• Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
No Result
View All Result
Kotomono.co
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • PLESIR
  • NGULINER
  • WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA

Wisata Cerita, Sebuah Ide Untuk Kepariwisataan Non-Mainstream

Seperti Apakah Itu?

Ribut Achwandi by Ribut Achwandi
April 2, 2021
in ESAI
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Sebagian besar, orang bepergian untuk menikmati pemandangan alam. Menghirup udara segar yang tak ia peroleh di tengah himpitan kota, menciumi aroma daun yang basah di tengah hutan, atau sekadar duduk mengistirahatkan tubuh mereka dan membiarkan alam memanjakannya. Anda, apakah termasuk yang begini?

Tetapi, pernahkah Anda berpikir tentang piknik yang Anda jalani adalah cara Anda mempelajari bahasa? Ya, di dunia ini banyak sekali bahasa. Bahkan, dalam ragam dialek, bahasa Jawa saja sudah teramat banyaknya. Semuanya unik. Dengan cara ini, Anda sebenarnya punya kesempatan besar untuk bisa menguasai bahasa dengan lebih baik daripada mempelajarinya dengan duduk di dalam kelas tanpa melakukan apa-apa, kecuali mendengarkan dosen bicara.

Sementara, sebagian lain, ada juga yang memilih bertamasya untuk bertemu orang-orang. Ya, sekadar menemui mereka. Tetapi, dengan cara ini sebenarnya seseorang dapat mengetahui cara berpikir orang-orang yang mereka temui.

Lalu, di antara ketiganya, mana yang menarik bagi Anda? Yang pertama, kedua, atau ketiga? Atau tidak semuanya? Ah, sepertinya sih mustahil kalau tidak semuanya. Ya kan?

BACA JUGA: 14 Hal yang Bikin Kamu Pingin ke Telaga Sigebyar Mangunan

Saya, tertarik bepergian untuk menemui orang-orang. Dengan begitu, saya punya kesempatan untuk menambah teman dan memperluas jejaring pertemanan. Saya juga menjadi banyak belajar tentang hal-hal yang semula tidak saya ketahui. Terutama, tentang cara pandang mereka yang sejatinya sangat mempengaruhi cara hidup mereka.

Memang, di era media sosial ini sesungguhnya tak terlalu sulit untuk mengerti cara pikir seseorang. Setiap orang yang memiliki akun media sosial atau blog biasanya akan dengan senang hati menuliskan pikiran mereka. Tetapi, bagi saya, membaca pemikiran seseorang dari media sosial sebenarnya kurang menantang dan kurang menarik. Sebab, kata-kata yang ditulisnya sangat mungkin tidak natural. Sangat mungkin untuk direkayasa, diedit berkali-kali sebelum akhirnya diunggah.

Dan, rasanya di media sosial sangat jarang saya temukan pertanyaan-pertanyaan yang menarik yang mendorong saya ingin terlibat dalam diskusi. Di media sosial, orang-orang cenderung membuat pernyataan. Malah, kadang saya temui pernyataan-pernyataan yang sifatnya lebih mengarah pada keluhan.

Itulah mengapa saya lebih suka bertemu dan bertatap muka langsung dengan orang-orang. Lebih-lebih ketika saya berkesempatan mengunjungi desa-desa yang berada di lereng-lereng gunung atau daerah perbukitan. Syukur jika akses lalu lintasnya masih agak sulit dicapai. Dan lebih bersyukur lagi kalau di desa itu tidak ada sinyal hape.

BACA JUGA: 37 Tempat Wisata Hits dan Populer di Kebumen ini Wajib Kamu Kunjungi

Situasi itu, sangat menguntungkan. Saya tidak harus diganggu oleh deringan hape, tanda kiriman pesan Whatsapp masuk dan menutut dibalas. Atau tanda telepon masuk agar segera saya jawab. Fungsi hape di saat seperti itu saya gunakan untuk membuat catatan-catatan, atau sekadar dijadikan kamera untuk memotret apa saja yang menurut saya menarik. Selebihnya, saya akan punya waktu lebih lama untuk ngobrol.

