Kotomono.co – Pekalongan memang istimewa! Salah satunya, saat perayaan hari kemerdekaan. Hampir di semua kelurahan di kota yang berjuluk Kota Batik ini akan menyelenggarakan pasar jajan gratis.
Tiap-tiap rumah bakal ngeluarin jajanan dengan maneka warna menunya. Siapapun yang melintas di depan rumah warga bakal disapa ramah agar sudi mampir dan mencicipi makanan yang disediakan. Tapi jangan kuwatir, makanan yang disediakan gratis. Jadi, Anda nggak perlu mengeluarkan lembaran rupiah dari dompet. Cukup duduk di halaman atau ruang tamu rumah-rumah warga, lalu makan sepuasnya.
Begitulah yang terjadi di Kelurahan Pringrejo, tepatnya di eks-Kelurahan Bumirejo pada Rabu malam (23/8/2023) lalu. Jalanan kampung full orang-orang yang ramai berdatangan, menyerbu suluruh area RT 001 & 002 RW 18 sejak pukul 19.30 WIB. Sampai-sampai kendaraan roda dua pun nggak bisa masuk lagi.
Ada juga kampung yang memang diportal. Kendaraan tidak dibolehkan masuk. Lagi-lagi, karena jalan kampung penuh sesak orang-orang. Mereka datang dari berbagai penjuru. Nggak cuma warga kelurahan sendiri. Ada juga yang ngujo alias menyengaja datang dari jauh untuk menikmati suasana pasar jajan gratis itu.
Lalu, sejak kapan pasar jajan gratis itu jadi tradisi di Pekalongan? Wah, kalau harus mengurai sejarahnya bisa panjang nih tulisan. Bisa mirip skirpsi!
Ringkasnya, tradisi ini diilhami oleh kebiasaan masyarakat di era-era perjuangan. Dulu, kalau ada para pejuang melintas jalan desa-desa, sebagian warga akan menyediakan makanan untuk mereka. Kebiasaan ini boleh dibilang sebagai dukungan warga kepada para pejuang.
Nah, dari kebiasaan itu, di era kemerdekaan jadilah tradisi yang dilanggengkan. Ya, sembari mengenang sejarah sekaligus upaya untuk merekatkan tali persaudaraan di antara warga. Juga, sebagai simbol rasa syukur warga atas berkah kemerdekaan.
Tentu, di dalam tradisi pasar jajan gratis itu terjadi keakraban antarwarga. Kenal nggak kenal, semua akan diterima dan dijamu sebaik-baiknya oleh tuan rumah. Semua bisa saling berbagi cerita sampai ngakak bareng. Betapa, tradisi pasar jajan gratis ini menjadi ruang untuk menciptakan kedamaian dan menguatkan rasa kebersamaan di antara sesama warga.
Seperti kata Pak Aji Suryo (53), anggota Paguyuban RT, “Di samping memperingati 17-an, kita juga bersyukur dan sekaligus silaturahim apalagi yang jarang silaturahim. Dan, yang paling penting ingin membuat bahagia semua kalangan warga masyarakat.”
Fix! Kata kuncinya adalah “bahagia”. Artinya, helat pasar jajan gratis ini merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan rasa bahagia. Why? Sebab, di dalamnya ada kebersamaan yang dijalin.

Oh ya, tradisi pasar jajan gratis di Kelurahan Bumirejo ini boleh dibilang masih tergolong muda. Baru berjalan lima tahun terakhir. Tepatnya, dimulai pada tahun 2019. Tentu, ini agak berbeda dengan kampung-kampung lain yang sudah menggelar tradisi serupa sejak dulu. Misalnya, di Landungsari, Kuripan, Noyontaan, dan lain-lain yang sudah sangat lama menjalankan tradisi ini.
Lalu, mengapa baru lima tahun? Ceritanya begini, sejak itu agaknya muncul budaya baru di tengah masyarakat Bumirejo. Yaitu, budaya gadget. Banyak warga yang saat itu mulai kehilangan ruang kebersamaan gegara masing-masing sibuk mencet-mencet hape. Apalagi di tahun itu medsos agak panas juga oleh isu politik. Nah, buat ngademin suasana, maka dibikinlah tradisi pasar jajan gratis ini.
Kenang Pak Suryo, “Mulanya karena kita lihat kekeluargaan agak renggang karena gadget, jadinya kita mengadakan kegiatan di luar untuk kebersamaan, sekaligus untuk memperingati hari kemerdekaan.”
Di tengah perjalanan, eh rupanya ada Copid. Tapi, rupanya masyarakat Bumirejo tak patah arang. Pandemi silakan jalan, pasar jajan gratis tak bisa ditiadakan. Dengan cara itu, pandemi pun diajari artinya toleransi.
Malahan, situasi pandemi itu dimanfaatkan dengan baik untuk membangun kebersamaan. Konon, justru kebersamaanlah yang menjadi obat. Karena, silaturahmi menjadi kebutuhan.
Alhamdulillah, dengan cara mempertahankan tradisi itu, sampai saat ini pasar jajan gratis di Bumirejo masih dilangsungkan. Malah, makin mengukuhkan kebersamaan di antara warga.
Lalu, apa istimewanya pasar jajan gratis? Tak cuma memanjakan lidah, pasar jajan gratis juga memberi kesan mendalam bagi siapa saja yang datang. Senyuman menjadi bahasa universal. Suara tawa menghidangkan suasana hangat penuh kekeluargaan. Tak peduli tua-muda, pria-wanita, semua tumplek bleg di arena pasar jajan gratis.
BACA JUGA: Mau Diakui Atau Tidak, Pasar Jajan di Pekalongan Memang Tempat Menjalin Keakraban
Selain itu, ada juga aneka permainan yang menawarkan hadiah-hadiah sederhana. Tujuannya, untuk seru-seruan saja. Minimal, menjadi hiburan bagi siapa saja yang datang. Uniknya, permainan itu tak hanya kalangan anak-anak yang mengantre. Segala usia turut mengantre untuk dapat giliran memainkan permainan itu, syukur bisa dapat hadiah.
Pastilah, namanya permainan ada yang gagal, ada yang berhasil mendapatkan hadiah. Tetapi, tak sedikit pun kegagalan itu membuahkan kekecewaan. Sebaliknya, bisa membuat seluruh yang mengantre ketawa ger-geran.
Aneka lomba juga digelar. Tentu, meriah pula. Semeriah antrean permainan yang bikin semua bisa ketawa tanpa tendensi. Begitulah Pasar Jajan Gratis di Bumirejo. Sebuah kisah yang membuktikan bahwa semangat merayakan kemerdekaan tak hanya datang dalam semarak kibaran bendera, tetapi juga dalam setiap potongan jajanan yang disantap bersama-sama.
View this post on Instagram
Reporter: Pama Rifaldo, Lailatuz Zahro
Edit by : Moh. Arsyad, Ribut Achwandi