Kotomono.co – PT GA Tiga Belas, juga dikenal sebagai Toko Buku Gunung Agung, dengan berat hati akan menutup semua cabangnya pada akhir tahun ini karena menghadapi kerugian yang besar. Keputusan ini diambil sebagai akibat dari kerugian operasional yang semakin membesar setiap bulannya.
Saat ini, Toko Buku Gunung Agung hanya memiliki lima cabang yang masih beroperasi. Perusahaan telah melakukan efisiensi dengan menutup beberapa cabang di berbagai kota seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.
Penutupan cabang tidak hanya dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19 pada tahun 2020 saja, tetapi juga merupakan hasil dari upaya efisiensi dan efektivitas usaha sejak tahun 2013.
Sebelumnya, Mirah Sumirat, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK), menuduh Toko Buku Gunung Agung melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak terhadap 350 karyawan.
Mirah mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan pengaduan dan permohonan advokasi terkait kasus PHK sepihak dan massal yang tidak adil ini.
PHK sepihak dan massal yang dilakukan oleh manajemen Toko Buku Gunung Agung tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik dari segi proses maupun kewajiban normatif yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
Berdasarkan laporan yang diterima, diperkirakan sekitar 220 karyawan Gunung Agung telah mengalami PHK sepihak sejak tahun 2020 hingga 2022. PHK sepihak dan massal ini dilaporkan masih berlanjut pada tahun 2023, dengan perkiraan jumlah karyawan yang terkena mencapai 350 orang.
Berdiri Sejak Tahun 1953, Siapa Pemilik Toko Buku Gunung Agung?
Seperti roda yang terus berputar naik dan turun, masa kejayaan Toko Buku Gunung Agung kini dapat dikatakan telah berakhir. Semua cabang atau outlet toko buku ini akan resmi ditutup pada tahun 2023. Kabar mengenai penutupan Toko Buku Gunung Agung telah tersebar sejak adanya pemutusan hubungan kerja massal yang dilaporkan oleh serikat pekerja.
PT Gunung Agung Tiga Belas, perusahaan yang mengelola Toko Buku Gunung Agung, menyatakan bahwa pendapatan dari penjualan buku tidak dapat menutupi biaya operasional. Sebagai hasilnya, keuangan perusahaan terus mengalami kerugian selama bertahun-tahun. Toko Buku Gunung Agung telah hadir sejak tahun 1953, dimulai dari sebuah kios kecil di daerah Kwitang, Jakarta Pusat.
Outlet-outlet toko bukunya telah tersebar di berbagai kota di Indonesia. Toko Buku Gunung Agung dikenal oleh masyarakat luas dengan cabang-cabangnya yang berada di pusat-pusat perbelanjaan. Selain menjual buku, bisnis ini juga melibatkan penjualan peralatan perkantoran.
Toko buku ini bahkan dianggap sebagai pusat penjualan buku terbesar kedua setelah Toko Buku Gramedia karena jumlah gerainya yang tersebar di banyak tempat.
Dikutip dari Kontan, pendiri Toko Buku Gunung Agung adalah Tjio Wie Tay, atau yang juga dikenal sebagai Haji Masagung. Ia memulai bisnisnya dari sebuah kios sederhana yang menjual buku, surat kabar, dan majalah dengan nama Thay San Kongsie. Bisnis penjualan buku dan surat kabarnya terus berkembang.
Haji Masagung kemudian mendirikan Firma Gunung Agung yang fokus pada impor buku dari luar negeri. Firma Gunung Agung juga berperan sebagai penerbit buku. Bisnisnya terus berkembang pesat, bahkan Haji Masagung mendirikan Toko Buku Gunung Agung di Kwitang, Jakarta Pusat, dalam sebuah gedung empat lantai yang besar.
Kemampuan Haji Masagung dalam dunia bisnis buku tidak terlepas dari hubungannya yang dekat dengan penulis, cendekiawan, dan para jurnalis. Ia juga sering mengadakan pameran buku yang sukses dan disambut hangat oleh masyarakat luas. Sejak tahun 1986, bisnis Haji Masagung diwariskan kepada anak-anaknya, yaitu Putra Masagung, Made Oke Masagung, dan Ketut Masagung. Namun setelah kematian ayah mereka, bisnis ini kemudian terbagi.
Putra Masagung memutuskan untuk mundur dari Grup Gunung Agung karena alasan kesehatan. Ia memilih untuk fokus pada bisnis toko buku saja, yaitu Toko Buku Gunung Agung. Tidak lama kemudian, Ketut Masagung juga memutuskan untuk keluar dari Grup Gunung Agung dengan mendirikan toko buku sendiri, Toko Buku Walisongo.
Toko Buku Walisongo memiliki fokus pada penjualan buku-buku Islami. Toko ini berlokasi di daerah Kwitang, tidak jauh dari Toko Buku Gunung Agung.
***
Sumber: CNN, Kompas
(AI)