KOTOMONO.CO – Ternayata kabupaten Batang memiliki segudang misteri yang asik untuk diungkap. Karena daerah sekitar Pekalongan ini memang menjadi sebuah pusat peradaban umat manusia khususnya di Jawa tempo dulu.
Ada banyak bukti peninggalan-peninggalan peradaban besar di Kabupaten Batang. Salah satunya adalah YONI yang ditemukan di Desa Plumbon, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Saat ditemukan, Yoni ini berada di halaman rumah warga dalam kondisi setengah terpendam, badannya diselimuti jamur dan lumut kerak. Ada beberapa Yoni yang telah ditemukan di Kec.Limpung, kini telah diamankan di kantor Disbudpar Kab.Batang. Diyakini bahwa Yoni yang ditemukan ini adalah dari zaman Kerajaan Majapahit tahun 1323 Masehi.
Apa itu YONI ?
Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga. Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi seperti Candi Jawi di Jawa Timur. Berdasarkan konsep pemikiran Hindu, Yoni adalah indikator arah letak candi.
Biasanya Yoni ini dibuat untuk membuktikan akan kedudukan seorang Raja atau penguasa didaerah tersebut. Di Kerajaan Kamboja sendiri sudah menjadi kebiasaan bagi seorang raja mendirikan lingga untuk mengukuhkan kedudukannya di atas takhta.
Baca : Bukti Pekalongan Poros Tengahnya Pulau Jawa
Lingga atau Yoni mempunyai suatu arti dalam agama setelah melalui suatu upacara tertentu. Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan mereka.
Dalam ritus dan upacara religi biasanya dipergunakan bermacam-macam sarana dan peralatan, salah satu di antaranya adalah arca. Beberapa fungsi Lingga dan Yoni adalah sebagai berikut:
Baca juga : Bukti Sejarang Pekalongan Yang terlupakan
- Sejak abad ke 8 yaitu Prasasti Canggal telah menyebutkan bahwa seorang raja mendirikan lingga dan Yoni untuk mengukuhkan kedudukannya. Lingga – Yoni demikian, yang sejak Jayawarman II disebut “Dewaraja”, diberi nama yang menggambarkan perpaduan antara raja yang mendirikan dengan sang dewa yang menjadi pemujanya (Siwa).
- Lingga yang didirikan juga untuk memperingati suatu peristiwa penting, seperti menang dalam perang.
Dari data-data prasasti yang ditemukan, untuk sementara dapatlah dianggap bahwa di sebuah desa setidak-tidaknya terdapat sebuah bangunan suci. Tetapi mungkin juga ada desa yang tidak mempunyai bangunan suci. Di dalam sebuah bangunan suci terdapat arca dewa yang merupakan arca perwujudan atau wakilnya yang disebut lingga. Arca atau lingga itu berdiri di atas landasan yang disebut pranala atau yoni.
Sumber : batanggallery.or.id | Foto By : Ayunk Agustin
Penulis : Gagah Priangga PW