KOTOMONO.CO – Bangunan kecil berbentuk mirip seperti bus surat jaman dahulu yang berada di trotoar pinggir jalan sebelah selatan lapangan jetayu nampak tak ada artinya. Tetapi sudah tahukah sobat cinta pekalongan jika bangunan mungil tersebut merupakan cagar budaya milik kejayaan kota pekalongan ?
Tugu tersebut bernama Mylpaal yang juga disebut-sebut merupakan titik tengah dari jalan yang dibangun oleh Gubernur Jendral Daendels tahun 1808.
MYL artinya satuan hitung sedangkan PAAL artinya tanda jarak atau titik. Atau “Mijlpaal” dalam bahasa belanda terdiri dari dua suku kata yaitu “mijl” dan “paal”. Mijl berarti satuan panjang 1 mil (1.609 km), sedangkan Paal berarti tiang. Sehingga Mijlpaal dapat diartikan titik nol dari kota Pekalongan. Pada masa penjajahan Belanda Mijlpaal digunakan sebagai tolak ukur pembayaran jarak jauh dekatnya dalam pengiriman surat menyurat.
Pembuatan tugu Mijlpaal dilakukan oleh bawahan Daendels. Awalnya hanya berbentuk patok kecil sebelum akhirnya dibuat tugu oleh Residen F. H. J Netscher pada tahun 1860. Pada era setelah kemerdekaan yaitu 1960 tugu Mijlpaal hampir digusur, tetapi sejumlah tokoh Pekalongan mengingatkan Pemerintah Daerah akan pentingnya peninggalan sejarah tersebut, sehingga penggusuran pun diurungkan. (Dirhamsyah, 2014).
Ada yang mengatakan bahwa Pekalongan merupakan titik tengah pulau Jawa (Baca : Bukti Pekalongan Poros Tengahnya Pulau Jawa). Namun teori ini kurang pas dan tidak relevan, misalnya dapat dilihat dari jarak tempuhnya dari beberapa kota. Kota Pekalongan berjarak kurang lebih 400 kilometer dari Jakarta dan 420 kilometer dari Surabaya.
Untuk menuju ke Kota Pekalongan dapat ditempuh melalui jalan darat, kereta api cepat lima jam perjalanan dari Jakarta, atau tujuh jam menggunakan bus. Begitu juga waktu tempuh dari Surabaya. Menggunakan kereta api cepat, dibutuhkan waktu sekitar lima jam.
Teori mengenai Kota Pekalongan merupakan Poros Pulau Jawa memang bisa dibenarkan, karena menilik sejarah Kota Pekalongan pada zaman pendudukan Belanda. Pekalongan mempunyai Gudang Gula terbesar se jawa,GOR Jetayu,serta Jembatan Loji yang dulunya merupakan sebuah dermaga. Ini menunjukkan kalau kawasan tersebut dulunya merupakan pusat perdagangan di masa Penjajahan Belanda.
Kini Tugu Mijlpaal menjadi salah satu ikon Kota Pekalongan yang diserbu para kalangan muda mudi Pekalongan dengan adanya revitalisasi tugu nol kilometer identitas sejarah Kota Batik diketahui masyarakat, dan akan menjadi daya tarik yang tak kalah dengan daerah lainnya
Insiden Tugu Mylpaal di “coret-coret”
Bangunan Tugu Mylpaal yang kini masih berdiri kokoh meski sedikit sempal karena ulah orang yang tak sengaja. Ada suatu insiden yang sangat menggemparkan bagi para pemerhati dan kawan-kawan cinta sejarah Pekalongan yakni Tugu Mylpaal tersebut di “coret-coret” oleh seseorang/sekelompok anak muda yang ingin eksis namun tidak pada tempatnya dengan inisial yang pertama GMBK dan yang kedua kalinya dengan inisial MELLA MELLU pada tulisan di tugu mylpaal.

Beruntung kawan-kawan pemerhati sejarah pekalongan khususnya kawan-kawan Pekalongan Heritage langsung melakukan aksi dengan mengecat kembali Tugu Mylpaal menjadi warna putih yang sebelumnya berwarna biru. Dan terima kasih saya sampaikan kepada dinas terkait yang sudah memberikan izin kepada kawan-kawan pekalongan heritage untuk mengecat tugu mylpaal.
Atas kejadian mengejutkan ini, kita sebagai orang-orang yang mempunyai kecintaan terhadap pekalongan kian bertambah dan mendapat banyak hikmah dibalik insiden tersebut. Tugu yang sebelumnya terbengkalai kini perlahan sudah mulai diperhatikan oleh semua orang termasuk pemerintah karna memang itu adalah Benda Cagar Budaya Pekalongan yang wajib dilestarikan dan dirawat oleh semua masyarakatnya.
Saya mengajak para sobat cintapekalongan agar mau peduli dengan benda-benda maupun bangunan yang bersejarah di pekalongan. Dengan peduli artinya kita benar-benar mempunyai cinta terhadap kota kelahirannya. Dan bagi pelaku vandalisme agar segara bertaubat dan menghentikan aksi bodohnya, kebodohanmu jangan kau pertontonkan ke publik !!! Kreatif boleh tapi begok jangan !
Tugu Mylpaal Pekalongan Direnovasi
Setelah insiden “corat-coret” berlalu, ada sebuah harapan yang dijanjikan oleh Pemerintah Kota untuk merenovasi tugu mylpaal tersebut atas pengajuan dari kawan-kawan pemerhati sejarah. Renovasi bukan dalam arti dirombak habis-habisan seperti Jembatan Loji, melainkan diberi sebuah pagar dan bangunan pendukung agar cagar budaya ini terlihat lebih terawat.
Citra kawasan jetayu sebagai kawasan “cagar budaya” kian terasa dan masyarakat awam jadi tahu tentang tugu Mylpaal yang ada di lapangan jetayu.
Salam Cinta Pekalongan