• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
  • Login
  • Register
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • OH JEBULE
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-Popers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • NYASTRA
  • LAINNYA
Ora Kober Aesthetic-Aesthetic-an, Warga Pekalongan Berlomba Meninggikan Rumah

Ora Kober Aesthetic-Aesthetic-an, Warga Pekalongan Berlomba Meninggikan Rumah

Ora Kober Aesthetic-Aesthetic-an, Warga Pekalongan Berlomba Meninggikan Rumah

Aghistna Muhammad by Aghistna Muhammad
Februari 18, 2023
in NYAS-NYIS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Rumah di Pekalongan kok mbok suruh aesthetic. Aesthetic mbahmu!!!

Menilik fungsi utama rumah sebagai tempat berlindung dan beristirahat, setiap keluarga pasti berusaha sesuai kemampuan menjadikan rumahnya selalu aman untuk ditempati. Tak hanya memperhatikan fungi utama dari rumah saja, beberapa orang berusaha membuat rumah senyaman mungkin dengan tata ruang sesuai seleranya masing-masing. Seenggaknya rumahnya dibuat nyaman dulu ya, walaupun entah suasana rumahnya bagaimana, wiuwiu.

Dengan tujuan masing-masing, seseorang pasti menginginkan memiliki rumah yang aman, nyaman, dan indah. Karena selain membuat efek positif bagi si pemilik rumah, katanya rumah adalah cerminan penghuninya. Bagaimana ia menjaga dan merawat rumah bisa menjadi indikator cerminan tentang sifat penghuninya.

Tapi jika melihat sebagian dari masyarakat Kota Pekalongan pada beberapa tahun belakangan ini, banyak yang ora kober (tidak sempat) berlomba-lomba menyulap rumahnya menjadi rumah yang aesthetic. Sebagian masyarakat tersebut adalah masyarakat Pekalongan bagian pesisir, bagian yang kerap ditamui banjir tiap musim penghujan tiba. Saking seringnya terendam bajir, lama-lama masyarakat ini bisa menjadi sakti mandraguna, karena keseringan topo kungkom.

Peninggian Rumah vs Peninggian Jalan

Melihat awal Januari kemarin, ketinggian banjir di desa Tirto kecamatan Pekalongan barat mencapai pusar orang dewasa, kalau sudah demikian surutnya bisa dipastikan sampai 2-3 minggu, bahkan ada yang sampai berbulan-bulan. Semakin dangkalnya dasar sungai menjadikan masyarakat tidak bisa menyalahkan air, yang bisa jadi juga kebingungan mau lari ke mana. Sebab sungai yang menjadi tempat dan jalurnya sudah terisi penuh.

Berdasar yang saya alami saja, ketika dulu masih SD sekitar tahun 2010-an saat air sungai penuh saya masih bisa berenang dan kaki saya masih jauh jika ingin menapak ke dasar sungai. Tapi sekarang saat air sungai penuh pun, saya pernah mencoba mengukur kedalamannya hanya berkisar 10-30an cm, boro-boro mau berenang, baru menapakkan kaki ke dasar sungai saja kaki kita akan langsung terserap lumpur di dasar sungai tersebut atau bahasa pekalongannya, ngendot. Dan itu sangat bau.

BACA JUGA: Kiat Sukses Mengatasi Masalah Banjir Versi Orang Goblok

Seakan tanpa harus ada pemberitahuan dari BMKG terlebih dahulu, masyarakat Pekalongan yang terdampak banjir sudah bisa memprediksi dan bersiap-siap jika musim penghujan tiba, salah satu list tamu yang akan datang ke rumah ya air banjir itu.

Beberapa solusi yang ditawarkan pemerintah untuk menanggulangi datangnya banjir atau yang lebih tepatnya memindahkan banjir salah satunya dengan meninggikan jalan. Kenapa saya sebut memindahkan banjir?

