis Sepak Bola

Kebahagiaan Palsu

Ketika Hidup di Bawah Bayang-Bayang Keinginan Orang Lain, Bahagiakah Kamu ?

Dinding Batu Misterius di Curug Genting

Dinding Batu Misterius di Curug Genting Batang

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5.6k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.8k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
555
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
159
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Landmark Dieng

Wisata ke Dieng Lewat Jalur Pekalongan

September 7, 2018
15.7k
Wisata Hits Bandung - The Great Asia Africa

Ceritanya 10 Tempat Wisata Hits di Bandung 2023 yang Kekinian

Oktober 11, 2022
1.4k
Resensi Novel Janji karya Tere Liye

Janji Bukan Sekedar Janji dari Novel Terbaru Tere Liye

September 15, 2022
1.6k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In