Pekalongan – Setiap kali mau ngumpul, entah itu buat diskusi serius atau sekadar nongki-nongki bareng kawan-kawan, opsi tempat yang selalu diusulkan adalah kafe atau angkringan. Di sirkel saya pun demikian. Misalnya nih, kami merencanakan mau ngumpul, karena bingung soal tempatnya, kami pun selalu memilih kalau nggak di kafe ya angkringan.
Kafe dan angkringan memang selalu menjadi tempat nongkrong paling yahud. Dulu saya kira budaya nongki-nongki di kafe itu cuma ada di kota-kota besar. Hanya berkembang di masyarakat urban yang hedonis.
Tebakan saya itu sesungguhnya tidaklah keliru, tapi kadaluwarsa. Jauh-jauh hari sebelum Saelany Machfudz menjadi Walikota Pekalongan, budaya ngumpul-ngumpul masyarakat Pekalongan di kafe nggak semasif hari ini. Boleh dikata, kafe-kafe dengan gaya instagramable dan angkringan yang dilengkapi fitur WiFi 24 jam nonstop belum merebak.
Seiring berkembangnya waktu, masyarakat Pekalongan akrab dengan yang namanya kafe. Padahal kita semua tahu, kafe masih terlampau mewah bagi masyarakat Pekalongan yang suka kesederhanaan. Apalagi bagi orang Pekalongan yang gajinya beberapa tingkat di bawah UMR setempat.
Namun, apalah daya, karena tren, meski gaji dan kondisi keuangan sedang tipis-tipis saja, orang-orang Pekalongan masih merelakan untuk tetap nongki-nongki di kafe. Atau setidaknya nongkrong di angkringan yang sebenarnya harganya juga nggak ramah di kantong.
Nongkrong di kafe atau angkringan memang lebih efektif dan efisien. Kita nggak perlu keluar sebentar dari sebuah diskusi atau tongkrongan hanya untuk beli kopi. Sebab di kafe atau angkringan semua tersedia.
Baca juga : Rekomendasi Tempat Kuliner Murah Meriah Khas Pekalongan
Akan tetapi, begini, di Pekalongan itu tempat nongkrong bukan cuma kafe atau angkringan. Kalau diingat-ingat kembali, masyarakat Pekalongan punya tempat nongkrong yang lebih sederhana plus hemat dan nggak sekadar buat kebutuhan posting ke media sosial.
#1 Pinggir Jalan
Masyarakat Pekalongan, terutama mahasiswanya mungkin melupakan tempat yang satu ini. Sebelum kedai-kedai kopi itu mengekspansi, pinggir jalan sering menjadi opsi untuk nongkrong.
Memang di pinggir jalan, kita belum tentu mendapati penjual makanan. Yang makanannya bisa kita beli sembari ngobrol. Namun, dulu saya pernah mendapati pinggiran ruas jalan di Pekalongan itu banyak orang-orang yang duduk melingkar.
Sebutlah di sekitaran Jalan Kartini. Atau di sekeliling jalan dekat dengan Universitas Pekalongan. Namun itu beberapa tahun lalu. Sekarang pinggir jalan atau biasanya trotoar lebih banyak dihiasi warung-warung angkringan.
Bangunan-bangunan nggak jelas juga berdiri di sana. Belum lagi, pernah pas lagi maraknya nongkrong di pinggir jalan, selalu kena gerebek Satpol PP.
#2 Pantai Sari
Kalau kamu datang ke Kota Pekalongan, kamu harus menyempatkan diri untuk datang ke sebuah pantai yang pesonanya luar biasa. Saya yakin, kalau ke sana, kamu bakalan berpikir bahwa pantai tersebut lebih kotor ketimbang Pantai Parangtritis yang ada di Jogja. Nama Pantai Sari.
Jika kamu mau ke sana, maka kamu cukup mengarahkan kendaraan ke arah utara dari Jalan Raya Pantura. Lebih mudahnya kamu bisa cari via Google Maps, jangan males!
Bagi turis lokal, Pantai Sari merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Pekalongan. Mungkin sekaligus satu-satunya destinasi wisata yang nggak dikenakan biaya masuk. Namun, Pantai Sari bagi masyarakat Kota Pekalongan tidak lebih hanya sebatas tempat nongkrong.
Kalau pas saya pergi ke sana sore hari, banyak orang-orang berkerumun di sepanjang garis pantai. Pasir Kencana menjadi tempat strategis buat ngumpul-ngumpul sembari menikmati desiran ombak yang menggulung-gulung, serta menanti senja.