Ya karena setelah jalan di satu daerah ditinggikan, banjir yang sebelumnya akan datang ke daerah tersebut berbondong-bondong pindah ke daerah sebelahnya yang kalah tinggi jalannya. Begitu terus berulang-ulang. Seperti itu saja terus sampai Pekalongan bisa setara dataran tinggi. Dilema sekali bukan?

BACA JUGA: Nguri-Uri Budaya Banjir, Berdamai di Tengah Bencana yang Tak Teratasi

Menganggap tidak bisa sepenuhnya mengandalkan solusi dari pemerintah, masyarakat secara mandiri berusaha meninggikan rumahnya masing-masing, atau setidaknya ada sebagian ruangan yang ditinggikan untuk dibuat tempat menyelamatkan barang-barang penting. Selebihnya bisa untuk tidur atau sekadar tingkring saat banjir datang. Kalau tak ada tempat untuk tidur ya terpaksa harus ngungsi.

Peninggian rumah mau tak mau harus bisa bersaing dengan peninggian jalan, karena jika tinggi rumah tidak bisa mengimbangi ketinggian jalan akan membuat banjir semakin tinggi di dalam rumah, dan air menjadi mbuwel atau terkurung di sana seperti kentut dalam sarung.

Saking seringnya ditinggikan, tak jarang ditemui rumah-rumah yang saat kita berdiri di dalamnya, kepala kita bisa bersentuhan langsung dengan langit-langit. Jika di langit-langit rumah terdapat kipas angin atau AC mungkin penghuni rumah akan gampang masuk angin, karena kipas dan penghuninya memiliki kedekatan yang super dekat.

Guyonan masyarakat juga sering mengatakan kalau rumah-rumah di Pekalongan sekarang ini sangat mempresentasikan nilai adab dan unggah-ungguh orang Jawa, sampai mau masuk rumah saja harus menundukkan badan.

BACA JUGA: Banjir Pekalongan Tak Pernah Tuntas Kalau yang Diajak Ngobrol Cuma Elite

Ora Kober (Tidak Sempat) Aesthetic-aesthetican

Seiring dengan berkembangnya dunia interior rumah, seseorang banyak yang berlomba-lomba memperindah rumahnya masing-masing. Dari pemilihan warna cat, penataan ruang, sampai memasukkan tumbuh-tumbuhan juga diperhatikan demi kenyamanan rumah saat ditempati.

Bagi masyarakat Pekalongan yang terdampak banjir hal tersebut menjadi sunnah atau mungkin sunnah yang mustahil. Nyaman bagi kami adalah ketika rumah bisa menjadi tempat tidur yang aman dari banjir beserta apa saja yang dibawanya. Karena selain air dan sampah, hewan seperti ikan sampai ular pun kerap ditemui sedang asyik berenang masuk ke dalam rumah. Bayangkan betapa aesthetic-nya rumah kami saat banjir, tak hanya tumbuhan, sampai hewan-hewan air pun bisa berenang bebas di dalamnya.

BACA JUGA: Yang Paling Mudah Disalahkan Orang Saat Banjir Melanda

Masyarakat tak sempat berlomba-lomba mengejar aesthetic, untuk biaya meninggikan rumah saja sudah mengeluarkan biaya yang cukup banyak, apalagi jika ditambah dengan membeli hiasan-hiasan mahal. Wah, ya bisa-bisa hiasan tersebut ikut kena banjir dan malah memakan tempat yang sudah ditinggikan to, ya.

Makanya bagi masyarakat Pekalongan yang terdampak banjir, bisa menyelamatkan barang-barang penting dan tidur di rumah saat banjir bertamu saja sudah bersyukur. Yap, pastinya diiringi harapan akan terselesaikannya masalah banjir ini.

Sumber gambar: TV One News

BACA Tulisan-tulisan menarik dari Aghistna Muhammad lainnya.

