Kotomono.co – Inilah beberapa penyakit kucing yang dapat mematikannya yang harus pemilik anabul waspadai. Mulai dari serangan virus hingga kanker. Simak yuk!
Kucing merupakan hewan yang banyak dipelihara oleh pecinta hewan karena memiliki daya tarik yang kuat. Karena tingkah laku kucing yang imut dan menggemaskan itulah orang-orang rela mengeluarkan banyak biaya untuk perawatan kesehatan dan juga untuk pakan kucing.
Seperti halnya manusia, kucing juga bisa sakit, loh. Oleh karenanya, sebagai pemilik hewan kita juga harus peka terhadap kesehatan si kucing, ia harus bisa mengenali ciri-ciri kucing sakit, karena kucing pun harus diobati. Tanda-tanda kucing sakit seperti berikut yaitu kelelahan dan lesu, menggelengkan kepala secara berlebihan, selera makan turun, sulit buang kotoran atau diare, dan biasanya menyerang mulut, hidung, mata sampai ke paru-paru sebagai infeksi lanjutan.
Berikut adalah beberapa penyakit mematikan yang bisa menyerang kucing kesayangan, yaitu:
1. FIV
Virus Imunodefisiensi Felin (FIV) disebabkan oleh suatu jenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh kucing. Penyebaran virus ini berlangsung perlahan di dalam tubuh kucing tersebut. Pada kucing yang terinfeksi, gejala umumnya tidak terlihat dalam beberapa tahun setelah terjangkit. Meskipun begitu, saat virus ini mulai menyerang, sistem kekebalan tubuh kucing akan semakin melemah.
Kelemahan ini membuat tubuhnya sulit melawan berbagai penyakit lain yang mungkin menyerangnya, seperti infeksi bakteri atau fungi. Menariknya, beberapa kucing yang mengalami infeksi tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari penyakitnya.
BACA JUGA: Kiat Diet untuk Penderita PCOS, Jangan Sampai Salah!
2. Rabies
Rabies, yang juga dikenal sebagai penyakit anjing gila, adalah suatu kondisi yang timbul akibat infeksi virus pada hewan. Biasanya, virus ini menyerang sistem saraf pusat dan kemudian menyebar ke otak. Ada beberapa hewan yang menjadi penyebar utama virus rabies, seperti sigung, musang, dan kelelawar.
Terkait dengan kucing yang terinfeksi rabies, ada beberapa ciri-ciri yang perlu kita ketahui. Salah satunya adalah perubahan perilaku yang terjadi pada kucing. Mereka akan menjadi lebih sensitif dan agresif ketika ada yang mendekat. Selain itu, kucing yang terkena rabies seringkali mengalami keluarnya air liur secara berlebihan. Bahkan, pada kondisi yang parah, mulut kucing bisa mengeluarkan busa.
Salah satu tanda terakhir yang dapat dilihat adalah kelemahan yang sangat terlihat pada kucing tersebut. Rabies pada kucing dapat menyebabkan hilangnya kontrol otot tubuh, yang pada akhirnya berujung pada kelumpuhan, koma, dan bahkan kematian.
3. Diabetes
Diabetes pada kucing disebabkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah kucing. Terdapat dua jenis diabetes pada kucing, yaitu Diabetes Mellitus Tipe I yang bergantung pada insulin (DDM) dan Diabetes Mellitus Tipe II yang tidak bergantung pada insulin (NDDM). DDM Tipe I biasanya ditandai dengan kerusakan pada pankreas yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti keturunan, pankreatitis, virus, dan penyakit autoimun.
BACA JUGA: Ikan Kembung – Khasiat, Nutrisi, dan Resep Olahannya yang Lezat
Sedangkan NDDM Tipe II terjadi karena kurangnya sensitivitas sel-sel tubuh kucing terhadap insulin, sehingga insulin yang diproduksi tidak dapat digunakan dengan baik oleh tubuh (resistensi insulin). Faktor penyebab NDDM bervariasi, termasuk obesitas, hormon diabetogenik seperti glukokortikoid, kortisol, toksin, glukagon, hormon pertumbuhan, progesteron, dan epinefrin.
Gejala klinis yang sering muncul pada kucing penderita diabetes adalah luka yang sulit sembuh atau membutuhkan waktu lama untuk sembuh jika terinfeksi. Selain itu, kucing juga akan sering merasa haus karena kekurangan insulin. Glukosa tetap tinggi dalam darah dan akhirnya diekskresikan melalui saluran kemih dalam bentuk glukosuria.
4. Kanker
Kanker tetap menjadi salah satu penyakit yang sangat menakutkan karena hingga saat ini masih belum ada obat yang dapat mengatasinya. Bukan hanya manusia, hewan pun dapat terkena kanker. Kanker adalah suatu kondisi di mana sel-sel dalam tubuh tumbuh secara tidak terkendali. Sel-sel yang sehat dapat berubah menjadi sel-sel kanker jika terpapar oleh agen pemicu kanker. Seiring berjalannya waktu, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya dan berpotensi menyebabkan kematian.
Gejala kanker dapat dikenali melalui munculnya benjolan atau tumor di area tubuh tertentu. Tumor merujuk pada pertumbuhan tidak normal atau tidak wajar. Namun, tidak semua benjolan dapat terdeteksi dengan mudah dari luar, terutama jika benjolan tersebut tumbuh di dalam organ tubuh.
BACA JUGA: Leptospirosis – Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatannya
Menyembuhkan penyakit kanker bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu, sebagai pemilik hewan peliharaan, sangat penting bagi kita untuk benar-benar memperhatikan kesehatan hewan kesayangan kita. Memberikan nutrisi yang sehat dapat menjadi langkah yang tepat untuk mengurangi risiko terkena kanker.

5. Panleukopenia
Panleukopenia adalah penyakit kucing yang sangat menular yang disebabkan oleh virus feline parvovirus. Virus ini dapat menginfeksi dan merusak sel-sel yang tumbuh dan berkembang dengan cepat, seperti sel-sel di sumsum tulang, usus, dan janin yang sedang berkembang. Penyebaran panleukopenia terjadi melalui kontak dengan darah, feses, urin, dan cairan tubuh. Pemilik kucing sangat khawatir dengan penyakit ini karena dapat menyebabkan kematian pada kucing yang terinfeksi.
Gejala panleukopenia biasanya muncul dengan cepat setelah masa inkubasi selama 2-9 hari. Kucing yang terinfeksi akan kehilangan nafsu makan, terlihat lesu, sering muntah, demam, dan mengalami dehidrasi. Selain itu, selaput lendir mulut dan pangkal tekak kering, terjadi pembengkakan pada daerah perut ketika ditekan karena usus mengalami gangguan peristaltik. Beberapa kucing juga mengalami diare, sementara usus kebanyakan kosong dan berisi detritus berwarna kuning.
Untuk mencegah terjadinya infeksi feline parvovirus, vaksinasi kucing secara rutin setiap tahun sangat dianjurkan. Meskipun vaksin tidak memberikan perlindungan 100% terhadap penyakit ini, namun kucing yang telah divaksinasi memiliki peluang penyembuhan yang lebih tinggi dan lebih cepat.
Jika kucing peliharaan kita mengalami gejala-gejala penyakit yang sudah disebutkan di atas, segeralah bawa kucing ke dokter hewan terdekat untuk diperiksa. Sehingga, penyakit yang diderita kucing bisa terdeteksi lebih awal dan mendapat penanganan yang tepat.