• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • KILASAN
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • KILASAN
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
    • PUSTAKA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • KILASAN
  • OTOMONO
  • K-Popers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • LAINNYA
Kebosanan awak media selama 2021

Ilustrasi from: Repro Kompas

Tahun 2022, Masihkah Masa Kejenuhan Itu Diperpanjang?

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
Desember 31, 2021
in NYAS-NYIS
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Kalau ada warga yang bilang bosan dengar berita kopat-kopet atau voksan-vaksin, sepertinya itu lumrah. Tapi, bagaimana jika rasa bosan itu justru datang dari seorang pemburu berita? Wah, ini baru cerita!

Begini ceritanya, dalam beberapa kali kesempatan, saya sempat menjumpai kawan-kawan awak media. Ada yang ketemunya di warung. Ada pula yang di jalan. Bahkan, ada yang di kantor Radio Kota Batik. Semuanya terjadi begitu saja. Tanpa diskenario, tanpa direncana.

Tentu, karena pertemuannya tak terencana, obrolannya pun spontan saja. Nggak ada daftar pertanyaan dan jawaban yang dipersiapkan sebagai panduan obrolan. Kami ngobrol ngalir aja. Ngalor-ngidul tanpa arah yang jelas.

Meski begitu, ada banyak poin yang saya dapat dari obrolan-obrolan itu. Salah satunya menyoalkan isu-isu yang mereka jadikan sasaran tembak pemberitaan. Memang, ada beragam peristiwa yang mereka bidik dan mereka jadikan sebagai berita. Tetapi, yang paling sering adalah kegiatan-kegiatan seremonial atau kejadian tragis (entah itu kecelakaan, kriminal, atau bencana alam).

BACA JUGA: Satu Negeri Banyak Ratu

Sementara peristiwa-peristiwa aneh/langka dan unik, agaknya sulit didapat. Sehingga tak begitu sering berita-berita tentang kejadian aneh/langka dan unik itu muncul di media-media mereka. Hanya sesekali. Itu pun jika dinyatakan layak muat atau tayang oleh redaktur mereka.

Di sela-sela obrolan yang beberapa kali terjadi itu, rupanya ada obrolan yang tak kalah menarik menurut ukuran saya. Beberapa kawan saya yang awak media itu sempat mengeluhkan hal yang sama. Yaitu, bosan meliput berita yang itu-itu saja.

Kalau dihitung, kira-kira ada empat orang yang mengaku seperti itu. Keempatnya, bekerja pada perusahaan media yang berbeda. Yang pertama, mengaku jenuh dengan berita-berita yang terus diulang. Terutama soal kopat-kopet.

Dia mengaku, capek kalau harus ngikutin update-an berita itu. Apalagi narasumbernya ya itu-itu lagi yang kasih keterangan. Dan gara-gara berita yang itu lagi-itu lagi, dia sampai merasa kalau kemampuannya menulis jadi menumpul.

BACA JUGA: Ketika Mas Dudung Bertutur tentang Proses Kreatifnya

Saya penasaran, lantas saya tanya kenapa bisa begitu? Dia jawab, setiap keterangan yang didapat dari narasumber yang itu-itu juga kurang kaya topik pembahasannya. Narasumbernya juga kurang piawai menggunakan bahasa. Walhasil, kalimatnya ya tak jauh beda dengan kalimat-kalimat sebelumnya. Bahkan, saking kesalnya dengan pengulangan-pengulangan itu, kawan saya yang satu ini sempat ngomentari kalau keterangan yang disampaikan narasumber mirip mesin fotokopi. Dhuh!

Seturut dengan kawan saya yang pertama, kawan saya yang kedua juga mengalami kebosanan serupa. Bedanya, ia ngaku sudah capek mondar-mandir ke sana kemari, yang didapat ya itu-itu juga. Ketemunya ya yang itu lagi-itu lagi.

Sesekalinya ada yang bisa bikin heboh, eh keterangan yang diberikan narsum datar-datar saja, katanya. Jadi berasa hambar dan ambyar! Malah, menurut tuturan kawan saya yang kedua, suatu ketika ada peristiwa yang sebenarnya sangat menarik untuk diberitakan. Ia dan kawan-kawan awak media lainnya sudah bersusah payah meliput peristiwa itu.

Eh, begitu peristiwa itu selesai, malah pihak yang mau dijadikan sorotan berita meminta agar peristiwa penting itu nggak diberitakan. Kesal dia. Sampai-sampai ngedumel sendiri.

BACA JUGA: Membayangkan Resolusi Tahun Baru di Dunia Metaverse

Kawan saya yang ketiga, malah mengaku nyaris stress gegara berita yang gitu-gitu aja. Lalu, untuk menghalau rasa stressnya itu sesekali ia mencoba ngulik berita-berita yang lain. Ia kunjungi beberapa kantor penting. Berharap menemukan berita yang sama sekali berbeda.

