KOTOMONO.CO – Pekalongan dikenal dengan julukan sebagai Kota para juragan Batik. Dan Batik pula lah yang paling dikenal oleh masyarakat luas. Tetapi dalam dunia pusaka perkerisan dan Tosan Aji, Pekalongan mempunyai pusaka keris dari Empu asli Pekalongann, yaitu Keris Suratman Kethip dan Suratman Lethrek. Kethip disini diambil dari nama mata uang jaman dulu yang memiliki bentuk koin bundar.
Keris Suratman memiliki gambaran timbul (relief) bulatan bulatan uang kuno di sepanjang bilah, ada yang terpisah (dinamakan : Keris Suratman kethip) ada pula yang bertumpuk berjajar (dinamakan : Keris Suratman lethrek).
Keris pusaka ini memang asli dari empu Pekalongan, yang memiliki ciri khas lain yakni besi yang keras sehingga mampu menancap di koin yang diyakini memiliki campuran besi Brojoguno.
Baca : Kisah Laksmini Si Penari Ronggeng dari Lebakbarang
Keris pusaka Suratman ini biasanya memang tidak diwarangi untuk menampilkan ornamen keris yang apa adanya dan terkesan wingit. Dan Keris Suratman sangat diyakini oleh masyarakat setempat sebagai pusaka kerejekian, kemakmuran dan cocok untuk pedagang atau pengusaha.
Tak ayal lagi sampai sekarang keris-keris ini masih sinengker dan banyak disimpan oleh juragan-juragan batik di kota Pekalongan.
Legenda Pembuatan Keris Empu Suratman
Kisah legenda Keris Suratman Kethip menceritakan bahwa pada jaman dahulu di Desa Gambaran, saat masyarakat masih melakukan aktifitas sehari-hari datanglah Empu Suratman dan anak buahnya ikut beraktifitas di Desa Gambaran.
Tetapi masyarakat Desa Gambaran yang dipimpin Dewi Tumanggal tidak senang dengan kedatangan Empu Suratman, sehingga terjadilah perang antara Dewi Wulan Tumanggal dan Empu Suratman. Pada akhirnya Dewi Wulan Tumanggal kalah dan menyerah kepada Empu Suratman. Empu Suratman berbelas asih dan mengampuni Dewi Wulan Tumanggal dan ingin menikahinya. Maka, terjalinlah pernikahan diantara mereka.
Baca Juga : Kisah Misteri Dewi Rantamsari Yang Melegenda
Kehidupan masyarakat Desa Gambaran yang tenang, tenteram, damai, dan sejahtera, diisi dengan tarian kerakyatan atau tari pergaulan. Di tengah canda tawa masyarakat Desa Gambaran, munculah Empu Suratman untuk membuat keris dengan melakukan semedi terlebih dahulu.
Setelah mendapat ijin dari Dewi Wulan Tumanggal, akhirnya Empu Suratman melakukan semedi bersama cantrik – cantriknya. Empu Suratman dan kelima cantriknya melakukan aktifitas pembuatan keris.
Empu Suratman bersemedi, sedangkan para cantriknya memproses keris. Ditengah – tengah adegan, datanglah sekelompok setan yang merayu para cantrik dalam membuat keris. Akhirnya gagallah pembuatan keris mereka, tetapi tidak dengan semedi Empu Suratman.
Maka terjadilah perang antara kedua kelompok tersebut. Para Setan dapat dikalahkan oleh Empu Suratman, dan mereka melarikan diri untuk meminta perlindungan raja mereka.
Terjadilah perang antara Empu Suratman dan Raja Setan. Dalam pertempuran tersebut Empu Suratman dapat membunuh raja setan dengan keris yang belum selesai dibuatnya. Tetapi, dengan terbunuhnya raja setan oleh keris tersebut, maka keris tersebut menjadi sempurna, dan jadilah Keris Kethip Empu Suratman.
Filosofi Keris Suratman
Keris Suratman Kethip bermakna surataning manungso kedah eling titahipun ingkang Pangeran, terkandung wujud harapan kehidupan manusia yang sudah tersurat akan berkah harta benda duniawi. Banyak hal bisa dipelajari dibalik makna tersebut, ada sebuah kearifan jawa dimana “Manungsa iku kudu luwih saka bandhane” atau manusia haruslah lebih dari harta bendanya.
