KOTOMONO.CO – Tempat Cukur Legend Pekalongan Di bantaran kali loji, nampak berdiri beberapa kios pangkas rambut yang cukup ramai dikunjungi pelanggannya. Dengan dikelilingi oleh beberapa pohon rindang, sedikit terlindung dari terik matahari yang menerpa. Serta sepoi-sepoi semilir angin berhembus, seolah menjadi kenyamanan tersendiri untuk memangkas rambut disini.
Di tengah merebaknya kios barbershop dan tempat cukur rambut modern yang terus bermunculan, ternyata di Pekalongan masih ada tempat tukang cukur yang cukup legend dengan membuka praktik di bantaran sungai Loji.
Meski telah menggunakan peralatan elektrik, tetapi tidak mengurangi kejadulan dari tempat cukur yang ada di sisi sebelah selatan Jetayu ini. Dan tempat ini nyaris tak pernah tersentuh oleh petugas penertiban, sehingga masih bisa kita nikmati sensasi potong rambut di pinggiran kali loji dan dibawah rindangnya pepohonan hijau.

Ada cerita bahwa tempat ini mulai di huni oleh tukang cukur untuk pertama kali sejak tahun 60an silam, dimana tempat tersebut masih sepi.
Baca juga : Riwayat Sejarah Sungai Kali Loji Pekalongan
Menurut informasi yang disampaikan oleh pemilik akun facebook, Putra Kraton, kala itu ada salah seorang perantau kalau tidak salah dari kota solo yang pertama membuka tempat cukur rambut di bantaran kali loji. Dimana waktu itu masih sulit untuk ditemukan tukang cukur rambut di sekitaran Kota ini. Berbeda dengan zaman sekarang, kita bisa menemukan dengan mudah tukang cukur di setiap sudut kota.
Berawal dari alat cukur manual (konvensional) seperti geget, gunting, sisir, silet, selembar handuk, dan kain penutup badan saja, disitulah perantau itu mulai mencari rezeki..
Karena pada waktu itu masih jarang ada tukang cukur, maka orang-orang dari penjuru desa hingga daerah-daerah sekitar seperti warga kabupaten Pekalongan, Comal, hingga Batang datang kemari untuk mencukur rambut disitu.
Kenapa demikian, karena ada yang memang punya niatan dari rumah smbil jalan-jalan, ada pula yang kebetulan sedang belanja batik dipasar Banjarsari.
Singkat cerita, pada saat itu ada pemuda asli Pekalongan yang belajar “nyukur” kepada beliau, dan membuka kios di sekitaran situ, masih di bantaran kali loji.
Baca juga : Sejarah Jembatan Loji Pekalongan
Hingga akhirnya pemuda asal Pekalongan tersebut mempunyai anak laki-laki dan menurunkan keahlian mencukur kepada sang anak.
Dan silih berganti taun, sekitar tahun 80an, sudah banyak pemuda asli pekalongan yang mahir mencukur, mereka membuka tempat cukur dibantaran sungai tersebut. Kemudian sekitar tahun 2005an, barulah hadir alat cukur modern (cliper) yang kala itu tiap pohon dibantaran kali loji ditempati oleh 1 tukang cukur.

Namun setelah semakin banyaknya tukang cukur yang ada, perantau asal solo itu lebih memilih menghabiskan masa tua nya dikampung halaman sana.
Sejak kepemimpinan Walikota Bapak Basyir Achmad dipilih langsung oleh rakyat, agar terlihat lebih rapi dan rukun antar sesama tukang cukur di bantaran kali loji yang dulunya 1 pohon 1 tukang cukur, kini ditempatkan dalam 1 titik yang kini berada didepan eks karesidenan Pekalongan sisi selatan sebrang jalan lapangan Jetayu.
Baca juga : Rekomendasi Tempat Kuliner Murah Meriah Khas Pekalongan
Kurang lebih begitulah cerita asal muasal tukang cukur di bantaran kali loji yang kami dapatkan. Dan sewaktu penulis mendatangi salah satu tukang cukur dan melakukan perbincangan memang betul tempat cukur ini sudah ada sejak tahun 60an, dan diwariskan turun-temurun ke anak-anaknya. Tak hanya untuk mencukur rambut, tetapi disini juga melayani semir rambut. Jadi apa kamu tertarik untuk pangkas rambut disini ?
Monggo jika ada yang lebih tahu tentang informasi tukang cukur di bantaran kali loji atau ada cerita tempat cukur legend yang lain bisa ikut di tambahi di kolom komentar.
Salam Cinta Pekalongan