KOTOMONO.CO – Sebelum mempertanyakan sesuatu, alangkah baiknya jika kita membaca informasi yang tertera secara baik-baik. Membaca yang tidak sekadar membaca sambil lalu melainkan memahami isinya dengan benar.
Beberapa waktu lalu, saya mendengarkan keluh kesah seorang teman sambil ngakak miris. Saat itu dia tengah mendapatkan mandat untuk menjalankan misi mulia, yaitu mengurangi jumlah pengangguran di republik ini. Yap, teman saya diminta meng-handle pencarian kandidat yang tepat untuk mengisi beberapa posisi di tempat kerjanya.
Singkat cerita, flyer yang berisi informasi posisi, persyaratan, benefit, serta contact person dirilis. Saya sempat melihat flyer tersebut. Sebagai orang yang pernah mencari kerja juga, menurut saya pamflet itu sudah memuat informasi yang lengkap dan jelas sejelas-jelasnya. Namun ternyata tidak demikian di mata job seeker Pekalongan.
Dalam dua sampai tiga hari saja, flyer itu menemukan tuannya. Para pencari kerja berbondong-bondong membanjiri Whatsapp teman saya menanyakan detail info loker tadi. Bukan ramai lamaran ke email, tapi ramai pertanyaan via WA. Mereka dengan santainya chat ke contact person tertera laiknya menanyakan info ke teman. Padahal CP di sana dimaksudkan sebagai sarana konfirmasi pengiriman email lamaran.
Lebih lucunya lagi, pertanyaan mereka cenderung pada hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan. Seperti syarat dan ketentuan yang sudah dicantumkan pada flyer, dan job desk nantinya. Yang terakhir sih siap kerja banget kayaknya. Haha.
Pertanyaannya, apakah mereka tidak membaca flyer dengan saksama dan zero inisiatif?
Cerita itu mengingatkan saya pada postingan akun Instagram khusus info lowongan pekerjaan di Pekalongan. Akun-akun ini secara aktif membagikan informasi loker Pekalongan dan sekitarnya. Dulu saya kerap menyambangi mereka. Selain karena membutuhkan infonya, saya juga gemar menyimak komentarnya. Saya ceritakan di sini sekaligus sebagai bukti otentik job seeker Pekalongan minim literasi.
Akun Instagram @lokerpekalongan belum lama ini membagikan pamflet loker untuk posisi waiters dan cooking. Dalam persyaratannya, disebutkan usia maksimal 21 tahun. Bisakah anda tebak komentar yang muncul?
“Kalau umur 28 tahun boleh nggak kak?”
Hiburan sekali bukan membaca komentar macam ini?
Pada akun Instagram @loker.pekalongan (hanya beda titik dengan yang sebelumnya) mengunggah pamflet walk in interview disertai dengan tanggal dan jam yang jelas sekali. Persyaratan gender pun disebutkan secara gamblang: LAKI-LAKI. Tapi lagi-lagi komentarnya mengundang rasa gemas ingin mencubit ulu hatinya.
“Cewek bisa nggak?”
“Besok masih ada nggak ya lokernya?”
“Masih bisa nggak si hari ini?”
Saya curiga bahwa font yang digunakan pada flyer itu adalah font transparan. Hanya jiwa-jiwa tertentu yang bisa melihat kejelasannya.
BACA JUGA: Tipe Orang Yang Cocok Nonton Channel Youtube Ria Ricis
Lain waktu masih di akun loker yang sama. Mereka post lowongan kerja staff accounting brand batik. Terpampang dengan jelas bahwa kualifikasi pertama yang dicari yaitu rajin sholat (mungkin akan agak aneh untuk beberapa orang tapi mari kembali pada topik utama). Salah satu komentarnya sungguh bikin saya terpingkal-pingkal.
“Lowongan khusus muslim ya min?”
Alamaakkkk. Enggak! Itu loker buat semua orang beragama maupun tidak yang penting rajin sholat. Huhuhu. Nggak bisa donggg!!
Lagian, sejak kapan umat Kristiani sholat? Apakah sembahyang orang Budha dan Hindu sudah berganti nama? Ya sudah pasti Muslim, Bambang! Maksudku, kenapa sih hal-hal yang sudah jelas masih dipertanyakan?
Membaca Loker dengan Saksama
Sebelum mempertanyakan sesuatu, alangkah baiknya jika kita membaca informasi yang tertera secara baik-baik. Membaca yang tidak sekadar membaca sambil lalu melainkan memahami isinya dengan benar. Jika sudah benar-benar memahami dan masih terdapat informasi yang kita butuhkan tapi belum dicantumkan di sana, barulah bertanya.
Admin kantor yang contact person-nya dicatutkan bukan Simsimi yang bisa melayani chat-mu everywhere everytime everything. Mereka juga punya kerjaan lain yang kalau nggak dikerjain jadi mengurangi performa kerja.
Riset Terlebih Dahulu
Hal penting lainnya adalah jika kamu tidak cukup informasi perihal posisi yang dibutuhkan, cari tahu terlebih dahulu secara mandiri. Riset ini diperlukan agar kamu punya gambaran tentang posisi tersebut. Mulai dari kriteria, tanggung jawab, hingga besaran gajinya.
BACA JUGA: Perlunya Masjid Ikonik untuk Pekalongan yang Lebih Religius
Termasuk tata cara mengirim lamaran via email yang belum kamu pahami, dan CV yang dibutuhkan. Karena pada poin ini saja, job seeker sudah banyak macamnya. (Perlu kita bahas di artikel selanjutnya kah?)
Apalagi di jaman serba medsos saat ini, tidak ada lagi alasan untuk sulit mendapatkan informasi. Banyak website juga akun Instagram, Twitter, dan Tiktok yang bisa membantu kita mempersiapkan diri menjadi job seeker yang mantap dan matang.
Beberapa rekomendasi website yaitu top karir, indeed, gaji pokok, bahkan quora terkadang membahas dunia kerja. Akun Eza Hazami dan Vina Muliana juga kerap bagi tips seputar karir. Belum lagi akun-akun yang secara khusus dibuat sebagai wadah sharing dunia karir.
Apply Sesuai Ketentuan yang Berlaku
Nah, yang nggak kalah penting dari poin-poin sebelumnya adalah kirim lamaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Baik waktu maupun caranya. Lagi-lagi, sekalipun rules apply lamaran sudah cukup jelas, masih saja sering terjadi kesalahan. Kroscek sebelum mengirimkan lamaran adalah hal yang nggak boleh diabaikan.
Bagaimana pun penasarannya kamu dengan posisi yang kamu lamar nanti, tahan dulu keponya. Setelah memahami pamflet yang ada, nggak perlu neror CP. Mending segera bikin lamaran, kirim, dan tanyakan apa pun sepuasmu sewaktu diberi kesempatan interview. Intinya, jalani dulu sesuai tahapan yang disebutkan.