Baca Juga : Kisah Misteri Bahurekso, Rantamsari Dan Serabi Kalibeluk Batang
Jika manusia hanya mengikuti kemauannya saja, sampai kapanpun tidak pernah akan merasa cukup dan akan selalu merasa kekurangan, sejatinya sudah kehilangan jati dirinya. Sehingga haruslah memahami apa sejatinya hidup di dunia, hidup di dunia hanya untuk mengumpulkan harta benda yang tidak dibawa mati sajakah? atau mencari kesejatian hidup, dengan melangkah dari kenyamanan yang ada, kembali kepada yang Menciptakan Hidup, yang Besarnya melebihi semua harta benda di dunia ini ?
Supaya tidak terjerat nafsu keserakahan dunawi, manusia harus tahu batasnya, kemampuan manusia ada batasnya, harta benda juga ada kapasitasnya. Manusia juga harus tahu kebutuhannya, karena seringkali apa yang dimiliki jauh melebihi dari apa yang dibutuhkan, menjadi sia-sia, tidak menjadi mubazir apabila mau berbagi kepada orang yang membutuhkan (sedekah).

Jika sudah memahami tiga hal tersebut, paham apa yang menjadi tujuan hidup, sadar batas kemampuan dirinya dan menyadari semua kebutuhannya, merekalah yang akan tertuntun dengan sendirinya menuju jalan kebahagiaan dan ketentraman hati.
Keris Suratman bermakna surataning manungso, terkandung wujud harapan kehidupan manusia yang sudah tersurat dengan pemilikan harta benda. Kedalaman makna keris suratman tergambar dalam Sendratari Legenda Keris Kethip Empu Suratman yang menunjukkan bahwa keris adalah senjata masyarakat Jawa yang memiliki Filosofi tinggi yang dibuat dengan pertarungan batin yang sangat dalam untuk menciptakan sebuah keris yang menunjukkan jati diri pemilik keris.
Pamor Untu Walang dan Uang Kuno Berderet (Lethrek) Keris Suratman
Mirip pamor tepen/wengkon, bedanya adalah kalau pamor wengkon, garis yang menjadi “bingkai” dari tepi bila adalah garis lurus. Sedangkan pamor untu walang, garis tepi yang membingkai bilah merupakan garis yang bergelombang yang membentuk gambaran serupa mata gergaji. Pamor ini tergolong pemilih, tidak semua orang akan cocok memilikinya. Oleh sebagian pecinta keris, pamor ini dianggap bertuah membuat pemiliknya menjadi tokoh yang dipercaya dan diangap pemimpin oleh orang sekelilingnya. Kata-katanya akan didengar dan ditaati.
Mempertahankan lengkungan dengan spasi dan jarak yang sama pada sisi tepi bilah hanya bisa dilakukan oleh seorang Empu yang mumpuni. Tak heran pamor ini termasuk jenis pamor rekan yang mempunyai tingkat kesulitan pembuatan tingkat advance dan wajar jika memiliki nilai mahar yang lebih tinggi.
Baca Juga : Legenda Baron Sekeber Desa Rogoselo
Menjadi unik dan istimewa dipadukan dengan pamor kethip/lethrek. Bahasa semiotik menjabarkan pengambaran simbol-simbol tersebut merepresentasikan rejeki (harta) yang selalu berderet, menumpuk tiada habisnya. Sesuai filosofinya, Keris ini sangat cocok dimiliki oleh pemimpin dari para pemimpin, seperti Pengusaha, CEO, Komisaris, Direktur Perusahaan hingga Head Manager.
Masyarakat luas pecinta keris bisa melihat koleksi – koleksi tersebut di Graha Tosan Aji Pekalongan di Kawasan Jetayu Pekalongan. Di tempat pamer tersebut ada Pemandu yang akan memberikan penjelasan mengenai benda-benda tersebut. Graha Tosan Aji selain mengkoleksi Benda-benda pusaka, juga siap menerima hibah, penjamasan, perawatan atau pun konsultasi terkait benda pusaka.