Baca juga : Daftar Kuliner Pekalongan Yang Recommended Untuk Kamu Coba
Jika kamu mau nongkrong di kafe atau angkringan, setidaknya kamu harus membeli makanan atau minuman yang mereka sediakan, maka nongkrong di Pantai Sari tidak. Kamu bisa masuk ke pantai dengan gratis. Nggak perlu bayar parkir, karena belum tentu juga ada tukang parkirnya.
Meski di sana banyak penjual makanan dan minuman, membelinya bukanlah sebuah kewajiban. Ya kalau mau sekedar diskusi atau nongkrong ya silakan saja. Nggak usah cemas, nggak bakalan ada yang nagih uang retribusi kok.
#3 Kawasan Budaya Jetayu
Selain Pantai Pasir Kencana, Kota Pekalongan punya satu lagi lokasi paling enak buat nongkrong. Adalah Kawasan Budaya Jetayu. Dulu, sebelum dipenuhi pedagang yang jumlahnya sudah seperti saat ada pasar malam itu, Kawasan Budaya Jetayu jadi pilihan nongkrong tanpa mencemaskan biaya parkir atau untuk membeli Machiato.
Beralihnya tapuk kepimpinan dari walikota satu ke walikota Pekalongan, membuat kebijakan menata kota pun mencla-mencle. Jadilah Kawasan Budaya Jetayu menjadi semacam tempat hiburan rakyat. Kendati ramai dan berjubel pedagang, Kawasan Budaya Jetayu masih nyaman kok buat nongki-nongki. Apalagi kalau siang-siang pas tempatnya lagi sepi.
#4 Taman Wilis
Seingat saya, Taman Wilis ini berlokasi di Jalan Wilis. Berjarak beberapa meter dari pusat pemerintahan Kota Pekalongan. Tempat ini cuma sepetak tanah yang dipenuhi pohon-pohon kecil, seperti kerasem.
Sebelum disulap menjadi taman, tempat ini biasanya ramai di Hari Minggu. Banyak pedagang menggelar lapaknya di sini. Saya ingat betul, pernah ketika bingung mau ngumpul di mana, saya dan kawan-kawan pun akhirnya memutuskan ngumpul di Taman Wilis.
Baca juga : Cafe Tempat Nongkrong Hits di Kajen dan Sekitarnya
Lokasinya memang sangat-sangat nggak strategis. Berada di kelokan Jalan Wilis dan Sriwijaya yang biasa dilalui truk-truk bermuatan besar membuat akses ke sana agak sedikit butuh nyali dan kecakapan dalam hal menyeberang. Namun kita bisa menyiasatinya dengan lewat Mataram atau arah menuju Kantor DPRD Kota Pekalongan.
Tempatnya itu di sebelah selatan kantor. Nah kita tinggal masuk saja, melewati sejenis kebun. Jangan dibayangkan kayak Kebun Raya Bogor loh ya. Soalnya itu mungkin lebih cocok dinamai tanah kosong yang ditumbuhi pohon-pohon kecil.
Masuklah dan berjalan ke arah barat. Nanti di ujung kamu bakal nemu tempat yang sudah dibuat khusus seolah-olah itu taman. Itulah dia Taman Wilis yang saya maksud.
#5 Gazebo IAIN Pekalongan
Mahasiswa kalau mau nongkrong nggak usah ke kafe atau angkringan. Kampus pun sudah sangat peduli kepada mahasiswanya dengan menyediakan gazebo. Kampus mengerti betul kebutuhan mahasiswa, termasuk kebutuhan adanya fasilitas berupa tempat kongkow-kongkow.
Kamu dari kampus lain? Tenang, kamu tinggal masuk saja ke kawasan IAIN Pekalongan. Nggak bakalan ada pemeriksaan kok. Kecuali untuk kepentingan pencegahan Covid-19. Santai saja, sekadar masuk kawasan IAIN Pekalongan nggak bakalan ditanya-tanya asal kampus. Begitu pula buat masyarakat umum.
Baca juga : Cafe Hits Dan Tempat Nongkrong Di Kota Pekalongan
Kalau saya nggak salah ingat, Kampus IAIN Pekalongan yang di Jalan Kusumabangsa, Kota Pekalongan itu ada gazebo dan bisa jadi tempat nongki-nongki. Um… sedangkan kalau di kampus Bojong, saya kurang tahu sih.