KOTOMONO.CO – Pekalongan merupakan kota yang terus mengalami perkembangan dari waktu kewaktu. Salah satu aspek yang sangat menonjol perkembangannya yaitu dalam bidang infrastruktur kota. Sekarang mudah dijumpai di setiap sudut kota terdapat pembangunan-pembangunan.
Dari yang bersifat pemeliharaan maupun pembangunan baru dikawasan-kawasan tertentu. Banyak bangunan megah yang sekarang berdiri menjulang dibeberapa lokasi, taman yang sekarang direnovasi diubah sebagai landmark kota. Serta ruang lingkup hijau yang membuat asri suasana kota saat siang tiba, dan lainnya.
Beberapa pembangunan tersebut diharapkan mampu membuat citra kota menjadi lebih maju dari sebelumnya. Warga berharap pembangunan tersebut mampu menciptakan kesejahteraan yang berkesinambungan serta dapat dirasakan seluruh penduduk kota.
Namun masih ada pekerjaan rumah pemerintah sebagai regulator masyarakat dalam mengupayakaan kesejahteraan masyarakat. Diantaranya yaitu dibeberapa daerah masih merasakan kondisi yang kurang nyaman terutama saat musim penghujan tiba.
Air menggenang hingga pemukiman warga yang membuat perekonomian tersendat. Apabila kita telisik lebih lanjut penyebab banjir langganan ini terjadi karena kurangnya pemeliharaan infrastruktur yaitu gorong-gorong saluran air yang menyebabkan air tidak mampu mengalir dengan sempurna.
Memperbanyak lubang-lubang biopori merupakan langkah yang efektif daripada meninggikan jalan yang tergenang. Karena peninggian jalan hanya akan memindahkan air genangan kedaerah lain yang lebih rendah.
3 poin penting penanganan genangan air sepatutnya diimplementasikan pada daerah rawan banjir. Yang pertama penanganan primer, yaitu pengerukan sedimentasi sungai-sungai besar yang membelah suatu wilayah. Kemudian penanganan sekunder yaitu, pengerukan dan revitalisasi sungai-sungai kecil disekitar kampung.
Dan terakhir penanganan tersier, yaitu revitalisasi dan pengerukan sedimentasi pada selokan kecil di kampung-kampung. Bila ini dilakukan akan lancar mengalihkan air dari selokan kecil ke sedang kemudian kesungai besar, sehingga air tidak membanjiri perkampungan dan jalan. kemudian didukung juga dengan pembangunan DAS (daerah aliran sungai) yang memadai.
Sudah seharusnya ini menjadi agenda serius pemerintah dalam mengawasi pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur yang sudah dibuat sedemikian bagusnya. Seolah-olah kita hanya mampu membuat namun tak mampu memelihara apa yang sudah kita buat. Sehingga diharapkan infrastruktur tersebut mampu berfungsi secara optimal dan banjir tersebut tidak terjadi sehingga tidak mengurangi kenyamanan warga.
Selain peran pemerintah sebagai penyedia infrastruktur kota, masyarakat sekitar pun harus ikut campur dalam pemeliharaan serta pencegahan musibah ini. Diantaranya dengan tidak membuang sampah disaluran air, serta turut membersihkan saluran air saat melihat sampah-sampah menyumbat pada saluran tersebut.
Kita perlu melakukan sinkronisasi peran pemerintah dalam pemeliharaan dan peran masyarakat dalam pemanfaatan infrastruktur secara bijak. Hal ini diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi dari infrastruktur tersebut. Kerjasama ini juga diharapkan dapat meniadakan banjir yang setiap tahun sowan di kota ini.
Dan pada akhirnya, infrastruktur sebagai penunjang dan pemerataan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud demi memajukan kota serta menjadikan Pekalongan menjadi kota yang arif dalam membangun serta memelihara infrastruktur serta memeratakan kesejahteraan warganya.
Pembangunan yang maju telah diterapkan ditengah-tengah kota. Namun pengembangan daerah-daerah yang masih sering terjadi bencana musiman harus segera terealisasi, demi mewujudkan kesejahteraan serta pembangunan daerah dengan tanpa menutup mata pada daerah yang membutuhkan bantuan infrastruktur.
Penulis : mashadjar