KOTOMONO.CO – Pagi itu Hutan Kota Rajawali yang ada di kawasan jalur Pantura Batang menampakkan senyum ramahnya kepada setiap yang datang berkunjung. Ini adalah pagi kedua di hari minggu yang kedua pula, sejak Hutan Kota kebanggaan warga Kabupaten Batang kembali digunakan untuk Gelaran Minggon Jatinan. Sudah dua tahun Gelaran Minggon Jatinan ini tidak diselenggarakan, hingga membuat geliat kepariwisataan dan ekonomi kreatif warga Kabupaten Batang lesu.
Kini, sejak tanggal 24 Oktober 2021, dunia pariwisata di Hutan Kota ini kembali bergairah. Serasa mendapatkan angin segar, warga Batang dan sekitarnya bisa kembali mengunjungi gelaran wisata kuliner yang diselenggarakan rutin tiap minggu ini.
Tak hanya itu, sejumlah penjaja aneka kuliner, permainan, dan aksi-aksi hiburan pun merasa kembali mendapatkan kesempatan untuk memutar roda ekonomi yang mereka tekuni. Mereka seolah mendapatkan kembali semangat hidup.
Memang, ada yang sedikit berbeda. Jika di hari-hari Minggu di tahun-tahun lalu Hutan Kota Rajawali bisa tersenyum lepas, kini senyuman itu mesti diliputi selembar masker, sebagai pelindung diri. Tentu, yang bermasker dan yang tersenyum bukan hutannya, melainkan orang-orang yang ada di kawasan Hutan Kota ini. Mulai dari tukang parkir, petugas penukaran uang, para penjual makanan, sampai pengunjung.
Sesuai anjuran Presiden, Pak Jokowi, memakai masker itu mestinya jadi kebiasaan. Terutama untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Meski memang, belakangan, angka penyebaran virus ini cenderung turun dan melandai.
Yang juga tak kalah beda, penyelenggaraan Gelaran Minggon Jatinan kali ini dilengkapi pula dengan kehadiran gerai vaksinasi. Kata Bupati Batang, Pak Wihaji, didirikannya gerai vaksinasi ini tidak lain sebagai upaya Pemkab Batang untuk mendorong percepatan vaksinasi di Batang. Jadi, warga Batang khususnya, yang ingin divaksinasi bisa memanfaatkan Gelaran Minggon Jatinan ini.
Dengan cara ini, Bupati Batang berharap, akan memudahkan pihaknya mengejar target angka vaksinasi. Bahkan, pria penyuka mobil jip ini menjanjikan, jika dalam pelayanan vaksinasi di Gelaran Minggon Jatinan ini dirasa sangat diperlukan, Pemkab akan memfasilitasi pendirian tenda vaksinasi dan menambah kuota vaksinasi, hingga 500 vaksin.
Diakui juga oleh doktor Manajemen Lingkungan jebolan Universitas Negeri Jakarta, proses perizinan Gelaran Minggon Jatinan agar kembali dibuka cukup alot. Karena ia tidak ingin jika Gelaran Minggon Jatinan akan memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19 di kabupaten yang dipimpinnya itu. Bahkan, saat ia meninjau Gelaran Minggon Jatinan itu, ia sempat pula berkelakar, kalau sampai muncul klaster Minggon Jatinan, maka dalam waktu singkat gelaran itu akan ditutup kembali.
Meski begitu, pagi itu, beserta istri tercinta, Ibu Uni Kuslantasi, tampak bergembira saat mengunjungi Gelaran Minggon Jatinan. Apalagi ketika menyaksikan langsung, bagaimana protokol kesehatan diberlakukan secara ketat di Gelaran Minggon Jatinan ini. Beberapa di antaranya, sistem jalan satu arah pada jalur yang disediakan bagi pengunjung, polisi covid yang bertugas mengimbau warga agar tidak berkerumun dan menjaga jarak, sarana cuci tangan, dan scan barcode untuk mendeteksi pengunjung. Wah, wah, wah… keren ya?

Direktur Madrasah Bisnis Abdurrahman bin Auf yang sekaligus pengelola Gelaran Minggon Jatinan, Nurrochman Assayyidi merespons baik izin yang diberikan Pemkab Batang. Meski harus melalui beberapa tahapan, ia bersyukur jika akhirnya tahap-tahap itu bisa dilalui dengan baik.
Hanya, memang ada sedikit pengetatan. Terutama, berkenaan dengan jumlah pedagang yang dibolehkan. Sesuai data yang dimiliki, pihaknya telah mengantongi 40 nama pedagang di Gelaran Minggon Jatinan. Akan tetapi, 40 nama ini tidak serta merta bisa berdagang secara bersamaan. Oleh sebab itu, pihaknya menerapkan sistem bergilir untuk 20 pedagang pada setiap penyelenggaraan event mingguan ini.
“Harapannya, mampu meningkatkan sekaligus membangkitkan taraf ekonomi UMKM secara bertahap sampai situasi semakin membaik,” ungkap dosen Universitas Pekalongan ini.
Oh ya, ada hal menarik lain yang disajikan pada penyelenggaraan Gelaran Minggon Jatinan kali ini. Yaitu, diadakannya acara Satu Juta Selawat dan Doa Bersama yang akan dipimpin oleh M. Agung Prayogi, TQ, salah seorang hafiz milenial dari Yogyakarta. Selain itu, para hafiz milenial lain juga ikut memeriahkan event ini.
Dalam kegiatan itu, senyum Ibu Uni Kuslantasi makin mengembang, ketika menerima potongan tumpeng nasi kuning dari Pak Wihaji, Bupati Batang. Serasa seperti mengenang masa lalu, saat mereka berdua duduk di atas pelaminan. Sontak, tawa renyah pun menghambur bersama tepuk tangan panjang dari pengunjung. Moment yang mungkin saja langka dan tak semua orang sempat menyaksikan.
Serunya lagi, pembukaan kembali Gelaran Minggon Jatinan itu rupanya sudah ditunggu-tunggu. Terbukti, banyak pengunjung berdatangan, hingga sulit untuk menghitungnya satu per satu. Tak ayal jika dagangan sejumlah pedagang pun ludes sejak pukul delapan pagi. Padahal jatah waktu mereka sampai pukul sebelas siang.
Kondisi ini membuat pedagang mesti muter otak agar bisa memperoleh bahan kembali. Mereka juga tampak kewalahan, sampai ada yang gugup melayani pembeli. Belum lagi, ada juga pengunjung yang minta dibungkus.
Sebagai informasi, di Gelaran Minggon Jatinan, selain menjajakan kuliner nusantara, dolanan tradisional seperti bakiak dan egrang, musik tradisional seperti calung dan angklung, ada pula gerai literasi. Tersedia di sana lapak baca buku gratis yang difasilitasi oleh Taman Baca Annelies.
Ridlo, pengelola Taman Baca Annelies mengaku, setiap Gelaran Minggon Jatinan selalu menyediakan 80-100 buku. Ada buku anak, novel, sosial-politik dan biografi.
“Biasanya melapak di alun-alun batang dan Minggon Jatinan. Semoga bisa rutin, selagi tidak ada kegiatan di jam yang sama dengan Minggon Jatinan,” tukas Ridlo yang melihat antusias minat baca pengunjung cukup baik.