• Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Term of Service
  • FAQ
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
    • KILASAN
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
No Result
View All Result
Kotomono.co
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • PLESIRAN
  • DAEBAK
  • WIBU
  • LAINNYA
Home PLESIRAN
Makam Sapuro

Bangunan Makam Habib Ahmad di Sapuro - Pekalongan

Wisata Religi Makam Habib Ahmad Sapuro Pekalongan

Redaksi by Redaksi
Agustus 7, 2016
in PLESIRAN
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KOTOMONO.CO – Selain masyarakat Kota Pekalongan dikenal sebagai pengrajin batik,disisi lain juga masyarakat disini sangat religius. Hal ini dikuatkan dengan banyaknya makam-makam para Ulama-ulama atau Wali yang ada disekitar Kota Pekalongan. Termasuk Makam seorang Ulama Besar di Kelurahan Sapuro – Pekalongan.

Makam keramat Sapuro Kota Pekalongan yang lokasinya dekat dengan jalur pantura (bisa lewat jalan Jendral Sudirman atau Jalan Jawa) ini laksana magnet bagi masyarakat Kota Batik Pekalongan dan sekitarnya. Komplek pemakaman umum kelurahan Sapuro ini menjadi salah satu tujuan wisata religius di karenakan di komplek pemakaman ini terdapat makam Seorang Habib bernama ” Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Athas “, ia adalah seorang tokoh penyebar agama Islam di Kota Pekalongan dan sekitarnya.

BACA JUGA: Sejarah Tradisi Lopis Raksasa Kota Pekalongan

Apalagi setiap hari kamis sore sampai hari jum’at,komplek pemakaman ini penuh sesak dengan para peziarah yang datang dari berbagai penjuru kota di Indonesia. Lokasi Makam Habib Ahmad bin Abdullah binThalib Al Athas ini sangat mudah di jangkau karena tempatnya sangat strategis. Yakni kurang lebih 100 meter dari jalan Jendral Sudirman. Sekitar 5oo meter dari perempatan Ponolawen ke arah timur, atau sekitar 2 kilometer ke arah barat dari Terminal induk Kota Pekalongan.

Makam Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas
Makam Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas diziarahi pengunjung

Mengenal Lebih Dekat Habib Ahmad

Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Thalib Al Athas atau Habib Ahmad, demikian masyarakat Pekalongan dan sekitarnya memanggilnya, beliau adalah figur seorang ulama yang menjadi panutan ummat Islam khususnya di kawasan pesisir utara Pulau Jawa. Pasalnya, kealiman beliau sangat terkenal dan menjadi pusat rujukan setiap problem agama khususnya yang berkaitan dengan masalah hukum Islam.

Habib Ahmad dilahirkan di kota Hajeriem, Hadramaut, pada tahun 1255 H. Pada masa kecilnya, beliau mendapat didikan langsung dari ayah beliau Al-Habib Abdullah bin Thalib Alatas.

Setelah dirasakan cukup menimba ilmu dari ayahnya, beliau kemudian meneruskan menuntut ilmu kepada para ulama besar yang ada di Hadramaut. Diantara para guru beliau adalah :

* Al-Habib Hasan bin Ali Alkaff

* Al-Habib Al-Qutub Sholeh bin Abdullah Alatas

* Al-Habib Al-Qutub Abubakar bin Abdullah Alatas

* Al-Habib Al-Qutub Thahir bin Umar Alhaddad

* Al-Habib Al-Qutub Idrus bin Umar Alhabsyi

* Al-Habib Ahmad bin Hasan bin Sholeh Al-Bahar

* Al-Habib Muhammad bin Ibrahim Balfagih

Setelah ditempa oleh para ulama besar bahkan para Qutub yang ada di Hadramaut saat itu, keinginan beliau untuk menuntut ilmu seakan tak pernah luntur dan pupus. Hasrat beliau untuk menambah ilmu sedemikian hebat, sehingga untuk itu beliau kemudian melakukan perjalanan ke kota Makkah. Beliau banyak menjumpai ulama-ulama besar yang tinggal di kota Makkah saat itu.

