KOTOMONO.CO – Pasukan TPNPB-OPM merilis sebuah video yang memamerkan kondisi pilot Susi Air yang mereka sandera sejak Selasa (7/2). Dalam video yang beredar itu, Philip Mark Mehrtens (pilot Susi Air) tampak mengenakan topi, jaket denim, dan celana pendek.Pihak TPNPB pun mengklaim Mark dalam kondisi baik dan sehat.
Dalam unggahan itu, Mark terlihat berdiri di sebuah ladang dan dikelilingi oleh pasukan OPM bersenjata api dan panah.
Mark dijadikan jaminan politik guna memuluskan negosiasi tentang hak kemerdekaan Papua Barat dari pangkuan NKRI. Mark menjadi tawanan setelah pesawat Susi Air Pilatus Porter PC ^/PK-BVY yang dikendarainya diserang oleh kelompok OPM pada Selasa (7/2).
Keberadaan sang pilot sempat menjadi tanda tanya sebelum akhirnya Menkopolhukam Mahfud MD mengakui fakta bahwa Mark disandera oleh pihak TPNPB-OPM.
“Iya betul itu pilot Philip,” tegas Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (14/2).
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) memberikan klaim terkait kondisi pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang mereka sandera.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom didalam keterangan video yang yang dirilisnya, Selasa (14/2).
“Dalam keadaan baik-baik dan sehat. Jadi pilot itu ditahan sebagai teman dan sahabat dari tetangga kami terdekat, New Zealand,” ujar Sebby.
Lebih lanjut, Sebby menjelaskan kalau Philip ditahan karena sebagai jaminan politik untuk negosiasi tentang hak kemerdekaan bangsa Papua Barat dari Indonesia.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD berjanji bahwa pemerintah akan melakukan langkah-langkah persuasif dalam upaya pembebasan Pilot Philip dari tangan OPM.
Mahfud mengatakan kalau keselamatan Mark sebagai prioritas pemerintah Indonesia. Pemerintah akan melakukan usaha maksimal untuk membebaskan Mark dari tangan TPNPB-OPM.
“Pemerintah akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penyelamatan terhadap sandera dengan pendekatan-pendekatan yang sifatnya persuasif,” kata Mahfud melalui keterangan video, Selasa (14/2).
Ia menyebutkan bahwa aksi penyanderaan yang melibatkan warga sipil tak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun. Tentu pemerintah berkomitmen untuk membebaskan Mark dari sekapan OPM secepatnya.
“Upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera, tetapi pemerintah tidak menutup upaya lain,” jelas Mahfud.
Menkopulhukam juga mengatakan bahwa pemerintah berkomunikasi dengan pemerintah Selandia Baru dalam hal pembebasan Mark.
***
Penulis : Ang