KOTOMONO.CO – Tidak terasa kita telah memasuki dua bulan terakhir di ujung 2021. Sebentar lagi, kita akan memasuki tahun 2022. Tahun yang penuh harap, meski ketidakpastian masih saja menyelimuti. Wabilkhusus sebagai seorang entepreneur di bidang kreatif desain fesyen haruslah bersiap dan kudu mengerti tren apa yang kiranya bakal booming di tahun mendatang.
Simpelnya sih agar kita tidak ketinggalan sesuatu yang happening dan bisa melejitkan usaha yang sudah ada, di tahun 2022 kelak. Untuk itu, pada Sabtu sore (13/11) Komunitas Desmoka Pekalongan berbagi ilmu dalam acara Workshop Trend Forecasting yang diinisiasi oleh Museum Batik Pekalongan.
Sore itu, kurang lebih pukul 16.00 WIB acara dimulai dengan dibuka oleh seseorang berparas cantik dengan rambut kepang satu ke belakang. Seseorang itu memperkenalkan diri bernama Nayla Syarief. Ia menjelaskan bahwa dalam kesempatan ini, peserta akan diberikan pengantar materi terlebih dahulu sebelum mereka diberikan tugas praktik membikin gambar sketsa untuk dinilai oleh mentor.
Para peserta dibekali panitia sebuah stopmap plastik. Di dalamnya ada sebuah pensil hitam, satu pak pensil warna, dua buah kertas sketsa, sebuah papan, sebuah masker, dan tentunya satu kardus snack sebagai bekal cemilan selama acara berlangsung.
Kak Nayla Syarief memulai dengan memaparkan empat sub-tema penting yang berdasarkan buku panduan dari Indonesia Trend Forecasting bertajuk “The New Beginning” yaitu: Essentiality, Spirituality, Exploration dan Exploitation.
Sebanyak 22 peserta hadir pada sore itu, mayoritas mereka adalah muda-mudi yang berkeinginan atau tertarik dengan dunia desain fesyen. Semua nampak khidmat mendengarkan penjelasan tiap-tiap poin materi dari kak Nayla. Suara cantiknya seolah menghipnotis semua orang yang ada di ruangan itu.
Ketika Kak Nayla Syarief sudah menjelaskan dua dari empat sub-tema yakni Essentiality dan Spirituality, para peserta disuguhkan dengan peragaan busana sebagai contoh apa yang sedang dijelaskan. Musik dimainkan dan satu model muncul menuju panggung kecil, disusul dengan rekannya. Ya, dua buah model sedang memeragakan contoh desain baju hasil karya Desmoka Pekalongan. Dari panggung, satu per satu model berjalan berlenggak-lenggok menuju ke hadapan para peserta workshop tersebut, sembari Kak Nayla terus menjelaskan seluk-beluk desain baju tersebut.
Setelah sesi peragaan busana usai, para peserta pun kembali dijelaskan mengenai dua sub-tema terakhir dari Trend Forecasting 2022 “The New Beginning”. Tidak lupa setelah penjelasan, dimunculkan kembali dua model meragakan contoh busana Exploration dan Exploitation.
Hal unik yang terjadi sore itu adalah sesi foto bersama yang diadakan di tengah-tengah acara yang masih berlangsung. Umumnya sesi foto bersama pada suatu workshop itu dilakukan pada akhir acara, seperti kesembilan workshop Museum Batik yang sudah berlangsung. Dan cekrek…cekrek, beberapa foto diambil tukang photo dan setelahnya peserta kembali ke tempat duduk masing-masing.

Acara selanjutnya adalah peserta akan diajak praktik membuat sketsa desain baju sekaligus ini merupakan challenge dari Desmoka, bagi karya yang dinilai terbaik akan mendapatkan hadiah dari Desmoka Pekalongan. Mendengar pengumuman tersebut, para peserta nampak antusias dan tambah bersemangat belajar.
Pada sesi ini, kak Nayla Syarief rupanya harus menyerahkan komando kepada Mbak I’il. Yaps, pemilik nama lengkap Dewi Kholillah ini yang akan memandu para peserta memainkan pensil tulis dan pensil warna mereka pada lembaran kertas.
Sebelum itu dimulai, Mbak I’il lebih dahulu memutarkan video tutorial membuat sketsa desain yang sesuai dengan salah satu dari empat sub-tema Forecasting 2022. Perhatian peserta kompak tertuju pada layar proyektor yang menampilkan seseorang menggambar dengan lihai sketsa baju. Usai video diputarkan, Mbak I’il menjelaskan secara singkat mengenai proses dan hasil gambar dari video tutorial tersebut.
Tak butuh panjang kali lebar, Mbak I’il pun langsung mempersilakan peserta menyiapkan segala kebutuhan untuk praktik menggambar. Peserta diberikan waktu kurang lebih 30 menit untuk menghasilkan satu buah gambar sketsa baju, bisa bebas dengan model cowok atau cewek. Pemilihan temanya pun dibebaskan, bisa memilih satu dari empat sub-tema atau menggabungkan semuanya.
