KOTOMONO.CO – Kata Romahurmuziy, Rutan KPK tidak manusiawi karena tidak ada pemanas ruangan dan kulkas. Sebentar. Jangan ngamuk dulu. Kita harus memahaminya pelan-pelan.
Hidup di negeri yang fasilitasnya jarang sekali beres membuat siapa saja akan melontarkan protes. Bertetangga dengan politikus yang bikin kebijakan jarang-jarang becus juga pasti bikin siapa saja ingin memberikan kritik. Mumpung kebebasan berpendapat masih terbuka lebar, kritik perlu terus kita lakukan.
Presiden Jokowi juga mempersilakan siapa pun memberi kritik. KUHP? Ah, bagi orang berduit tak perlulah merisaukan hal itu. Siapa pun boleh mengkritik, termasuk mantan narapidana.
Maka ketika mantan narapidana, Muhammad Romahurmuziy mengkritik fasilitas Rutan KPK, saya salut. Romy mengkritik kenapa Rutan KPK tidak dilengkapi pemanas ruangan dan kulkas. Menurut Romy Rutan KPK sangat tidak manusiawi.
Sekali lagi saya mau memuji kritik politikus Partai Pe Tiga itu. Saya salut bukan main Romy menyempatkan waktunya untuk mengkritisi Rutan KPK. Apa beliau nggak takut diseret lagi ke penjara, kali ini lewat KUHP karena memprotes fasilitas negara?
Saya kira Romy adalah sosok yang tangkas dan pemberani. Kelak jika ada yang mengkasuskan kritiknya soal Rutan KPK, Romy tak mungkin takut. Well, kritik Romy ini kemudian ditanggapi oleh jubir KPK.
Tentu saja bukan yang sedang membela keluarga Sambo. Jubir yang menanggapi celoteh Romy itu adalah Ali Fikri. Dilansir Liputan6, Ali Fikri bilang fasilitas yang ada di Rutan KPK sudah sesuai Permenkumham Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara. Soal makanan yang menurut Romy hanya berkisar Rp12 ribu juga sudah pas, kata KPK.
Tanggapan pihak KPK itu mudah ditebak. Sebagaimana lembaga lainnya, KPK pasti akan menanggapi kritik dengan cara normatif. Yang penting aman, perkara selesai. Kendati begitu, kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, tentu layak memberi kredit khusus pada kritik Romy.
Jangan-jangan memang Rutan KPK itu tidak manusiawi. Padahal sebagai fasilitas yang disediakan negara, nomor satu adalah bagaimana fasilitas itu bisa sangat manusiawi, termasuk penjara. Menurut saya Rutan KPK harus lebih manusiawi daripada koruptornya.
Perlu Pemanas Ruangan di Rutan KPK
Romy mengkritik Rutan KPK tidak disertai pemanas ruangan. Wah, ini tentu kritik yang berbobot dan jelas membangun. Beda sekali dengan kritik mahasiswa yang suka bikin keruh. Begini saja, bagaimana mungkin Rutan KPK yang kebanyakan diisi orang-orang sepuh tak punya pemanas ruangan?
Menurut saya hal itu sangat menyiksa para narapidana KPK. Apa KPK tidak pernah berpikiran kalau orang-orang sepuh di Rutan KPK gampang terkena pilek? KPK harusnya mikir dan mempertimbangkan kritik Romy.
Kalau sedang musim penghujan, tahanan di Rutan KPK bisa jadi akan kedinginan. Sudah kedinginan, sumpek lagi. Siapa yang mau tanggung jawab kalau mereka sakit? Negara? Ah, nggak mungkin.
BACA JUGA: JIS Tidak Layak? Jadikan Ladang Amal Jariyah Pemprov DKI Sahaja!
Lagi pula para tahanan KPK kalau sakit bukankah justru merepotkan petugas? Coba bayangkan saja, koruptor yang ditahan mendadak hidungnya keluar ingus mulu, sedangkan tidak ada penjual Ultraflu di dalam, pasti repot. Para petugas boleh jadi akan disuruh beli Ultraflu, Bodrex, Bintang Toedjoe, atau Combantrin.
