Kotomono.co – Berupaya ingin meningkatkan sumber daya manusia di Desa Bumirejo yang sekaligus ingin membudayakan literasi di pinggiran Kota Batik, TBM Bumi Urip pada Sabtu (15/07) mengadakan kegiatan lomba mewarnai untuk menarik minat anak-anak sekitar desa tersebut.
Literasi dan pembangunan SDM masih ada benang merah yang jika dilaksanakan maka akan saling menguatkan. Hal ini karena membangun SDM bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya ialah dengan budaya membaca yang merupakan transfer ilmu pengetahuan untuk menghasilkan pemikiran yang produktif untuk kemajuan masyarakat.
Hal itulah yang melecut Gagah Priangga membuka taman baca masyarakat di rumahnya. Pria kelahiran 1993 ini menyulap ruang tamu rumahnya menjadi ruang belajar anak-anak di sekitar tempat tinggalnya. Di ruang 4X6 meter, sebanyak 27 anak antusias menyalurkan imajinasi mereka diatas gypsum 3D berbentuk kupu-kupu pagi itu.
“Betul. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangka sosialisasi dibukanya Perpusmas dan TBM Bumi Urip yang mana nantinya anak-anak bisa belajar, berkreasi dan mengembangkan diri.” Ujar Mas Angga sapaan Akrabnya.
“Harapannya dengan adanya TBM ini, kelak bisa ikut berkontribusi membentuk insan-insan berintelek dari desa Bumirejo di masa depan” sambungnya.
Sifa (9th), salah satu peserta datang dari desa tetangga. Ia jauh-jauh bersama saudara kembarnya, Dafa (9th), mendaftar kegiatan ini setelah diberitahu oleh orang tuanya bahwa akan ada lomba mewarnai disini. Menurutnya kegiatan ini bisa menjadi kegiatan pamungkas sebelum ia kembali berjibaku dengan rutininas sekolah.

“Kegiatan ini tidak dibatasi zonasi, alias anak-anak dari desa sekitar bumirejo pun boleh berkesempatan untuk ikut kegiatan ini. Asal mereka masuk kreteria dan kuota masih mencukupi maka, mereka bisa ikut berpartisipasi” Jelas Mas Angga
Mas Angga juga menjelaskan bahwa dari yang awalnya hanya di buka untuk 20 anak, ternyata peserta membludak sehingga ia berinisiatif menambah kuota peserta sebanyak 10 anak lagi.
“Nggak nyangka ya, ternyata yang mau mendaftar ada 30 anak. Dan pada hari H yang datang ada 27 anak. ini luar biasa”.
Kegiatan itu berjalan tanpa halangan apapun, meski harus diakui jika penyelenggaraan lomba mewarnai itu jauh dari kata sempurna, tetapi bisa menghadirkan wadah untuk berkreasi anak-anak Bumirejo dan sekitarnya.
Hadirnya TBM Bumi Urip sebagai perpustakaan masyarakat sekaligus menjadi taman baca dengan berbagai kegiatan seperti bimbingan belajar untuk anak sekolah seperti oase di tengah padang gurun. Hal tersebut seperti diungkapnya oleh Eni, salah seorang orang tua yang ikut mendampingi anaknya mengikuti kegiatan mewarnai.
Dikatakan bahwa adanya kehadiran TBM Bumi Urip di desa ini sangat positif sekali, jadi anak-anak di desa bisa ada tempat untuk membaca sekaligus belajar bersama. Lebih lanjut Eni juga mengungkapkan jika ada bimbel disini, maka akan ramai. Sebab disini belum ada hal semacam tersebut. Ia juga berharap agar TBM sering-sering mengadakan kegiatan serupa kelak di kemudian hari.
Hal senada juga diungkapnya orang tua peserta lomba lainnya, seperti Devi yang mengugkapkan bahwa di desa ini masih jarang ada bimbel, jadi jika TBM Bumi Urip ingin mengadakan kegiatan bimbel rutin maka akan sangat membantu sekali para orang tua disini yang memiliki anak usia sekolah seperti dirinya.
Boleh diakui atau tidak, ide dari Mas Angga ini cukup radikal. Ia berani memberikan tempat dan fasilitas kepada anak-anak desa agar bisa belajar di luar jam sekolah secara cuma-cuma. Dan mengenai tujuan didirikannya TBM ini Mas Angga menuturkan bahwa ide ini berawal dari keresahan beberapa warga yang menilai semenjak desa ini di gabung menjadi kelurahan Pringrejo, desa ini kian meredup, anak-anak mudanya tidak banyak yang tampil bahkan di lingkup kelurahan, dan pula yang cukup mencengangkan adalah banyaknya angka anak tidak sekolah (ATS) di desa ini.
“Dibanding dengan 2 desa lainnya, Desa ini tertinggi angka ATSnya” ujarnya menirukan omongan dari warga yang pernah ia temui.
Sementara itu kegiatan mendongeng dilaksanakan pada Minggu (16/07) dalam rangka mengenalkan TBM Bumi Urip kepada masyarakat setempat yang memiliki anak usia PAUD.
Pada kegiatan tersebut, anak-anak nampak penuh perhatian mendengarkan cerita “Monyet dan Sampah” yang dibawakan apik oleh Kak Adinda, fasilitator PAUD Sokola Sogan.

Semua kegiatan belajar mengajar disini nanti akan didampingi atau diisi oleh temen-temen dari Sokola Sogan yang telah sukses menyelenggarakan pendidikan alternatif di sejumlah tempat di Kota Pekalongan. Setidaknya itu yang disampaikan Mas Angga didampingi Andika Nugraha selaku orang yang didapuk sebagai kepala program dan pengembangan TBM Bumi Urip sekaligus Kabag Pendidikan dari Sokola Sogan.
Rencananya bimbel kelas PAUD akan diadakan disini sebagai penunjang pendidikan anak usia dini warga Bumirejo yang usut punya usut dahulu desa ini sudah ada sekolah PAUD namun sekitar tahun 2019an harus tutup karena sekolah tersebut tidak memiliki pengajar.
Jadi, mayoritas orang tua yang ikut hadir pada sore itu sangat berharap bahwa kelas bimbel PAUD yang akan digagas TBM Bumi Urip ini bisa menjadi alternatif pendidikan anak usia dini di desa ini.
“InsyaAllah semua kelas disini akan digratiskan (tidak dipungut biaya), jadi anak-anak disini bisa mendapatkan pendidikan tambahan tanpa memperberat beban oran tua” tegas Mas Angga kepada para orang tua anak-anak yang hadir.
Tak lupa penyelenggara mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada para pihak yang telah mendukung dan mensukseskan kegiatan yang digagas TBM Bumi Urip ini. “Terima kasih kita ucapkan kepada para donatur, dan para pendukung acara ini, semoga ini menjadi amal jariyah kita semua” Pungkas Mas Angga
***
(dy)