Kotomono.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) sedang melakukan analisis karakteristik psikologis terhadap pelaku penembakan kantor MUI yang bernama Mustofa asal Lampung. MUI juga sedang melakukan investigasi terhadap sejumlah kejanggalan terkait aksi penembakan tersebut dan membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini.
Salah satu kejanggalan yang disoroti adalah kematian pelaku secara tiba-tiba meskipun beberapa saksi menyebut bahwa pelaku masih dalam kondisi sehat bugar ketika dibekuk. MUI berharap dokter yang melakukan visum dapat mengungkap kematian pelaku.
MUI juga mengungkap kejanggalan lain terkait laporan yang menyebut bahwa pelaku sudah sejak lama mengirim surat ke Polda Metro Jaya yang berisi teror dan ancaman kepada lembaga negara dan MUI. Ikhsan Abdullah, Wasekjen MUI Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) membantah asumsi publik bahwa aksi tersebut terjadi karena pelaku dalam kondisi gangguan jiwa.
Menurut Ikhsan, pelaku sejauh ini diidentifikasi sebagai aktor kepentingan karena memiliki kecakapan sebagai penembak, jejak rekening yang berisi dana ratusan juta, dan jejak digital afiliasi bersama sejumlah oknum.
Polda Metro Jaya telah memeriksa 19 saksi dalam kasus penembakan di gedung MUI Pusat Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Mei 2023 lalu. Saksi tersebut terdiri dari beberapa kategori, seperti dari MUI, pihak keluarga, dan kasus sebelumnya di Lampung.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan mutasi rekening tersangka mencapai Rp 800 juta sejak 2021, yang tidak sesuai dengan profil tersangka yang berprofesi sebagai petani. Polda Metro Jaya menyatakan akan terus menyelidiki dugaan aliran dana senilai Rp800 juta dalam rekening Mustofa sesuai dengan prosedur yang berlaku.
*(AI)