Agar peserta tidak tegang-tegang amat dan suasana lebih hangat, beberapa list lagu hits pun diputarkan mengiringi para peserta menggambar.
Mbak I’il selaku mentor pun nampak sibuk mondar-mandir keliling sembari memperhatikan satu-satu lembar kerja peserta workshop, tak jarang pula Mbak I’il melakukan komunikasi dengan peserta yang ditemuinya.
Pada saat itu, ada seorang peserta yang menarik perhatian sang mentor dan teman-teman Desmoka yang lainnya, yaitu peserta berbadan mungil yang sedang sibuk menggambar sketsa diapit oleh dua orang peserta lainnya yang berbadan lebih besar. Peserta itupun dihampiri, ditanyainlah oleh Mbak I’il. Rupanya peserta tersebut merupakan peserta termuda dalam workshop kali ini, dia baru berusia kisaran sepuluh tahun atau masih kelas empat SD, namanya Asmika Mahardevi asal kedungwuni. Adek Devi ini belum paham mengenai dunia desain fesyen, tetapi ia bersemangat untuk terus mengasah kemampuan menggambarnya.
Seorang peserta yang duduk disamping kiri peserta cilik itu ternyata adalah sang ibu. Beliau sengaja mengajak putri tercinta karena ingin sang anak terus mengembangkan bakatnya, “Ya, kalau di rumah sang anak sering menggambar,” begitu penuturan sang ibu.
Di sisi yang lain, Kak Nayla Syarif juga tak mau ketinggalan. Pemilik wajah cantik yang 11-12 dengan Anya Geraldine inipun berkeliling melihat satu per satu lembar kerja para peserta workshop. Belio tidak pelit-pelit dan sangat bersemangat memberikan masukan-masukan dan tips kepada peserta yang dihampirinya.
Usai Kak Nayla Syarief berkeliling menyambangi peserta, saya pun menyempatkan diri meminta sedikit waktunya untuk melakukan wawancara dan belio menyambutnya dengan ramah.
“Desmoka itu didirikan oleh Dinas Pariwisata, kita sudah berjalan 7 tahun, dan kita aktif didunia fashion di Pekalongan kalau ada event fashion show, ada event-event expo, pokoknya yang suka karnaval itu kita selalu ada,” ucap Kak Nayla ketika saya tanya perihal awal mula Desmoka.
Oh jebule, Desmoka itu berisikan anggota yang nggak cuma orang-orang desainer saja. Melainkan ada pula orang koreografer, orang multimedia, MC, dan bahkan ada pengusaha batiknya juga.
“Jadi ketika kita bikin event itu, udah komplit semuanya di situ,” tutur pemilik akun instagram @nayla.syarief.
“Karna kan kalau kita fashion show kita kan butuh MC, butuh koreografer jadi semuanya sudah terhubung dan siapa saja boleh masuk yang berhubungan dengan fesyen.” tambah Kak Nayla dengan masker berwarna hitam khasnya.
Dengan sorot mata yang tajam, belio melanjutkan menjelaskan mengenai komunitasnya kepada saya. Katanya, siapapun boleh ikut di Desmoka, belajar bareng di Desmoka dengan masing-masing bidang keahlian yang bisa digeluti. Kebetulan belio inilah ketua Desmoka, jadi yang berkeinginan untuk ikut bisa hubungi belio atau DM akun instagram desmoka_pekalongan.
“Ada expo Dindagkop tanggal 24-25 di gedung Djunaid, pembukaannya itu mau mengadakan fashion show, dari Desmoka yang ngatur untuk model dan semuanya, tapi baju yang ditampilkan dari UMKM yang ikut exponya. Desmoka jadi Event Orginezernya,” kata Sang Ketua ketika ditanya agenda dekat Desmoka.
Terkait workshop sore itu, saya pun bertanya harapan apa yang kelak diperoleh para peserta setelah mengikuti kegiatan ini. Dengan penuh harapan Kak Nayla Syarief menuturkan jika lebih banyak fesyen desainer yang ikut atau UMKM yang produksi batik agar mereka lebih tahu tren ke depan itu apa. Sebab kalau produksi dan cuma ikut-ikutan musim yang kadang cepat berlalu hanya hitungan beberapa bulan nggak sampai satu tahun, stok bisa menumpuk dan nggak musim lagi, orang udah nggak mau pake lagi, hasilnya bisa merugi.
“Nah adanya Trend Forecasting ini, jadi mereka bisa bikin walaupun itu belum musim tapi itu kalau waktunya musim bisa keluar langsung atau bisa duluin, bisa jadi trendsetter,” pungkasnya.
Tak berselang lama, kumandang azan terdengar yang artinya kegiatan workshop ini harus disudahi. Para peserta diminta mengumpulkan hasil karya mereka untuk dinilai, mereka diminta menuliskan nama, tema yang dipilih, dan nama IGnya di masing-masing kertas yang dikumpulkan.

===================
Reporter : Angga Panji Wijaya
Editor : Ribut Achwandi