KOTOMONO.CO – Jika sobat cintapekalongan pernah berkunjung ke Petungkriyono, maka akan melihat sebuah Tugu / Monumen Juang yang berdiri di Pertigaan antara ke Curug Bajing dan ke Gunung Rojo jembangan. Tugu tersebut adalah Monumen untuk mengenang perjuangan rakyat Pekalongan dalam menghadapi gempuran Agresi Militer Belanda.
Lokasi Tugu Monumen Perjuangan Petungkriyono
Tugu Monumen Perjuangan Petungkriyono terletak di Dusun Mudal, Desa Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pwekalongan, Provinsi Jawa Tengah.
Sejarah Tugu Monumen Perjuangan Petungkriyono
Adanya Tugu Perjuangan Petungkriyono tersebut merupakan buntut dari perpindahan pusat pemerintahan di Lebakbarang setelah Agresi Militer Belanda menguasai Kota Pekalongan. Di Lebakbarang para tokoh dan pejuang bangsa menungsi untuk mengatur rencana megusir Belanda dari Kota.
Di pengungsian para pejuang dan pejabat disambut penuh keluargaan oleh Camat Lebakbarang yang waktu itu dijabat R. Moeh. Oesman. Para penduduk pun ikut membantu pengungsian para pejuang dan pejabat itu.
Baca : Lebakbarang Pernah Jadi Pusat Pemerintahan Darurat Karesidenan Pekalongan
Namun tempat pengungsian ini akhirnya tercium oleh Belanda dan kaum penjajah ini pun menyerang ke Lebakbarang melalui Desa Mendolo dan Desa Kutorembet. Mendapat serangan sporadis itu, para pejuang kocar- kacir, lalu meninggalkan Lebakbarang.
Dalam serang itu, ada dua pejuang yang gugur, yakni Soekatyo dan Soekono, keduanya adalah staf Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
Dari serangan mendadak itu, akhirnya para pejuang memilih Dukuh Mudal, Desa Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono untuk tempat pengungsian. Untuk mengenang dan menghormati kegigihan para pejuang dalam pempertahankan Kemerdakaan RI, pada 1992 monumen perjuangan Pemerintah Darurat Karesidenan Pekalongan selesai dibangun. Pada 2002, monumen ini diperluas dan posisinya berada di pinggir jalan raya.
Di salah satu dinding bangunan monumen ada kalimat bertuliskan: ”Semangat perjuangan seluruh rakyat yang dijiwai nilai-nilai Pancasila kita pertahankan Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dan tekad bulat menegakkan pemerintah Karesidenan dan Kabupaten Pekalongan”.
Baca juga : Sejarah Monumen Juang Lebakbarang
Agresi militer kaum kolonial Belanda, pada 1947-1948 yang membuat para pejuang dan pejabat di Karesidenan Pekalongan melakukan pengungsian, setidaknya membuat Dusun Mudal ikut memahat sejarah.
Dusun yang berada di Desa Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono itu, memang menjadi tempat pengungsian terakhir para pejuang dan pejabat karesidenan. Itulah sebabnya, untuk mengenang serta menghormati semangat juang yang dimiliki para pejuang terdahulu, maka dibangunlah Tugu Perjuangan.
Bangunan Tugu Monumen Perjuangan Petungkriyono

Secara bangunan fisik, tugu ini memunyai tinggi 200 meter, panjang 200 meter, dan lebar 220 meter. Kini, kebaradaan tugu itu menjadi penguasan Komando Distrik Militer (Kodim) 0710. ”Untuk mengenang jasa-jasa para pahlwan, tugu ini sangat membanggakan bagi masyarakat Desa Yosorejo. Ya, setidaknya di tempat ini pernah terjadi perjungan yang luar biasa dari para pejuang kemerdekaan,” kata Yasin, 52 tahun, warga Desa Yosorejo.
Sumber : Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
Berikan komentarmu