KOTOMONO.CO – Jargon “Luhut Lagi Luhut Lagi” begitu kental di benak netizen Indonesia. Bahkan jargon ini seperti telah masuk ke dalam ruang-ruang publik. Apa pun masalahnya, dan ketika Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan muncul, jargon ini selalu ikutan muncul.
Bahkan ada yang memodifikasi jargon ini lebih kece dan kreatif lagi. Misalnya dengan mengubah lirik lagu senam dan olahraga “Kepala Pundak Lutut Kaki, Lutut Kaki” menjadi “Kepala Pundak, Luhut Lagi Luhut Lagi”.
Jargon yang kemudian sering dikonotasikan sebagai sindiran itu memang sengaja mengarah ke Menko Kemaritiman dan Investasi itu. Pasalnya, Luhut menjadi sosok yang selalu tampil. Selalu muncul di permukaan, meskipun yang jadi problem, isu, atau permasalahan yang tengah dibahas bukanlah dari menteri-menteri di bawah koordinatornya.
Sindiran terhadap dominasi kekuasaan Luhut ini sebetulnya mulai digaungkan oleh seorang Ekonom, Faisal Basri. Dalam sebuah kesempatan bertajuk Catatan Akhir Tahun INDEF 23 Desember 2020. Saat itu, Faisal Basri mengomentari posisi Luhut yang kebetulan ditunjuk untuk menjadi Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi. Padahal sudah ada Menkes baru, Budi Gunawan Sadikin yang seharusnya menjadi pusat komando apa-apa yang berhubungan dengan Covid-19.
Di kancah netizen, Pak Luhut ini sering kali dianggap lurah, sedangkan Presiden Jokowi justru ada di bawahnya. Ya memang netien suka aneh-aneh gitu. Barangkali netizen melakukan hal itu karena mereka ini sebenarnya sangat menyayangi Pak Luhut. Orang yang cinta dan sayang itu kan selalu menyebut-nyebut orang yang dicintainya, iya apa tidak?
Sebagai orang yang dicintai netizen, Luhut pun akhirnya merespon sindiran “Luhut Lagi Luhut Lagi”. Hal itu beliau sampaikan tatkala diwawancarai Pendiri CT Corp, Chairul Tanjung dalam CNBC Indonesia Outlook 2021.
“Sebenarnya tidak Luhut Lagi, Luhut Lagi. Yang ada, saya itu kalau mengerjakan sesuatu tidak mau tidak holistik dan terintegrasi. Karena kalau tidak pasti tak akan tuntas,” kata Luhut dikutip CNN Indonesia.
Oh, jadi itu to alasannya kenapa Pak Luhut ini kerap tampil. Dan beliau ini menjadi satu-satunya menteri yang dominan. Iya, boleh juga nih cara kerjanya, bisa berkoordinasi dengan menteri di luar kementeriannya.
“Ada PUPR, KLHK, energi, perhubungan, pariwisata, investasi, itu kan sudah luas sekali. kalau itu pembangunan, PUPR jalan tol di bawah saya. jalan tol pasti ada ATR, dan lain. Jadi gak benar (4L),” lanjut dia.
Walah jan, Opung yang satu ini memang menteri segala urusan. Namun bukan itu saja, beliau melakukan hal ini karena tugas yang diberikan Jokowi kepadanya segera tuntas. Lalu kalau sudah selesai tugasnya mau ngapain, Pak? Ngurus batubara?