KOTOMONO.CO – Heboh harga mie instan naik tiga kali lipat, Apakah beneran bakal naik? Para pecinta mie instan langsung menjerit nih.
Pemerintah mengumumkan kenaikan harga Mie Instan akan mencapai tiga kali lipat, hal ini diakibatkan pasokan gandum yang berkurang. Itu membuat harga mie instan di warung maupun supermarket perlahan naik.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa kenaikan harga mie instan salah satunya disinyalir karena dampak dari perang Rusia-Ukraina.
“Masalah perubahan cuaca (climate change) belum selesai, kita dihadapkan lagi dengan Perang Rusia-Ukraina, ada 180 juta ton gandum yang tidak bisa keluar, jadi hati-hati yang doyan makan mie banyak yang terbuat dari gandum, bisa-bisa harganya naik tiga kali lipat dari harga normalnya,” ujar Syahrul Yasin Limpo dalam webinar Direktoral Jenderal Tanaman Pangan, pada Senin (8/8), seperti dikutip dari CNBC.
Ukraina maupun Rusia merupakan negara yang menhasilkan gandum terbesar di dunia. Sekitar 30-40% gandum disuplai oleh kedua negara ini. Oleh sebab itu, dengan adanya perang yang terjadi saat ini, pasokan gandum menjadi terhambat.
Pada akhir bulan Juli lalu, Presiden Joko Widodo, mengingatkan kepada seluruh pihak agar waspada terhadap pasokan pangan, apalagi untuk komoditas gandum. Indonesia merupakan importer gandum, yang mana gandum merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan mie instan.
“Agar selalu hati-hati dengan yang namanya komoditas pangan dunia, ini semuanya naik, terutama gandum. Kita adalah pengimpor gandum yang besar, ada sekitar 11 juta ton gandum yang kita impor,” ujar Jokowi dalam acara Puncak Peringatan Keluarga Nasional ke 29, pada tahun 2022 di Medan, Sumatera Utara, Kamis (7/7), seperti dikutip dari VIVA.co.id.
Naiknya harga gandum berdampak pada produk olahan dari gandum di tanah air. Menurut Jokowi, bisa saja harga mie instan dan roti di Indonesia menjadi naik akibat harga gandum itu sendiri naik. Sementara gandum di suplai dari Ukraina dan Rusia, di mana kedua Negara ini merupakan pemasok terbesar didunia.
Harga mie instan yang dikabarkan naik disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian bahwa harganya akan naik tiga kali lipat. Disamping itu Presiden Joko Widodo juga mengabarkan bahwa mie instan akan naik karena pasokan gandum terhambat, sedangkan harga gandum sendiri yang mahal, dan dengan adanya perang Ukraina-Rusia juga menghambat suplai gandum ke berbagai Negara terutama Indonesia.
Namun demikian, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menepis adanya kenaikan mie instan akan alami kenaikan 3 kali lipat.
“Mie Instan nggak akan naik tiga kali, walau gandum memang sedang naik, karena gagal panen di Australia sekitar 67 juta ton alami gagal panen,” kata Mendag, seperti dikutip dari Antara.
Adanya kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia waktu lalu membawa dampak baik terhadap ketersediaan gandum di Indonesia. Menurut Mendag, nanti pada September mendatang, gandum malah akan turun harganya.
“Naik tiga kali pasti tidaklah, walaupun ada kenaikan paling naik sedikit. Sehingga, inflasi kita 4-5% jadi naiknya segitu, tapi cenderung September akan turun,” tutur Zulhas.
Sementara itu, PT Indofood Sukses Makmur memberikan respon tentang kenaikan mie instan 3 kali lipat. Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang mengatakan bahwa kenaikan yang mencapai tiga kali lipat itu berlebihan.
“Mengenai harga mie instan yang dihebohkan naik 3 kali lipat, saya kira itu terlalu berlebihan,” kata Franky, seperti dikutip dari VIVA.co.id.
Franky menjelaskan bahwa harga gandum belum naik sampai 100%, dan produksi mie instan juga banyak terdapat pada komponen yang lain. Sebenarnya harga gandum dunia pada saat ini berada di posisi yang tertinggi. Apalagi kenaikan gandum dan terigu sudah terjadi di tahun 2021.
Walau ada isu kenaikan ini, pasar akan terus bersaing. Karena masih adanya persaingan dari banyaknya produsen terigu dan pabrik-pabrik mie instan.
Harga mie instan di pasar ataupun minimarket saat ini masih terbilang kenaikannya hanya beberapa saja. Seperti di minimarket Tendean, Jakarta Selatan yang mana dipastikan akan naik tapi tidak tiga kali lipat.
“Kemungkinan naiknya hanya sekitar Rp 300-500 per bungkusnya, sudah tidak ada lagi mie instan dua ribuan,” ucap kasir minimarket, seperti dikutip dari Detik.com
Kenaikan pasti akan terjadi, tapi kemungkinan naik tiga kali lipat agak terlalu berlebihan. Mengingat perilaku konsumtif masyarakat Indonesia yang sehari saja bisa 3 bungkus mie instan. Apalagi anak-anak kos yang pasti selalu ada mie instan di hari-harinya.