Tapi etapi, begitu ia sempat menemui orang-orang penting di kantor-kantor itu dan mewawancarainya, eh keterangan yang disampaikan mengesankan kalau si narasumber ini belum bisa move on dari masalah pandemi. Keterangan narasum, sekalipun awalnya tak langsung menyinggung kopat-kopet, eh ujung-ujungnya ya ke situ juga.

Yang keempat, kawan senior saya mengaku kejenuhannya sebagai pemburu berita selama masa pandemi yang sudah berlangsung setahun lebih itu membuatnya terpaksa melakukan pelarian. Ia nggak lagi liputan berita-berita yang itu-itu lagi.

Ia cukup minta kiriman rilis saja dari pihak-pihak yang terkait. Selebihnya, ia tinggal ngopi dan jalan-jalan. Tentu, jalan-jalannya selain membunuh rasa jenuh, juga untuk nyari berita lain. Katanya, kalau pas bosen liputan ya tidur.

BACA JUGA: Pendidikan dan Strategi Mendorong Perempuan Berkemajuan

Pengakuan beberapa kawan saya yang awak media itu membuat saya mikir. Para pemburu berita saja sampai bosen, jadi wajar kalau masyarakatnya jeleh dengan berita yang ita-itu juga. Masyarakat butuh penyegaran informasi. Tapi, mau gimana lagi, toh masyarakat nggak bisa berbuat banyak.

Oh iya, sebenarnya dalam beberapa kali pertemuan saya dengan sejumlah pejabat di daerah pun juga kerap muncul pengakuan yang serupa. Mereka juga bosen dengan yang begitu-begitu lagi. Apalagi ketika mereka ngobrolin soal refocussing anggaran. Wah, bisa jadi lebih lama obrolannya.

Masa pandemi benar-benar menjadi masa kejenuhan yang panjang. Kira-kira, apakah di tahun 2022 masih akan diperpanjang lagi? Kalau iya, maka siap-siaplah kita memperpanjang usia kebosanan kita. Semoga kita sanggup menikmatinya.

 

Baca Tulisan-tulisan Menarik dari Ribut Achwandi Lainnya

Tags: Covid-19KejenuhanNyas-NyisOpiniPandemiPPKMWartawan

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Kiat Agar Batik TV Makin Banyak Ditonton Orang

Kiat Agar Batik TV Makin Banyak Ditonton Orang

Agustus 15, 2022
153
Diskusi Kesetaraan Gender yang Bias Gender

Menghadiri Diskusi Kesetaraan Gender yang Bias Gender

Agustus 14, 2022
158
Perdebatan soal Mendukung Perpeloncoan saat Ospek

Soal Perpeloncoan, Masihkah Kita Mendukung Soe Hok Gie?

Agustus 12, 2022
163
Menanggulangi Wabah Cacar Monyet

Kiat Agar Indonesia Bisa Sukses Menanggulangi Wabah Cacar Monyet

Juli 28, 2022
181
Mengenal Filsafat Stoa - Stoikisme

Stoikisme, Jalan Damai Mengenal Diri Sendiri Sebagai Kunci Hidup Tenang

Juli 27, 2022
239
Soal Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus yang Kurang Diperhatikan

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Itu Perlu Diperhatikan lho!

Juli 25, 2022
188
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Taeyeon SNSD: dari Leader Grup, Solois, hingga Anggota Variety Show

OTT Bupati Pemalang oleh KPK, Diduga Suap dan Jual Beli Jabatan

Derasnya Dukungan pada Karyawan Alfamart yang Diancam UU ITE

Kiat Agar Batik TV Makin Banyak Ditonton Orang

Menghadiri Diskusi Kesetaraan Gender yang Bias Gender

Silang Pendapat Polri dan Presiden Jokowi Soal Kasus Brigadir J

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

LAGI RAME

Wisata Jepara - Karimun Jawa

18 Wisata Hits Jepara Terbaru 2022 Wajib Kamu Kunjungi

April 10, 2022
2k
Batik Motif Jlamprang Pekalongan

Sejarah Batik Jlamprang Motif Khas Kota Pekalongan

Agustus 25, 2017
10.2k
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
1.7k
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2022

November 9, 2021
2.4k
Baron Sceber Rogoselo

Legenda Baron Sekeber Desa Rogoselo

Januari 10, 2016
14.4k
Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
7.7k
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
7.8k
Tempat Kuliner Semarang Kampung Laut

11 Tempat Kuliner Hits Semarang yang Sayang Untuk Dilewatkan

Maret 6, 2022
1.6k
Gubug Bagong Homestay Pekalongan

Daftar Pilihan Homestay dan Guest House Terbaik di Pekalongan

Juni 2, 2019
5.3k
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
8.3k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • KILASAN
  • OTOMONO
  • K-POPers
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KEARIFAN LOKAL
    • UMKM
    • NGABUBURIT
    • NYASTRA
    • EDUKASI
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In