KOTOMONO.CO – Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo terajaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Lembaga antirasuah itu meringkus Mukti karena diduga terlibat dalam suap jual beli jabatan di Kabupaten Pemalang.
KPK meringkus Mukti Agung Wibowo saat dirinya masih berada di Jakarta. Persis ketika Mukti baru saja keluar dari Gedung DPR RI. Ketua KPK, Firli Bahuri seperti dikutip Liputan6, mengatakan tidak hanya Mukti yang dicokok. Beberapa orang lainnya juga diringkus karena diduga terlibat dalam kasus yang sama.
Selain itu, Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron menyebutkan bahwa dugaan suap yang menjerat Mukti Agung Wibowo adalah dugaan suap pengadaan barang dan jasa. Tidak hanya itu , tindakan suap yang dilakukan juga terkait jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pemalang.
“Terduga melakukan tindak pidana korupsi suap dan pungutan yang tidak sah dalam pengadaan sebuah barang dan jasa serta jabatan,” ujar Ghufron, seperti dikutip dari Kompas.com (12/8).
Dalam penelusuran kasus ini, KPK telah mengamankan total 34 orang dalam jalannya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Mukti Agung Wibowo. Selain dirinya, ada sejulah pihak yang berhasil diringkus berasal dari unsur kepala dinas, sekda, kepala bidang, dan beberapa pejabat yang lain di lingkungan Pemkab Pemalang.
“Setelah sejauh ini yang diamankan sekitar 34 orang yang mana terdiri dari bupati, kepala dinas, sekda, kabid, dan pejabat yang lain di Pemkab Pemalang,” kata Plt Jubir KPK Ali Fikri, seperti dikutip dari Serambinews.com.
Terkait OTT yang digelar di Jakarta dan Pemalang, Plt Jubir KPK, Ali FIkri mengatakan pihaknya telah mengamankan barang bukti, berupa sejumlah uang tunai pecahan rupiah dan bukti yang lainnya.
Dilihat pada laman elhkpn.kpk.go.id, Bupati Pemalang MAW memiliki total kekayaan sebesar Rp1.238.068.102.
Ia hanya tercatat mempunyai satu bidang tanah di Brebes dengan nilai Rp350.000.000. Mukti juga mempunyai satu buah mobil Toyota Inova tahun 2016 dengan harga Rp 250.000.000, harta bergerak senilai Rp 226.180.000, dan kas sejumlah Rp 411.888.102. Ia tidak tercatat memiliki hutang, jadi total kekayaan yang dimiliki MAW adalah 1.238.068.102.
Tidak semuanya ditetapkan tersangka oleh KPK, setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, ada 6 tersangka yang telah ditetapkan KPK, termasuk bupati Pemalang.
Dalam Konferensi Pers yang dilaksanakan pada Jum’at (12/8) kemarin, ketua KPK Firli Bahuri dengan tegas mengumumkan 6 nama tersangka dalam kasus suap dan pengutan tidak sah pengadaan barang dan jasa serta jabatan. Beberpa nama yang tersangka diantaranya, Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo; Komisaris PDAU, Adi Jumal Widodo; Pejabat Sekda Pemalang, Slamet Masduki; Kepala BPBD Pemalang, Sugiyanto; Kepala DInas Kominfo Pemalang, Yanuarius Nitbani; dan Kepala Dinas PU Pemalang, Mohammad Saleh.
Mereka menjadi tersangka tindak pidana korupsi berupa usap dan jual beli jabatan di Pemkab Pemalang. Bahwa dalam praktiknya, Mukti mematok tarif hingga ratusan juta rupiah. Dimulai dari kisaran Rp60 juta sampai Rp350 juta untuk satu jabatan tergantung jabatan yang akan diambil.
“Besaran uang untuk setiap satu posisi jabatan mempunyai biaya yang bervariasi disesuaikan dengan level jabatannya,” ujar Firli Bahuri, dikutip dari detik.com
Dikutip dari Instagram kabarpemalang, bahwa Mukti menerima suap senilai Rp 6,2 miliar yang didapat dari berbagai pihak. Sejumlah uang tersebut diterima oleh Komisaris PDAU, Adi Jumal Widodo yang merupakan pihak yang dipercaya Mukti, didapat dari beberapa ASN Pemkab Pemalang dan dari berbagai pihak lain senilai Rp 4 miliar.
Selain itu Mukti juga diduga menerima uang dari pihak swasta sebesar Rp 2,1 miliar, dan saat tertangkap juga di Jakarta, KPK menyita uang tunai sebesar Rp136 juta, sehingga total uang yang diterima Mukti sebesar Rp 6,2 miliar lebih.
Akibat terjadinya peristiwa ini sejumlah ruangan di kompleks kantor Bupati Pemalang telah disegel oleh KPK, yaitu ada dua ruangan.
Dilansir dari detikJateng, pada kamis (11/8) ruangan yang disegel adalah ruang di Kantor Kominfo, dan ruang Bidang Lelang. Walaupun demikian bagian lain dari kompleks Pemkab Pemalang tidak bisa diakses. Di mana petugas Satpol PP sudah menjaga tempat tersebut dengan cukup ketat.