KOTOMONO.CO – Apa sih artinya pernikahan? Setiap orang mungkin saja punya caranya sendiri-sendiri untuk mengartikan kata yang satu ini. Perbedaan cara pandang itu bisa saja terjadi karena pengaruh budaya, agama, dan pandangan pribadi seseorang. Tetapi, bisa dipastikan jika hampir setiap orang di muka bumi ini sepakat bahwa pernikahan adalah sebuah moment bahagia yang sangat berharga dalam hidupnya.
Secara umum, pernikahan bisa diartikan sebagai sebuah moment penyatuan sepasang kekasih yang resmi. Disaksikan oleh orang-orang terdekat dan siapa pun yang kita kenal. Sahabat, kolega, orang-orang di sekitar kita, dan mereka yang turut merasakan kebahagiaan kita.
Di dalamnya juga ada semacam kontrak sosial dan hukum di antara dua sejoli. Tentu, ikatan itu membawa konsekuensi perubahan dalam kehidupan sepasang kekasih ini. Dengan kata lain, mereka seperti menaiki satu tingkat anak tangga kehidupan, untuk selanjutnya secara bersama-sama menuju tujuan hidup bersama. Yaitu, mewujudkan rasa bahagia dalam kehidupan mereka di hari-hari berikutnya.
Mendebarkan? Sudah pasti. Sebab, yang namanya pernikahan itu ibarat kelahiran kedua bagi setiap insan yang melangsungkannya. Ia akan memasuki tahapan kehidupan berikutnya. Lebih kompleks dan penuh tantangan. Ia tidak lagi hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga harus memikirkan orang lain. Tidak hanya pasangan hidupnya, akan tetapi juga orang-orang sekitar. Di sinilah, ia akan belajar menjadi dewasa dan bijaksana. Terutama di dalam menata hidup dan kehidupannya.
Apa yang dipikirkannya tentang kebahagiaan, mesti diuji dan diupayakan agar terwujud. Tentu, kebahagiaan bukan lagi hak personal. Namun, bahagia dalam sebuah pernikahan adalah bagaimana rasa bahagia itu turut dirasakan bersama-sama oleh semua orang yang ada di sekitar kita.
Itulah mengapa pernikahan menjadi moment bahagia yang sakral. Moment penting yang sangat dinanti-nanti oleh sepasang kekasih yang hendak memasuki tahap kehidupan berikutnya. Sebuah pembuktian cinta yang menuntut kesungguhan dan ketulusan hati. Segenap jiwa raga dipersatukan dengan penuh kepasrahan.
Ikrar cinta yang diucapkan tidak hanya menjadi pemanis bibir. Melainkan pula menjadi semacam sumpah setia yang disaksikan oleh banyak orang. Juga disaksikan Tuhan.
Dalam berbagai tradisi, kesaksian itu kemudian diwujudkan dalam rangkaian prosesi pernikahan yang sakral maknanya. Setiap tahapan dalam prosesi itu menyiratkan pesan-pesan moral tentang bagaimana semestinya sepasang kekasih itu menjalani hidup di dalam ikatan cinta yang suci itu. Lalu, dipuncaki dengan perayaan moment bahagia itu lewat sebuah pesta pernikahan sebagai ungkapan rasa syukur.
Tentu, kabar bahagia itu menjadi kabar baik bagi orang-orang terdekat. Begitu kabar itu sampai pada mereka, ringan pula langkah mereka untuk hadir dalam prosesi pernikahan yang sakral itu. Tidak hanya menyaksikan, kehadiran mereka juga menjadi wujud sukacita dan rasa bahagia atas kesanggupan dua sejoli itu menempuh tahapan hidup barunya. Mereka yang hadir juga turut merasakan kebahagiaan yang dipancarkan oleh sepasang kekasih yang tengah duduk di atas pelaminan. Ucapan selamat tidak sekadar ucapan, melainkan pula sebagai dukungan dan doa.
