KOTOMONO.CO – Belum juga diresmikan, setidaknya sampai saya menulis ini, wisata air terbesar yang baru dibangun di Kota Pekalongan sudah membuat warganya mencak-mencak di media sosial. Malah ada juga yang langsung menyatakan malas datang ke sana. Pernyataan itu, menurut saya sih cuma alibi warga Pekalongan supaya terlihat lebih edgy. Mereka tentu saja keberatan dengan harga tiket masuk wisata air yang menurut dompet mereka kemahalan.
Beberapa hari lalu, ramai di media sosial harga tiket masuk wisata air terbesar itu adalah Rp 25 ribu. Nominal yang sebetulnya tidak terlalu mahal untuk sebuah objek wisata bertaraf nasional. Fyi aja, tiket masuk Ancol paling murah segitu juga.
Namun, karena warga Pekalongan itu sudah begitu karib dengan hal-hal yang murah, tiket masuk seharga Rp 25 ribu itu terbilang “mahal”. Apalagi mereka sudah tahu kalau tempat wisatanya ya, gitu-gitu doang. Dulu saja, ketika belum dibangun seperti sekarang, banyak warga yang mengakali supaya nggak bayar tiket masuk wisata Pantai Pasir Kencana.
Nggak perlu menuduh orang lain, karena saya sendiri juga pernah melakukan itu. Saya masuk ke sana saat petugas loket belum datang. Jadi saya nggak usah bayar tiket masuk, cukup bayar parkir saja. Sebab sialnya, walaupun belum ada petugas karcis, si tukang parkir sudah stand by. Mungkin si tukang parkir ini sudah stand by sejak pukul 4 subuh kali.
Lihat postingan ini di Instagram
Saya membaca komentar-komentar di beberapa akun Instagram. Banyak netizen yang merasa keberatan jika harga tiket masuk wisata air terbesar itu Rp 25 ribu. Kata mereka, harga segitu sangatlah kemahalan, jika dibandingkan dengan misalnya, beli mi ayam. Belum lagi biaya parkir, makanan, dan kalau mau sewa ban beserta tetek-bengeknya, wah sudah tentu uang 100 ribu keluar dari dompet.
Akan tetapi, saya pikir walaupun harga tiket masuk wisata air terbesar itu mahal menurut kacamata kaum “mendang-mending” di Pekalongan, ya nggak perlu ngamuk juga kali. Apalagi sampai berkomentar negatif tentang wisata air terbesar tersebut. Bagaimanapun itu adalah tempat wisata kebanggaan, jadi mohon dengan sangat netizen nggak usah nggeratil tangannya.
Saya tahu tipikal orang Pekalongan itu suka ngamuk-ngamuk nggak jelas, apalagi dengan wisata yang konsepnya saja mbuh, eh harganya mahal itu. Tapi mbok ya nggak usah ngamuk kalau tiket masuk wisata air terbesar itu kemahalan. Lho, kenapa? Saya punya alasannya.
Targetnya Bukan Warga Lokal
Kalian tahu konsep tempat wisata, kan? Bahwa bagi orang luar Pekalongan, Pekalongan adalah tempat wisata, tapi bagi warga lokal, Pekalongan itu biasa saja. Jika kalian sudah paham konsep itu, nggak menutup kemungkinan kalau wisata air terbesar itu targetnya bukan warga lokal.
Maka, harga tiket masuknya Rp 25 ribu itu sudah pas. Kita sama-sama paham lah kalau harga tiket masuk segitu mahalnya, mungkin banyak dari kita yang kurang mampu. Warga lokal yang kebanyakan bekerja sebagai kuli keceh, kuli bangunan, kuli batik, kuli-ah, kuli ikan, dan kuli-kuli lainnya nggak mungkin mau menghabiskan banyak uang hanya untuk melihat sesuatu yang biasa mereka lihat secara gratis.
BACA JUGA: Lenyapnya Instagram Pekalonganinfo Meninggalkan Kenangan yang Ngangenin
Warga lokal tentu lebih memilih wisata yang murah-murah saja, atau bahkan gratis. Misalnya, jalan-jalan ke Bunderan Jetayu atau ke Alun-alun Kota Pekalongan yang sudah dipercantik itu.