Artikel Terkait

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Dua Tahun Walikota Pekalongan: Gagap dan Serba Tak Menentu

Efek Domino Aduan Inisial APA, Cinta itu Buta Tapi Jangan Buta-Buta Amat

Tags: banjirBanjir PekalonganBerita PekalonganEsaiKota PekalonganNyas-NyisOpiniPekalongan BeritaPekalongan Info
Dapatkan berita terupdate dari Kotomono di:
Aghistna Muhammad

Aghistna Muhammad

Jamaah jum'at yang berbahagia

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
180
Refleksi 2 tahun kepemimpinan Walikota Pekalongan Aaf-Salahudin

Dua Tahun Walikota Pekalongan: Gagap dan Serba Tak Menentu

Februari 28, 2023
235
Perkembangan Kasus Mario Dandy

Efek Domino Aduan Inisial APA, Cinta itu Buta Tapi Jangan Buta-Buta Amat

Februari 27, 2023
179
Ratu Tisha PSSI dan Masalah Sepakbola Indonesia

Ratu Tisha Tak Masalah Jadi Waketum Dua, tapi Masalah Bagi Sepak bola Indonesia

Februari 24, 2023
150
Sederet Manfaat Pengajian Ibu-Ibu, Bu Mega Harus Tahu

Sederet Manfaat Pengajian Ibu-Ibu, Bu Mega Harus Tahu!

Februari 23, 2023
165
Childfree Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Adalah Menggugat Prinsip Orang Lain

Childfree Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Adalah Menggugat Prinsip Orang Lain

Februari 14, 2023
179
Load More
Next Post
Cerita pendek seseorang yang takut mati

Cerpen: Seseorang Yang Takut Mati

Resto Sunda Telaga Kuring Bogor

Talaga Kuring: Resto Sunda Di Bogor, Guramenya Bikin Nagih!

Masalah Resesi Seks dan angka kelahiran Korea Selatan turun

Korea Selatan: Tren K-Pop Meningkat Tapi Angka Kelahiran Turun

komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Banda Neira: Serpihan Surga Bagian Timur Indonesia

Cerpen: Burung Kakaut

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

AESPA Comeback Bulan Mei: Sang Leader K-Pop Gen 4 Telah Kembali

Jajanan Khas Bulan Puasa Wong Batang #2

Ikan Kembung: Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat

LAGI RAME HARI INI

Resensi Buku Loneliness is My Best Friend karya Alvi Syahrin

Kamu Tidak Sendirian, Karena Kamu Punya Kamu

November 1, 2022
1.2k
Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Penyebab Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bebas, Begini Tanggapan Angin

Maret 18, 2023
180
Review Film Unlocked (2023) Netflix Korea

Review Film Unlocked (2023): Bikin Parno!

Februari 26, 2023
265
Wisata hits Purwokerto - Menggala Ranch

Menggala Ranch Banyumas, Wisata Ala View New Zealand di Jawa Tengah

Mei 25, 2022
5.6k
Review Buku Novel Ezaquel

Resensi Novel Ezaquel Karya Siti Habibah

April 12, 2022
2.3k
Wisata Hits Bandung - Talaga Pineus Riverside Camp Pangelangan

Talaga Pineus Riverside Camp Itu Tempat Camping Asyik Tanpa Ribet

Agustus 13, 2022
2.7k
Resensi Novel Janji karya Tere Liye

Janji Bukan Sekedar Janji dari Novel Terbaru Tere Liye

September 15, 2022
1.6k
Senopati dan ratu kidul

Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang

Maret 14, 2018
10k
Hotel Staycation Jogja - Agarra Villa

Rekomendasi Hotel Staycation Jogja, Under 500 Ribu!

Maret 17, 2023
165
Sate Winong Mustofa Purworejo

10 Rekomendasi Kuliner Enak di Purworejo Tahun 2023

November 9, 2021
5.8k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ARTIKEL POPULER
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • K-POPers
  • PLESIRAN
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • RELEASE
    • NYASTRA
    • OH JEBULE
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • UMKM
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In