KOTOMONO.CO -Salah satu hal yang menjadi pertimbangan memilih tontonan yaitu genre dan konflik yang diangkat. Slice of life banyak digandrungi karena mengangkat konflik kehidupan yang dialami orang secara kebanyakan. Terlebih drama Korea yang notabene berada di kawasan yang sama dengan Indonesia, yaitu Asia.
Sekalipun banyak kultur yang berbeda, ada beberapa kemiripan sudut pandang sosial masyarakat Indonesia dan Korea. Hal ini tercermin dalam beberapa judul drama Korea. Mungkin nggak akan mirip seratus persen (ya jelas wong demografi dan pendidikan juga berbeda), tapi garis besarnya pasti kamu dapatkan. Siapa tahu kan pemecahan problem kehidupanmu bisa didapatkan setelah menonton drama ini.
Nggak perlu berlama-lama lagi, berikut deretan drakor yang konfliknya pasti relate dengan orang Indonesia secara umum.
Birthcare Center

Drakor pertama yang konfliknya Indonesia banget yaitu Birthcare Center. Premis utama dari drama ini adalah bahwa melahirkan adalah sesuatu yang sangat berat. Terlebih untuk wanita karir yang hamil pada usia tidak lagi muda.
Yang perlu digarisbawahi perbedaan mendasar pada drama ini dan keadaan di Indonesia adalah jarang terdapat pasangan orang tua baru yang sanggup untuk hidup di postnatal center (pusat pelayanan pasca melahirkan) pada awal proses menjadi ibu. Namun selebihnya, konflik yang terjadi di sana sama dengan persoalan yang dialami ibu-ibu Indonesia pada umumnya.
Oh Hyun Jin (Uhm Ji Won), tokoh dalam ini memiliki struggle yang banyak saat menjelang kelahiran anak pertama. Proses persalinan yang diilustrasikan seperti lari dari malaikat maut cukup menggambarkan bahwa persalinan seberat itu. Namun setelahnya pun banyak masalah yang muncul. Salah satunya perihal menyusui.
BACA JUGA: Review Film Unlocked (2023): Bikin Parno!
Dalam hal ini, seorang ibu seolah terbagi menjadi dua kubu. Tim ASI atau susu formula. Banyak hal yang diperdebatkan di dalamnya. Tentang ASI yang lebih baik dibanding susu formula. Proses menyusui yang menyakitkan untuk ibu. Juga makanan yang perlu dikontrol demi kualitas ASI itu sendiri.
Pun di Indonesia, selain melahirkan secara normal, ibu sempurna adalah saat dia mampu memberikan ASI. Sementara yang tidak, mereka akan diberondong banyak pertanyaan penghakiman. Mulai dari mengapa hingga dianggap tidak memprioritaskan anak. Nah, Birthcare Center menyajikan perspektif baru bahwa menyusui formula pun bisa dipertimbangkan demi kebahagiaan ibu dan anak.
Selain persoalan ASI, Serenity (postnatal Birthcare Center) yang berisi ibu dengan berbagai latar belakang juga menjadikan ibu-ibu tersebut mencari sosok yang paling oke. Dengan kata lain, ada sosok “ibu sempurna” dalam pandangan kumpulan ibu-ibu tersebut. Dia adalah seorang ibu yang melahirkan secara normal, mampu memberikan ASI eksklusif, anak tumbuh dengan baik, hubungan dengan suami harmonis, plus proporsi tubuh yang masih oke sekalipun sudah melahirkan beberapa kali.
BACA JUGA: Drakor Fanta G Spot, Sex Education yang Jarang Disadari
Penilaian demikian tak jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia bukan? Padahal pandangan dan image yang demikian sebenarnya justru menjadi beban tambahan seorang ibu. Birthcare Center dengan jalan cerita penuh komedi menyajikan pesan penuh makna perihal dunia ibu sesungguhnya.
Something in The Rain

Drama Korea kedua dengan konflik yang relate bagi penonton Indonesia yaitu Something in The Rain. Menceritakan Yoon Ji Ah (Son Yejin), seorang wanita karir berusaha 30 tahun yang menjalin kasih dengan pria berumur lebih muda. Kisah asmara beda usia ini menjadi semakin menarik karena Seo Joon Hae (Jung Hae In) adalah adik sahabat Yoon Ji Ah yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.
Pun dengan orang tuanya yang sudah dekat sedari mereka kecil. Hubungan beda usia ini semakin ditentang karena terpaut usia cukup jauh. Menariknya, sikap ib u Yoon Ji Ah sangat merepresentasikan ibu-ibu Indonesia kebanyakan. Ramah, bawel, dan menakutkan sekaligus. Ia paling lantang menentang hubungan keduanya.
BACA JUGA: Review Film Noktah Merah Perkawinan: Happiness is Number 1
Saat Yoon Ji Ah belum memikirkan pernikahan, ibunya adalah orang pertama yang selalu memojokkan posisinya. Mendorong Ji Ah lekas menikah dengan pria dari lulusan kampus ternama, atau ibunya akan malu karena anak perempuan masih melajang di saat usia dan karirnya sudah matang.
Namun saat tau Ji Ah menjalin hubungan dengan pria lebih muda, yang tidak lain anak yang sudah ia kenal seperti anaknya sendiri, ia juga tidak menyetujui. Selain faktor umur, latar belakang keluarga dan pekerjaan Joon Hae juga disinggung.
Mirip dengan problematika kisah beda usia dan budaya cepat-cepat menikah masyarakat +62 bukan?
My Unfamiliar Family

Sebenarnya mungkin drama ini tidak hanya relate dengan masyarakat Indonesia, tapi pada beberapa keluarga di berbagai negara sekalipun. My Unfamiliar Family menyajikan konflik rumah tangga yang biasa namun dikemas dalam cerita yang luar biasa. Tidak menutup kemungkinan kamu akan mengidentifikasi dirimu dengan salah satu karakter dalam drama ini.
BACA JUGA: Avatar: The Way of Water, Visual Bawah Laut yang Mengagumkan
Seperti problem dan karakter anak sulung, tengah, juga bungsu pada umumnya, My Unfamiliar Family juga menampilkan sosok anak tertua yang banyak berkorban untuk keluarga. Anak tengah yang “pergi” dan mencari dunianya sendiri, juga anak bungsu yang masih mencari-cari jati diri.
Lima anggota keluarga tersebut selalu berkumpul satu minggu sekali untuk makan bersama di rumah. Namun keadaan tak pernah berubah. Mereka masih layaknya orang asing sampai sebuah tragedi terjadi. Ayah mereka kehilangan ingatan saat jatuh dari jalur pendakian. Rupanya, itu adalah misi bunuh diri yang sedang dilakukan diam-diam karena tak kuasa menahan kesedihan saat istrinya minta cerai.
Sakit ayahnya tersebut menjadikan mereka mengetahui satu demi satu fakta yang ada dalam keluarganya. Bahwa ayah mereka memiliki anak asuh lain, Kim Eun Joo (anak pertama) keluarga tersebut adalah bukan anak kandung Kim Sang Shik (ayah), suami Eun Joo adalah seorang gay, Lee Jin Sook (ibu) pernah ingin menggugurkan Kim Ji Woo (anak bungsu).
Pada akhirnya mereka sadar bahwa setiap anggota keluarganya memiliki beban masing-masing. Yang mereka tahu hanyalah keadaan luarnya saja, karena banyak luka dan masalah yang di simpan di baliknya.
Jadi, kamu tertarik nonton yang mana dulu?