KOTOMONO.CO -Selama Pandemi, Stasiun Pekalongan tetap melayani penumpang, namun jumlahnya menurun drastis dibandingkan dengan situasi normal. Salah satu yang terdampak adalah para porter di Stasiun Pekalongan yang sehari-hari membantu para penumpang membawa barang-barang penumpang yang kerap kali kerepotan, bilamana dibawa sendiri.
Namun, kini mereka tak bisa menggantungkan nasib dengan hanya menjadi porter di stasiun. Sejumlah porter, sembari mencari-cari pekerjaan sampingan. Untuk meringankan beban mereka, ACT Pekalongan mengimplementasikan program bantuan.
Bantuan yang diserahkan pada Rabu lalu, (28/07) itu berupa paket sembako dan uang santunan. Hal ini merupakan wujud implementasi dari para donatur yang ikut berperan dalam donasi yang bertajuk ‘Kampanye Bantuan Kepada Porter Pekalongan’ di indonesiadermawan.id.

“Atas nama porter Stasiun Pekalongan, kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Semoga ACT selalu jaya dan perjalanannya mendapatkan ridho dari Allah SWT,” ujar Agus, salah seorang Porter Stasiun Pekalongan yang kini menjadi kuli batu sebagai pekerjaan sampingannya.
Saat mendistribusikan bantuan ini, sejumlah porter tidak hadir di Stasiun Pekalongan. Sebab ada yang sakit, sedang melakukan lain, dan ada pula yang telah meninggal dunia. Tim ACT Pekalongan bersama beberapa porter berkesempatan mengunjungi rumah para porter untuk bersilaturahmi sekaligus memberikan bantuan tersebut secara langsung.

Porter lainnya, Ratmono, mengungkapkan harapannya agar para porter di stasiun lain juga mendapatkan bantuan serupa. “Teman-teman kami bilang, kalau kami ini bagaikan berjalan di tengah gurun dan mendapatkan setetes embun. Saya berharap bantuan ini tidak hanya untuk porter di Pekalongan, tapi juga di daerah lain,” imbu Ratmono saat ditemui.
Sementara itu, Adit, Tim Program ACT Pekalongan menimpali bahwa rencananya bantuan ini tidak hanya untuk porter Stasiun Pekalongan, namun juga akan disalurkan kepada porter di daerah lain. “Selain itu, insyaAllah kami akan mendistribusikan bantuan untuk para pekerja harian lain yang terdampak Covid-19,” ungkapnya.
Porter sebagai Mitra KAI mendapat atensi, terlebih PPKM Darurat yang kini telah diperpanjang menjadi level 4, membuat stasiun sepi sehingga membuat pendapatan porter stasiun pun menurun drastis. “Sebelumnya, ada lebih dari 20 kereta yang beroperasi setiap harinya. Sekarang hanya 6 kereta, itu pun kereta antar kota,” ujar Budi, Wakil Kepala Stasiun Pekalongan.

Dalam masa normal, tiap porter setidaknya mampu memperoleh hingga 5 barang bawaan. Namun, kini untuk memperoleh satu bawaan saja sulit, mengingat kereta yang beroperasi tak banyak. Sementara itu, profesi porter memang tak memperoleh gaji tetap dari PT. KAI. Mereka hanya mengandalkan nilai tiap barang yang dibopong. Nilai kesepakatan sendiri dibuat bersama penumpang yang akan mereka bawa barangnya.
Meski begitu, porter dihimbau oleh PT. KAI untuk mengenakan seragam agar tak sembarang orang masuk ke stasiun. Seragam pun untuk mencitrakan porter rapih dan jelas identitas profesi yang tersemat di punggung mereka maupun identitas nama porter di bagian depan sebelah kanan.