BACA JUGA: 30 Destinasi Wisata Pekalongan yang Keren untuk Liburan

Kesempatan baik ini tak beliau sia-siakan. Beliau berguru kepada mereka. Diantara ulama-ulama besar yang menjadi guru beliau disana adalah :

* As-Sayyid Al-Allamah Ahmad bin Zaini Dahlan (Mufti Makkah saat itu)
* Al-Habib Abdullah bin Muhammad Alhabsyi
* Asy-Syaikh Muhammad bin Said Babsail
* Al-Habib Salim bin Ahmad Alatas

Beliau Al-Habib Ahmad dengan giat dan tekun mengambil ilmu dari mereka. Sehingga tak terasa sudah 12 tahun beliau jalani untuk menimba ilmu disana. Beliau terus mengembangkan keilmuannya, sehingga kapasitas beliau sebagai seorang ulama diakui oleh para ulama kota Makkah saat itu.

Beliau kemudian dianjurkan oleh guru beliau, As-Sayyid Al-Allamah Ahmad bin Zaini Dahlan, untuk memulai terjun ke masyarakat, mengajarkan ilmu dan berdakwah. Mula-mula beliau berdakwah di pinggiran kota Makkah. Beliau tinggal disana selama 7 tahun. Dalam kurun waktu itu, kegiatan dakwah selalu aktif beliau lakukan disana.

Kemudian beliau berkeinginan untuk melanjutkan perjalanan dakwah beliau ke Indonesia. Beliau sampai disini diperkirakan sekitar tahun 1295-1300 H. Setibanya beliau di Indonesia, beliau menuju ke kota Pekalongan dan menetap disana.

Cerita Habib Ahmad Menyebarkan Agama Islam Di Pekalongan :

Di kota Pekalongan beliau selalu aktif meneruskan kegiatan-kegiatan dakwahnya. Beliau tidak ambil pusing dengan urusan-urusan duniawi. Semua fikrah beliau semata ditujukan untuk kepentingan dakwah. Waktu beliau selalu terisi dengan dakwah, ibadah, dzikir kepada Allah dan rajin membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Selain itu, ilmu beliau selalu tampak bercahaya, terpancar melalui akhlak beliau yang mulia. Beliau selalu berperilaku baik, penyayang dan lemah lembut terhadap sesama.

Artikel Terkait

5 Rekomendasi Kue Pancong Jakarta, Enak dan Lumer Parah!

Butuh Refreshing? 6 Wisata Perosotan Pelangi Ini Wajib Kamu Kunjungi

Umbul Ponggok, Wisata Underwater Paling Hits di Jawa Tengah

Akan tetapi itupun tidak meniadakan sikap beliau yang selalu ber-nahi mungkar. Jika beliau melihat seseorang yang melakukan suatu kemungkaran, beliau tidak segan-segan untuk menegurnya.
Perkataan-perkataan yang keluar dari mulut beliau, selalu beliau ucapkan dengan shidq. Beliau tidak perduli terhadap siapapun jika ada hak-hak Allah yang dilanggar di hadapan beliau. Sehingga berkat beliau, izzul Islam wal Muslimin tampak terang benderang, menyinari kota Pekalongan.

Disamping itu, dari sebagian jasa-jasa baik beliau, beliau membangun beberapa masjid dan madrasah Salafiyah, yang berjalan pada thariqah para salaf beliau yang shaleh. Rumah beliau selalu penuh dengan tamu dan beliau sambut dengan ramah-tamah. Inilah akhlak beliau yang mensuri-tauladani akhlak dan perilaku datuk-datuk beliau.
Sampai akhirnya beliau dipangil ke hadratillah, pergi menuju keridhaan Allah. Beliau wafat pada tanggal 24 Rajab 1347 H di kota Pekalongan dan dimakamkan disana. Masyarakat berbondong-bondong mengiringi kepergian beliau menghadap Allah. Derai keharuan sangat terasa, membawa suasana syahdu…

Selang setahun kepergian beliau, untuk menghidupkan kembali kesuri-tauladan dan mengenang jasa-jasa baik beliau, setiap tahun di kota tersebut diadakan Haul beliau. Haul tersebut banyak dihadiri oleh berbagai kalangan umat Islam. Mereka berduyun-duyun dari berbagai kota hadir disana, demi mengenang kehidupan beliau…demi menjemput datangnya nafaahat dan imdaadat.

