KOTOMONO.CO – Masyarakat di Indonesia mulai hangat membicarakan tentang tantangan yang akan menyambut kita semua di 2023 mendatang: resesi global dan kenaikan Upah Minimum Provinsi atau UMP. Isu ini disampaikan secara langsung oleh Presiden Indonesia, Bapak Jokowi pada beberapa waktu lalu.
Kedua isu ini mengundang banyak polemik dari berbagai pihak. Bahkan, kedua isu ini menjadi momok tersendiri bagi perusahaan dan pebisnis yang baru saja terbebas dari jeratan pandemi. Seolah tidak diberi napas, pelaku usaha dan bisnis ini kini harus dihadapkan dengan tantangan baru yang tidak kalah seramnya dengan pandemi.
Waktu tidak akan menunggu, perusahaan seolah dituntut untuk bergegas dan bersiap dengan dua tantangan berat sekaligus di tahun depan. Bagaimanakah peran perusahaan dalam menghadapi resesi dan kenaikan UMP di waktu yang bersamaan?
Tepat tanggal 30 November lalu, Linov Community baru saja menyelenggarakan sebuah webinar yang mengangkat topik tentang “Peran HRM dalam Menghadapi Resesi dan Kenaikan UMP 2023” yang diisi oleh pembicara andal di bidangnya, Kang Edwin Ginanjar, seorang praktisi professional yang telah menggeluti dunia HR lebih dari 20 tahun.
Linov Community adalah sebuah komunitas HR online gratis yang menyediakan ruang untuk diskusi bagi para HR untuk saling terkoneksi, berdiskusi, dan menjadi tempat untuk menambah wawasan baru seputar HR. Linov Community juga kerap mengadakan acara-acara menarik dan bermanfaat seperti webinar yang kerap mengangkat isu seputar HR yang diisi oleh pembicara yang berpengalaman.
Pada webinar ini, Kang Edwin berhasil mengupas tuntas dan memberikan banyak ilmu serta materi yang berdaging terkait bagaimana peran HRM dalam menghadapi resesi dan kenaikan UMP yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan.
Kang Edwin mengatakan bahwa peran seorang HRM dalam perusahaan bersifat esensial dan dapat menjadi pemegang kunci kesuksesan sebuah perusahaan dalam melewati masa resesi dan kenaikan UMP ini.
Kang Edwin juga menambahkan bahwa seorang HR tidak hanya menjadi seorang yang mencari, menerima, dan memecat pegawai saja, akan tetapi seorang HR juga dapat mengambil peran lain yang dapat memberi napas dan nyawa pada perusahaan.
Seorang HR dapat berkontribusi dan berperan kepada perusahaan dalam melewati masa resesi dan kenaikan upah minimum ini dengan cara menjadi business partner yang baik bagi perusahaan. Artinya, seorang HR tidak hanya terpaku menjalankan tugasnya sebagai seorang HR, akan tetapi juga harus mampu memberi dukungan dan masukan kepada perusahaan untuk memenangkan target dan pasar.
“Jadi, HR itu semestinya tidak hanya sekadar menjalankan fungsi (sebagai) HR yang tadi. Jadi, diarahkan menjadi seorang business partner. Jadi, bukan doing HR for HR, tetapi HR juga melakukan aktivitas human resources yang mendukung dan membuat perusahaan win in the market place,” ujar Kang Edwin.
Memenangkan pasar merupakan salah satu upaya dalam menangkal beberapa krisis. Hal ini disebabkan saat perusahaan bisa mendapatkan pasar dan bersaing dengan kompetitor, maka perusahaan bisa mendapatkan profit yang lebih besar dan membuat perekonomian dan finansial perusahaan terjaga dalam melawan resesi dan kenaikan upah minimum untuk di tahun yang akan datang.
Lalu seorang HR juga harus mampu memahami dasar-dasar bisnis. Idealnya, seorang HR harus mulai mempelajari dan memahami bahasa-bahasa bisnis dalam perusahaan. Memahami bahasa bisnis mungkin akan membingungkan, tetapi matriks, data, angka, dan skema yang dipelajari mungkin saja menjadi senjata HR dalam memberi napas pada perusahaan.
Mempelajari dan memahami dasar-dasar bisnis ini dapat menunjang peran HR sebagai konsultan dalam menentukan strategi bisnis perusahaan dalam menghasilkan profit yang lebih banyak. Dengan begitu, HR bisa mulai aktif dalam mengintegrasikan strategi bisnis perusahaan dengan cara memberikan saran dan mendukung pada setiap keputusan yang diambil oleh staf bagian bisnis atau marketing perusahaan.
Selain untuk mempelajari dan mendukung bisnis perusahaan, seorang HR juga dapat berperan sebagai cost center. Peran ini dapat berguna dalam menghadapi krisis seperti resesi. Hal tersebut disebabkan karena fungsi cost center bagi seorang HR adalah untuk mengelola dan menentukan berapa besaran pengeluaran yang dibutuhkan oleh perusahaan pada saat resesi.
Kang Edwin mengatakan bahwa meskipun dituntut untuk turut andil dalam memajukan bisnis perusahaan, seorang HR juga harus memahami basic mereka sebagai HR, yaitu dengan cara tetap menjalankan tugas dan fungsi yang sesungguhnya sebagai HR di sebuah perusahaan, seperti membuat rancangan, mengelola SDM, melakukan pengembangan, pengadaan, dan mengendalikan organisasi perusahaan dengan baik.
Pada akhirnya, seorang HR tidak boleh menutup mata dan hanya terpaku pada pekerjan dan fungsinya saja. Tanpa meninggalkan fungsi dan tugas utamanya, seorang HR harus mampu bekerja sama, berkontribusi lebih, dan turut berperan aktif dalam mempertahankan perusahaan dalam melawan resesi dan kenaikan upah minimum yang telah mulai menghantui.
Itulah beberapa peran dan fungsi HR yang perlu dimaksimalkan oleh perusahaan dalam menghadapi resesi dan kenaikan UMP 2023 mendatang. Selain membahas peran HR, Kang Edwin juga menjelaskan tentang bagaimana dasar-dasar perusahaan dalam mendapatkan profit, kebijakan apa saja yang dapat diambil dalam menyikapi kenaikan UMP, dan dampak apa saja yang dapat terjadi pada saat resesi.
Bersama puluhan peserta dari penjuru nusantara lainnya, webinar yang diselenggarakan oleh Linov Community ini menjadi wadah edukasi yang bermanfaat dalam membahas isu yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Baik Kang Edwin dan para peserta webinar lainnya, mereka saling berdiskusi, bertukar pikiran dan saling berbagi pengalaman dalam menghadapi pengalamannya masing-masing sebagai seorang HR di sebuah perusahaan.
Linov Community juga tidak hanya menyelenggarakan webinar sebagai wadah edukasi, tetapi Linov Community juga menyediakan fasilitas dan event menarik lainnya yang dapat memberi pemahaman dan ilmu baru terlebih di bidang HR.