Seperti yang saya alami beberapa kali ketika saya singgah di Desa Gondang, Kecamatan Blado, Batang. Setiba di sana, sinyal hape saya langsung drop. Lenyap. Lalu, saya pun manfaatkan situasi itu sebagai ajang untuk mengobrol. Apa saja diobrolkan.

Biasanya, saya akan dipersilakan tuan-tuan rumah untuk sebentar mampir ke rumah mereka. Setelah saya masuk ke salah satu rumah warga, selalu saja ada orang-orang desa yang satu per satu berdatangan. Mereka ikut bergabung dalam obrolan itu.

Dengan antusias beberapa orang di antara warga desa bercerita tentang apa saja yang pernah terjadi di desanya. Satu per satu lembar-lembar peristiwa yang pernah terjadi di desa itu dibuka. Ketika seseorang bercerita yang lain ikut menyimak, kemudian ikut melengkapi cerita-cerita itu. Saling bergantian mereka mengungkapkan apa yang menjadi istimewa dari desa mereka.

Tentu, dalam situasi seperti itu saya lebih banyak diam dan mendengarkan. Ketika mereka tertawa karena ada kisah yang mereka anggap lucu, saya pun ikut tertawa. Ketika dikisahkan sesuatu yang menyeramkan, semua terdiam memperhatikan. Termasuk saya.

Sahut menyahut mereka bercerita. Dalam berbagai sudut pandang mereka. Tetapi, perbedaan sudut pandang atas peristiwa yang menimpa mereka, entah itu di masa lalu atau baru kemarin sore, tidak membuat mereka merasa paling benar. Tidak. Semua kisahan itu justru saling melengkapi.

BACA JUGA: 11 Oleh-oleh Khas Pekalongan yang Bisa Kamu Bawa Pulang

Dari situlah, pada gilirannya, saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Entah itu dongeng, mitos, dan segala sesuatu yang mereka yakini. Kisahan-kisahan itu tentu memperkaya pengetahuan saya tentang apa saja yang tidak saya terima dari kehidupan kota.

Kekayaan pengetahuan inilah yang bagi saya penting. Dari kisah-kisah itu saya akhirnya memiliki bahan untuk diulas dan ditulis. Saya juga mendapatkan pengertian-pengertian baru tentang segala hal yang tidak dipunyai oleh kehidupan kampung saya yang ada di kawasan Kota Pekalongan.

Kisah-kisah bagi saya adalah kekayaan yang sangat tinggi nilainya. Di dalamnya terkandung banyak pengetahuan. Jika diurai lagi dan dikaji secara mendalam, pengetahuan itu bisa saja menjadi sebuah ilmu. Bahkan, mungkin sekali untuk dijadikan teori.

Dan benar saja, kisah-kisah warga desa yang disuguhkan kepada saya sejatinya memuat prinsip-prinsip dasar kehidupan. Kisah-kisah mereka, andai di eranya Plato atau Aristoteles, mungkin saja dapat menggantikan buku Republik karya Plato. Banyak kearifan-kearifan di dalam cerita itu. Boleh dibilang, cerita-cerita mereka itu sarat muatan kebijaksanaan. Bahwa manusia pada hakikatnya adalah salah satu dari bagian-bagian kecil alam raya. Maka, hidup manusia mestinya mampu mengakrabi alam semesta, bukan menguasai atas dasar eksploitasi potensi-potensi desa.

BACA JUGA: 42 Tempat Wisata Hits Tegal Terbaru yang Asyik Buat Liburan

Saya kira, kisah-kisah ini mahal harganya. Karena itu, tidak saya tulis di sini. Mengapa? Karena saya membayangkan, jika suatu kelak akan muncul jenis wisata baru; wisata cerita. Orang pergi ke desa-desa nun jauh dari kota untuk mendengarkan kisah-kisah warga desa. Bisa juga kisah-kisah itu menjadi penyembuh bagi kepenatan pikiran. Sebab, dengan mendengarkan kisah-kisah mereka, saya pun merasa betapa keindahan hidup ini lebih indah dari apa yang dibayangkan dan diinginkan. Kisah-kisah warga desa bisa menjadi semacam terapi untuk melonggarkan pikiran yang terlalu sempit dalam memandang kehidupan. Saya merasakan itu dan benar-benar menjadi bagian dari kehidupan warga desa saat mendengarkan kisah-kisah itu. Maka, perlu kiranya cerita-cerita desa itu dilestarikan. Bukan sekadar jadi dokumen yang tak tersentuh, tetapi juga menjadi pembiasaan yang turun-temurun.