Habib Ahmad bin Andullah bin Thalib Al-Atthas dikenal sebagai pribadi yang sederhana. Hampir seluruh waktunya habis untuk belajar dan mengajar; melakukan syiar agama islam melalui berbagai pengajian, memberi contoh dengan perbuatannya dan menjadi imam di Masjid Wakaf dekat tempat tinggalnya. Beliau juga dikenal sebagai pribadi istiqamah, tegas memperjuangkan Amar ma’ruf nahi munkar, keras dan tidak pandang bulu, mengatakan yang benar itu benar dan salah itu salah.

BACA JUGA: Wisata Alam Curug Bajing Petungkriyono

Sikap inilah yang membuatnya menjadi tokoh yang diperhitungkan. Sebaliknya, beliau menangis bila mengingat bahwa kelak kita akan menjadi penghuni kubur. Sebab umur kita pendek, dan hidup di dunia ini lebih banyak tipuan. Beliau juga dikenal sebagai orang yang luas ilmunya, sehingga menguasai permasalahan yang ada di masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, beliau sangat sopan dan dicintai banyak orang. Beliau memberikan teladan, sangat kuat amalannya, baik yang wajib maupun yang sunah. Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas dikenal dengan keketatannya pada kaidah pakaian wanita muslim. Orang-orang di kota Pekalongan tahu betul akan hal itu, dan para wanitanya tidak pernah berani berjalan di antara rumahnya dan masjid tanpa menutupi tubuhnya secara ketat.

Pada suatu hari, seorang wanita asing berpakaian impor, yang tampaknya tak memahami keadaan , berjalan di lokasi itu tanpa menutup kepala. Ia berpapasan dengan Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas, dan tiba-tiba sang sufi memukul wanita itu dengan tongkatnya.

Bagi Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas, itu merupakan kewajiban yang harus beliau lakukan.
Orang-orang mengerumuni wanita itu dan menjelaskan situasinya, meminta ia melupakan kejadian itu. Namun, wanita tersebut mengadukan hal itu ke kantor polisi yang di kepalai seorang Belanda. Kepala polisi memerintahkan para pembantu polisi Jawa yang muslim untuk menangkap Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas. Mereka tahu betul siapa Sufi tersebut, dan memilih menolak perintah kepala polisi Belanda itu.

Si kepala polisi menjadi tertarik dan pergi ke rumah Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas sendiri. Namun ia kembali dan tidak melakukan apapun.

“Pada mulanya saya mau menangkap Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas. Tapi saya melihat dua ekor Harimau berada di sebelah kanan dan kirinya.”Kata kepala polisi kepada anak buahnya.

Sebagai seorang Ulama, Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas dikenal cerdas dan kreatif. Salah satu kecemerlangan pemikiran beliau tampak pada idenya membentuk pendidikan sistim klasikal. Beliaulah orang yang membangun Madarasah salafiah Ibtidaiyah secara klasikal pertama di Pekalongan.

Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas wafat tahun 1929 M di Pekalongan. Sebuah tempat keramat dibangun di makamnya dan puteranya, Habib Ali, mulai menggelar haulnya yang menarik ribuan jamaah setiap tahun. Belakangan yang merawat tempat keramat itu adalah Habib Abdullah Al-Baqir Al-Atthas, cucu Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas.

BACA JUGA: Agenda Acara Haul Habib Ahmad Bin Abdullah Sapuro

Tags: Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al AthasHabib AhmadMakam Habib AhmadMakam SapuroPekalonganPekalongan InfoSapuro
❯ Ikuti kami ❮

Selalu dapatkan berita dan informasi terupdate dari Kotomono di:

Redaksi

Redaksi

Kotomono media santuy untuk mewadahi kreasi anak bangsa

Sapa Tahu, Tulisan ini menarik

Rekomendasi Kue Pancong Jakarta

5 Rekomendasi Kue Pancong Jakarta, Enak dan Lumer Parah!

Agustus 18, 2023
177
Wisata Perosotan Pelangi

Butuh Refreshing? 6 Wisata Perosotan Pelangi Ini Wajib Kamu Kunjungi

Agustus 16, 2023
262
Wisata Umbul Ponggok Klaten

Umbul Ponggok, Wisata Underwater Paling Hits di Jawa Tengah

Agustus 12, 2023
183
Rekomendasi Tempat Makan Rawon di Jakarta

Kulineran di Jakarta? Yuk Sambangi 5 Tempat Makan Rawon Terenak di Jakarta Berikut ini