Jadi, wisata air terbesar ini mungkin saja konsepnya seperti Ancol, sengaja dibuat untuk wisatawan. Nah, wisatawan itu yang dari luar Kota Pekalongan. Maka bukan sebuah kemustahilan kalau nanti ada teman datang dari luar kota, saya tidak akan merekomendasikan datang ke wisata air terbesar.
Mengapa? Karena sampai detik ini, saya belum pernah ke sana, dan sampai saya menulis ini, belum punya niatan untuk ke sana. Jadi, lebih baik saya menyarankan pada teman saya yang dari luar kota itu, untuk mengajak temannya lagi yang dari luar kota yang pernah ke wisata air terbesar.
Sepadan
Harga tiket masuk wisata air terbesar itu sebenarnya nggak mahal-mahal banget. Ya, sepadan lah dengan konsep yang direncanakan. Saya bilang konsep karena saya belum tahu kenyataannya apakah meleset dari konsep atau meleset banget.
Kalau ingatan saya tidak memberontak, konsepnya dulu, kan, wisata air terbesar se-Asia Tenggara. Jadi tiket masuk segitu sudah cocok. Ini wisata air terbesar se-Asia Tenggara, lho. Ingat: SE-ASIA TENGGARA.
BACA JUGA: Merayakan Kemesraan Pemkot Pekalongan dengan Wartawan Lokal
Sebagai perbandingan, Pantai Indrayanti di Gunung Kidul, Yogyakarta itu kalau nggak salah tiket masuknya sekitar Rp 10 ribu. Dengan uang segitu kamu sudah bisa menikmati desir ombak yang menawan, air yang nggak butek, dan tentu saja nggak terganggu oleh suara-suara rakyat yang rumahnya terendam rob.
Etapi Pantai Indrayanti itu nggak menjadi pantai paling indah se-Asia Tenggara. Nah kalau wisata air di Kota Pekalongan itu, kan, terbesar se-Asia Tenggara. Wajarlah kalau harga masuknya dua kali lipat.
Bakalan Malas ke Sana, kan?
Buat apa, sih, kalian ngamuk-ngamuk tiket wisata air terbesar mahal? Nggak cocok sama warga lokal! Bah! Memangnya kalian itu mau ke sana? Serius?
Hei, warga-warga lokal yang nggak punya duit tapi belagu, saya yakin kalian, tuh, malas kalau mau ke sana. Ada banyak faktor saya kira yang melatarbelakangi orang lokal malas buat ke tempat wisata air terbesar yang sebentar lagi buka itu. Nah, karena faktornya banyak, saya rangkumkan dua saja yang akan membuat kalian malas ke sana.
Pertama, kekurangan duit. Ayolah! Kalian, tuh, masih miskin, belum pernah kecipratan kas RT, jadi kalau nggak punya duit nggak usah ke sana, deh. Pun kalau uangnya pas-pasan.
Kedua, aksesnya susah. Nah, ini dia yang paling penting. Akses ke tempat wisata yang megah itu buruknya setengah mati. Saya pikir lebih enak ke Gunung Prau lewat jalur Patak Banteng. Pegal-pegal kaki nggak masalah, yang penting motornya masih bisa jalan.
BACA JUGA: Yang Paling Mudah Disalahkan Orang Saat Banjir Melanda
Kalau ke wisata air terbesar itu, kemungkinannya cuma dua. Kendaraan kalian bakal sampai ke tempat wisata, atau kendaraan kalian akan sampai ke bengkel terdekat karena mogok. Kalau masih musim rob, kendaraan bakal silaturahim dengan air rob, pun ketika hujan melanda, siap-siap knalpot kemasukan air.
Belum lagi kalau roda kendaraan kalian sudah mencium aspal Pekalongan Utara. Kalian bisa dengarkan baik-baik gesekan roda dengan aspal yang tidak rata, plus akan dikejutkan dengan lubang-lubang yang kalau musim hujan bakal membentuk miniatur danau.
Bagaimana? Masih ngamuk kalau harga tiket masuk wisata air terbesar Pantai Pasir Kencana di Kota Pekalongan itu “mahal”? Kita tunggu saja sampai wisata air itu dibuka secara resmi, dan harga tiket masuk yang sesungguhnya diumumkan.
Komentarnya gan