KOTOMONO.CO – Wilhelm Wundt layak disebut sebagai bapak psikologi modern atas jasa dan pemikirannya dalam menciptakan disiplin ilmu psikologi.
Tiap tanggal di kalender menunjuk 10 Oktober, maka banyak dari kita yang merayakannya sebagai hari kesehatan mental dunia. Tokoh seperti Wilhem Wundt ini sangat berperan penting dalam kemajuan ilmu kesehatan menthal.
Bicara soal kesehatan memang tidak hanya menyoal yang terlihat secara fisik, tetapi juga non-fisik, macem mental atau kejiwaan manusia misalnya. Maka kesehatan mental itu sama pentingnya untuk dimiliki tiap individu agar memiliki emosi yang teratur dan mampu menjalani aktivitas tanpa adanya beban di hati. Sebab jika seseorang tidak mampu menjaga kesehatan mentalnya maka hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang tersebut.
Ilmu yang mempelajari mengenai kesehatan mental ini disebut psikologi. Kata psikologi ini berasal dari bahasa Yunani Kuno “Psyche” yang berarti jiwa dan “logia” yang berarti ilmu, sehingga jika ditulis secara etimologis, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental.
Uniknya, psikologi tidak mempelajari jiwa secara langsung karena jiwa atau mental pada manusia bersifat abstrak, hanya saja psikologi akan mempelajarinya dengan membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut. Misalnya pada tingkah laku atau cara mereka menjalani kegiatannya.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, psikologi bisa disebut sebagai ilmu yang masih muda jika dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti ilmu alam, biologi, dan lainnya. Sebab pada akhir abad ke-19, baru ditemukan dan menjadi ilmu yang berdiri sendiri dalam hal isi, metode dan penggunaannya
Ilmu dalam mempelajari psikologi ini telah ada sejak ribuan tahun lalu. Namun, hal ini masih sangat sulit dipahami. Perkembangan psikologi yang terjadi saat ini merupakan asal dari perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapat bentuk pragmatisnya di Benua Amerika. Salah satu tokoh yang terkenal dalam perkembangan psikologi modern ini adalah Wilhem Wundt.
BACA JUGA: Antara Cak Nur, Islam, dan Modernitas
Pria yang bernama lengkap Wilhelm Maximilian Wundt ini lahir pada16 Agustus 1832-31 Agustus 1920 di Neckarau, Grand Duchy of Baden, Jerman. Ia merupakan seorang dokter, psikolog, fisiologi, dan professor, yang sekarang dikenal sebagai penemu psikologi modern karena subangsih pemikirannya dalam dunia psikologi.
Pada tahun 1874, Wundt membuat sebuah karya tulis berjudul “Principles of Physiological Psychology” yang menjadi salah satu karya paling penting dalam sejarah psikologi. Karyanya ini menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi.
Pada saat menulis, Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, seperti halnya zat kimia yang dapat dibagi ke beberapa bagian elemen. Sebab, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halnya fisika dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian ya ng bisa diidentifikasi.
Wundt merupakan seorang pelopor dalam penulisan buku teks yang membahas psikologi. Ia juga mendirikan sebuah laboratorium psikologi pertama pada tahun 1879 di Universitas Leipzig. Melalui laboratorium ini, metode ilmiah untuk memahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. Dalam pembangunan laboratorium ini, Wundt memiliki tujuan untuk wadah dalam mempelajari perbedaan-perbedaan dari pengalaman tentang kesadaran.
BACA JUGA: Fatima Al-Fihri, Sang Pendiri Universitas Pertama di Dunia
Pada awalnya laboratorium psikologi yang didirikan oleh Wilhelm Wundt ini merupakan laboratorium fisiologi untuk penelitiannya mengenai gejala-gejala persepsi dan emosi yang pada saat itu termasuk dalam penelitian empirik di bidang filsafat dan fisiologi. Melalui percobaan ini, ia menyimpulkan bahwa fisiologi tidak dapat memberikan penjelasan mengenai jenis persepsi seperti ilusi. Ia juga berpendapat bahwa pikiran menjadi penyebab adanya perbedaan antara persepsi dan data objektif.
Sebaliknya, persepsi tidak menjadi penyebab adanya perbedaan pemikiran dengan data objektif. Oleh karena itu, Wundt menetapkan perubahan laboratorium fisiologi menjadi laboratorium psikologi yang selanjutnya ia gunakan untuk penelitian mengenai tingkat pikiran yang lebih tinggi seperti ingatan dan perilaku kelompok.
Setelah diubah, laboratorium ini menjadi tempatnya untuk menerapkan pemikiran-pemikirannya. Wilhelm Wundt meyakini bahwa tinjauan atas pola pikir dan perilaku ini dapat diperoleh dari berbagai sudut pandang seperti biologi, psikodinamika, behavioral, humanistic, kognitif, lintas kultural atau kultur sosial. Ia menjadikan strukturalisme sebagai dasar kajian dalam psikologi.
Menurutnya, psikologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai kesadaran manusia. Pengkajian proses kejiwaan dalam psikologi Wundt menggunakan metode introspeksi yang berlandaskan pada filsafat. Dalam strukturalisme Wundt, kesadaran merupakan faktor yang menentukan kondisi kehidupan tiap manusia.
Keberadaan kesadaran membuat manusia mampu mengetahui fakta-fakta yang nyata dan memberikan hubungan antarfakta melalui pemikiran yang rasional. Strukturalisme yang dipelopori oleh Wilhelm Wundt dan para strukturalis Jerman lainnya menghasilkan dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kesadaran dan perilaku manusia yang saat ini kita kenal sebagai fenomenologi dan mekanisme.
Wilhelm Wundt layak disebut sebagai bapak psikologi modern atas jasa dan pemikirannya dalam menciptakan psikologi modern ini. Jika pada abad ke-19 dulu psikologi merupakan bagian dari filsafat, kini psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (otonom). Melalui pendirian laboratorium psikologi ini menjadi awal penetapan psikologi sebagai disiplin ilmiah yang berpisah dari filsafat dan ilmu fisiologi. Pengakuan psikologi sebagai disiplin ilmiah baru ditetapkan pada tahun 1886.
Tulis Komentar Anda