Agustus 10, 2023
153
Oleh-Oleh Khas Pontianak

Liburan ke Pontianak? Jangan Lupa Beli Oleh-Oleh Khas Pontianak Berikut Ini

Agustus 8, 2023
146
Mang Engking Solo

5 Rekomendasi Restoran Solo untuk Keluarga Paling Populer

Agustus 7, 2023
173
Load More
Next Post
Tugu-Perjuangan-Petungkriyono (1)

Tugu Monumen Perjuangan Petungkriyono

Legenda Dewi Lanjar Pantai Utara

Kisah Legenda Asal-usul Dewi Lanjar

Obyek Wisata Bahari Pekalongan

Obyek Wisata Bahari Pekalongan

Komentarnya gan

Ada Informasi yang Salah ?

Silakan informasikan kepada kami untuk segera diperbaiki. Pliss "Beritahu kami" Terima kasih!

TERBARU

Semakin Kehilangan Arah, Chelsea Merindukan Sosok Big Rom?

11 Tempat Promosi Album Solo Layover V BTS, Yeontan Debut on Stage!

The Weekend Away (2022): Liburan yang Berujung Pilu

Upacara Metatah: Mengupas Kekayaan Tradisi dan Makna Mendalam

Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Dan Tradisi

Juru Parkir Liar Merugikan Pengendara?

Tampang Santri Belum Tentu Suci

LAGI RAME HARI INI

Homestay Cahaya Sikunir

14 Homestay dan Villa di Dieng, Cocok Buat Rombongan juga Keluarga

Juli 11, 2023
1.4k
Bapak Psikologi Modern - Wilhelm Wundt

Wilhelm Wundt dan Kontribusinya dalam Psikologi Modern

Oktober 26, 2022
578
Filosofi Sapu Lidi

Sapu Lidi: Dari Falsafah, Penolak Bala, Penolak Hujan, Hingga Cerita Rakyatnya

Maret 31, 2022
2.1k
Wisata Tawangmangu Terbaru - Sakura Hills

18 Wisata Tawangmangu Hits 2023, Pas Buat Liburan Seru!

Februari 18, 2023
3.7k
Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Alasan Kenapa Orang Tidak Memasang Foto Profil WhatsApp

Januari 25, 2023
1.6k
Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan - iPhone XR

7 Rekomendasi iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Cocok Buat Kamu

Agustus 12, 2023
439
Batik Motif Jlamprang Pekalongan

Sejarah Batik Jlamprang Motif Khas Kota Pekalongan

Agustus 25, 2017
12.4k
Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chat

Arti Jenis Ketawa yang Sering Dipakai Orang Saat Chattingan

Januari 3, 2023
3.2k
Rekomendasi Tempat Kuliner Khas Semarang

12 Rekomendasi Tempat Kuliner Khas Semarang yang Enak dan Legend

April 24, 2023
876
Kisah asal usul Dukuh Loboyo

Cerita Asal Usul Dukuh Loboyo Losari Pemalang

Oktober 29, 2020
1.6k
header-kotomono

RINGAN-RINGAN SEDAP

 

TENTANG  /  DISCLAIMER  /  KERJA SAMA  /  KRU  /  PEDOMAN MEDIA SIBER  / INDEKS /  KIRIM ARTIKEL

© 2023 KOTOMONO.CO - ALL RIGHTS RESERVED.
DMCA.com Protection Status
No Result
View All Result
  • NYAS-NYIS
  • SENGGANG
  • DAEBAK
  • PLESIRAN
  • KILASAN
  • LAINNYA
    • NYASTRA
    • OTOMONO
    • FIGUR
    • KEARIFAN LOKAL
    • NGABUBURIT
    • RELEASE
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Login
  • Sign Up

Kerjasama, Iklan & Promosi, Contact : 085326607696 | Email : advertise@kotomono.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In