Dengan kisah-kisah itu pula, orang datang ke desa bukan untuk sekadar menikmati suasana desa tetapi berjarak dengan kehidupan warganya. Akan tetapi, setiap orang punya kesempatan yang sama agar benar-benar merasakan kehidupan di desa.

Baca Tulisan-tulisan Menarik Ribut Achwandi Lainnya

Tags: aristotelesDesaPesona wisataPlatoPlesirWarga DesawisataWisata Cerita

Mau Ikutan Menulis?

Kamu bisa bagikan esai, opini, pengalaman, uneg-uneg atau mengkritisi peristiwa apa saja yang bikin kamu mangkel. Karya Sastra juga boleh kok. Sapa tahu kirimanmu itu sangat bermanfaat dan bisa dibaca oleh jutaan orang. Klik Begini caranya


Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

Kepala Redaksi
Ngedanlah asal nggak bikin orang lain jadi edan.

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
311
Wisata Hits Batang - Way Kambang Selopajang

Taman Rekreasi Way Kambang Edupark Batang

Mei 8, 2022
435
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
7.8k
Wisata Kulon Progo - Pronosutan View

Kulon Progo Surganya Wisata Alam yang Cakep, Liburan Mainlah Kesini!

April 23, 2022
241
Tempat Wisata Brebes - Pabrik Gula Jatibarang

20 Tempat Wisata Hits dan Terbaru di Brebes 2022

April 20, 2022
326
Wisata Jepara - Karimun Jawa

18 Wisata Hits Jepara Terbaru 2022 Wajib Kamu Kunjungi

April 10, 2022
313
Load More


Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!


TERBARU

Belajar Bijak dari Driver Ojol Selalu Berwajah Lusuh Ketika Mengambil Orderan

Koenokoeni Cafe Gallery, Kafe Resto dengan Kearifan Lokal di Semarang

4 Sosok Penting Pelopor Penerbangan Dunia

Tradisi Pesta Giling Tebu di Pabrik Gula Sragi, Sebuah Upacara Spesial Pengantin Tebu dan Pengantin Glepung

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Mata Uang Kripto

Mengulik Fakta Wingko Babat; Berasal dari Lamongan yang Kadung Terkenal di Semarang

LAGI RAME

Tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi

Tradisi Pesta Giling Tebu di Pabrik Gula Sragi, Sebuah Upacara Spesial Pengantin Tebu dan Pengantin Glepung

Mei 18, 2022
373
Cafe Hits Batang Hello Beach

20 Cafe Hits Kekinian di Kabupaten Batang yang Keren Abis Buat Nongki-Nongki

Februari 13, 2022
3k
Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Wisata Hits Terbaru Jogja di HeHa Ocean View

Maret 3, 2022
1.8k
Wisata Pekalongan Pantai Pasir Kencana

New Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Kota Pekalongan

Maret 10, 2022
6.4k
Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Agustus 12, 2016
34k
Wisata Tegal - Villa Guci Forest

Wisata Hits Terbaru Tegal di Villa Guci Forest

Mei 17, 2022
311
Tradisi Syawalan Balon Udara Pekalongan

5 Tradisi Syawalan di Pekalongan yang Sayang Untuk Dilewatkan

Mei 7, 2022
7.8k
Makam Sapuro

Wisata Religi : Makam Habib Ahmad Sapuro Pekalongan

Agustus 7, 2016
11.6k
Forest Kopi Batang

Inilah 10 Tempat Kuliner di Batang Paling Direkomendasikan untuk Wisatawan

April 9, 2020
29.5k
Dewi-Rantamsari-Dewi-Lanjar

Kisah Misteri Dewi Rantamsari Yang Melegenda

Oktober 16, 2018
15.6k

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  /  KIRIM ARTIKEL

© 2021 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • ESAI
  • NYAS-NYIS
  • UMKM
  • OH JEBULE
  • FIGUR
  • NGULINER
  • PLESIR
  • LOCAL WISDOM
  • PUSTAKA
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
    • EDUKASI
    • NYASTRA
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In