Betapa pernikahan adalah moment yang penuh kebahagiaan, penuh dengan doa-doa. Oleh karenanya, siapa pun tak ingin melewatkannya begitu saja. Dengan doa-doa itu, setiap orang percaya, ia akan mendapatkan semacam tambahan kekuatan dalam menjalani kehidupan. Ia percaya jika kelak hidupnya penuh dengan keberkahan.
Sayang, di masa pandemi yang kini sudah berlangsung satu tahun membuat moment bahagia ini diliputi oleh rasa cemas. Mereka yang sedianya akan melangsungkan pernikahan mesti berpikir ulang. Banyak pertimbangan yang mesti mereka pikirkan baik-buruknya.
Semestinya, hal itu tidak menjadi penghalang. Pertimbangan-pertimbangan itu mestinya dijadikan semacam upaya untuk lebih berhati-hati dalam mengambil langkah. Bukan menjadikan kita takut, lantas menunda atau bahkan membatalkan niatan baik itu. Sebab, bersamaan datangnya kesulitan, di saat itu pula hadir kemudahan sebagai jawaban.
Seperti kita tahu, salah satu jawaban atas persoalan pandemi ini adalah protokol kesehatan. Dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat, sebenarnya hajatan pernikahan masih bisa dilangsungkan. Bahkan, jika perlu protokol kesehatan itu bisa dijadikan sebagai salah satu elemen dalam prosesi pernikahan.
Memang, untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat itu cukup ribet. Apalagi jika tempat penyelenggaraan pesta pernikahan tidak memadai. Nah, untuk urusan ini hotel menjadi salah satu solusinya. Mengapa? Karena hotel biasanya menerapkan protokol kesehatan ketat. Mulai dari pintu masuk sampai di dalam ruangan hotel. Semuanya diperlakukan secara ketat. Seperti yang dilakukan Hotel Santika Pekalongan.
Hotel Santika Pekalongan berkomitmen penuh menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Di kamar-kamarnya, di setiap ruangan dan juga dalam pelaksanaan meeting maupun Wedding. Setiap tamu yang datang, sebelum memasuki ruang lobi, akan dicek suhu tubuhnya, penggunaan masker, serta disemprot disinfektan pada telapak alas kakinya. Juga disediakan cuci tangan dengan handsanitizer. Seluruh staf hotel pun mengenakan APD sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
Pengetatan juga diberlakukan dalam hal pembatasan jumlah tamu di dalam gedung. Terutama di ruang ballroom hotel. “Begitu juga dengan penggunaan lift. Kami menerapkan pengetatan kapasitas ruang pada lift. Pengaturannya kami berlakukan agar pengguna lift tidak berdekat-dekatan. Sehingga, lift dapat digunakan secara aman,” ungkap Dwi Rizky Wibowo Food Beverage Manager Hotel Satika Pekalongan.
Selain itu, Hotel Santika Pekalongan juga menerapkan sistem baru dalam penyajian hidangan menu makanan. Seluruh menu makanan yang tersaji dipastikan steril. Para tamu juga akan dilayani oleh pramusaji hotel saat mengambil makanan. Sedang alat-alat makan juga disterilisasi dengan pembungkus plastik khusus. “Untuk hidangan kami pastikan benar-benar steril dengan mutu yang tinggi. Pengambilan hidangan juga akan dibantu staff hotel dan disediakan pembatas antrian, sehingga menghindari terjadinya kerumunan di area buffet,” Imbuh Nur Rofi, Asisten Sales Manager Hotel Santika Pekalongan.
Untuk paket Wedding yang disediakan Hotel Santika Pekalongan, ada beberapa paket yang ditawarkan. Di antaranya Jasmine Package, Rose Package, Orchid Package dan yang terbaru adalah paket untuk 300 tamu. Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung follow ig @santikapekalongan atau WA ke nomor 0821-1387-0805 (Rofi).
========
Penulis : Ribut Achwandi