Membayangkannya saja sudah repot bukan main. Belum lagi kalau para narapidana KPK minta dikerokin. Aish… Bakal repot setengah mampus tuh petugas.
Kulkas Adalah Koentji
KPK juga harusnya mempertimbangkan untuk menyediakan kulkas di dalam Rutan. Ini serius. Zaman sekarang kulkas adalah alat elektronik yang wajib ada. Kalau di rumah saja ada, mengapa di Rumah Tahanan tidak disediakan?
Keberadaan kulkas di dalam Rutan KPK akan sangat membantu tahanan. Apalagi Ali Fikri dalam keterangannya juga mengatakan selain menjenguk, keluarga juga boleh membawakan makanan dan pakaian. Itu supaya gizi para tahanan KPK terpenuhi.
Andai para tahanan dijenguk oleh keluarga, dan kebetulan dari pihak keluarga membawa makanan, para tahanan bisa menyimpannya di kulkas. Makanan lebih awet. Hal itu sangat berbeda jika, barangkali diserahkan kepada petugas.
Jika diserahkan ke petugas sangat merepotkan. Apalagi kalau disimpan dalam satu tempat yang sama, resikonya bakal tertukar oleh tahanan lain atau dimakan tahanan lain. Bisa mongkok nanti.
Niat hati mau menyimpan gulai kepala manyung buat makan malam, eh malah dimakan tahanan lain. Itu masih mending. Kalau dimakan para sipir bisa tambah menyusahkan. Petugasnya bisa jadi nanti disuruh telepon keluarga untuk mengantarkannya lagi. Atau bahkan diminta membelikannya lagi.
Dengan adanya kulkas, para tahanan KPK bisa nyetok makanan. Ini kan mudah. Petugas tak perlu mengantarkan makanan tiap hari. Cukup seminggu sekali. Para tahanan dikasih SOP supaya menyimpan makanannya di kulkas. Biar bertahan sampai 10 hari lagi, para sipir juga bisa mengimbau agar para tahanan ngirit.
Eh, sebentar, bukankah alat elektronik dilarang? Ah, itu kan jika membawa dari luar. Kalau kulkasnya sudah ada di dalam Rutan, itu perkara lain. Bisalah diatur.
Harusnya Sekali Makan Rp50 Ribu
Terakhir, kritik Romy yang bisa dipertimbangkan KPK supaya Rutan-nya lebih manusiawi adalah soal makanan. Tak pantas rasanya tahanan KPK diberi makan yang setara dengan Rp12 ribu. Masa koruptor yang untuk melakukannya saja butuh modal banyak, ketika dipenjara hanya diberi makan senilai makanan mahasiswa kos?
Mestinya tahanan KPK itu diberi makan sekurang-kurangnya makanan senilai Rp50 ribu sekali makan. Misalnya bisa dikasih makan nasi Padang pakai rendang atau nasi goreng kambing. Terserah. Pokoknya Rp50 ribu.
BACA JUGA: KPK Benar, Kepala Daerah Memang Harus Ditunjuk Pemerintah
Kalau saya boleh usul, setiap tahanan KPK diberi jatah sekali makan Rp50 ribu. Dihitung tiga kali sehari, berarti narapidana KPK mendapat jatah makan Rp150 ribu per hari. Itu menurut saya diserahkan lagi saja ke para narapidana.
Mereka mau makan apa terserah. Petugas tinggal menyodorkan saja deretan menu yang harganya Rp50 ribu sekali makan. Para narapidana diberi catatan khusus, semacam nota untuk mencatat makanan apa yang mereka mau.
Misalnya, pagi untuk sarapan ingin bubur ayam dengan sate dan teh hangat. Siangnya pesan gulai kambing. Malamnya kepala ikan kakap dan jus stroberi, atau bisa juga nasi goreng kambing dan Cappucino. Oh ya, jangan lupakan suplemen kesehatan seperti Omepros.
Sumber gambar: Konten Jatim