KOTOMONO.CO – Tradisi Marhabanan adalah pembacaan syair-syair pujian kepada Nabi besar Muhammad SAW yang umumnya bersumber dari kitab Al-Barzanji.
Bulan rabi’ul awwal atau orang jawa biasa menyebutnya dengan ‘wulan mulud‘ merupakan salah satu bulan pada kalender hijriyah yang banyak dinanti. Sebab bulan tersebut bertepatan dengan lahirnya manusia yang tinggi derajatnya bagai rembulan, mulia akhlaknya bagaikan intan berlian. Ialah nur ala nur, baginda Nabi Muhammad SAW.
Meskipun Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 tanggal Rabiul Awwal tahun 570 M di Makkah, namun tradisi Maulid tidak hanya diperingati pada tanggal tersebut saja. Para pecinta nabi sudah memperingati momen agung ini setiap hari mulai dari awal sampai dengan akhir bulan, seperti yang dilaksanakan di Ndalem Habib Luthfi bin yahya.
Bahkan ada pula yang melaksanakannya di luar bulan rabi’ul awwal dan lebih dari itu ada yang menjadikan peringatan kelahiran Nabi muhammad sebagai acara di seluruh bulan. Acara tersebut digelar dengan konsep pengajian yang menghadirkan grup rebana dan penceramah ternama.
Berbagai kalangan begitu antusias menyambut kedatangan bulan tersebut, sama seperti halnya ketika menyambut bulan suci ramadhan. Maka dari itu, ada satu tradisi unik yang dilakukan masyarakat disekitar tempat tinggal saya dalam mengisi bulan rabi’ul awwal, yakni pembacaan kitab Maulid Barzanji selama 12 hari secara berturut-turut. Mulai dari malam 1 hingga malam 12 rabi’ul awwal.
Sholawat Menggema dari Segala Penjuru
Tidak dapat dipungkiri suara lantunan sholawat dalam tradisi marhabanan terdengar dari berbagai tempat, karena memang begitu istimewanya bulan tersebut. Hal ini mungkin kita hanya jumpai seminggu sekali atau bahkan ketika ada acara tertentu. Akan tetapi, suasa berbeda terjadi pada sekarang ini, yang mana dari mulai sehabis subuh, maghrib hingga isya pembacaan maulid barzanji terus dilantunkan.
Seperti di Mushola dekat tempat tinggal saya, kegiatan pembacaan kitab berzanji dilakukan setelah sholat maghrib. Mulai dari remaja hingga orang yang sudah tua begitu bersemangat untuk ikut kegiatan tersebut. Nada mahalul qiyam yang mungkin bisa dibilang tradisional, membuat saya begitu terngiang-ngiang.
BACA JUGA: Kesenian Musik Simtudduror Di Pekalongan
Untuk menambah kemeriahan saat melantunkan sholawat, ada juga yang mengiringi dengan alat musik rebana sehingga membuat suasana lebih syahdu. Selain itu, dengan diiringinya rebana akan menambah daya tarik orang lain untuk ikut dalam kegiatan tersebut.
Kerukunan Masyarakat Semakin Terjalin Erat
Selain suara sholawat yang menggema dari berbagai penjuru, dengan adanya kegiatan pembacaan Maulid Barzanji atau yang biasa dikenal masyarakat dengan sebutan ‘Marhabanan‘. Kegiatan tersebut begitu digandrungi berbagai kalangan dari mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Kegiatan marhabanan diadakan rutin selama seminggu sekali. Namun, saat bulan rabi’ul awal dilaksanakan selama 12 hari. Kegiatan keagamaan seperti ini memang begitu efektif menjalin kerukunan antar individu dalam bermasyarakat. Karena kesibukan aktivitas yang dijalankan setiap orang berbeda-beda, maka tak jarang mereka memanfaatkan kegiatan yang semacam itu untuk menjalin tali silaturahmi.
BACA JUGA: 4 Hal ini yang bikin Kehidupan ‘Wong Ndeso’ Layak Untuk Kita Contoh
Untuk tempat marhabanan sendiri biasanya di musholla atau masjid setempat, akan tetapi tak jarang dilaksanakan dengan berkeliling dari rumah ke rumah warga. Sehingga terlihat betul bagaimana antar warga saling sesrawungan, guyub rukun bareng dan bagi saya itu menjadi suatu pemandangan yang cukup indah.
Tradisi Turun Temurun
Entah sejak kapan tradisi pembacaan maulid selama 12 hari ini mulai digalakan oleh masyarakat. Namun, hingga saat ini kegiatan tersebut masih rutin dijalankan dan juga masib terus dipertahankan, karena terdapat nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kegiatan tersebut.
Saya Sempat berfikir “seandainya tidak ada kegiatan marhabanan, mungkin di bulan maulud ini akan terasa begitu sepi”. Beruntunglah generasi sekarang yang hanya tinggal menjalankan, tidak merasakan betapa perjuangan orang-orang terdahulu pertama kali menjalankan.
BACA JUGA: Tradisi Rebo Pungkasan Masyarakat Jawa Wabil Khusus Pekalongan
Fyi, Terdapat beragam kitab puji-pujian kepada Rasulullah saw yang sangat masyhur di Indonesia salah satunya adalah Maulid Barzanji, yakni kitab yang berisikan tentang kisah perjalanan Rasullulah saw, puji-pujian kepadanya, serta terdapat pula doa-doa.
Selain itu, pujian-pujian yang terdapat pada kitab Maulid barzanji ditulis oleh Sayyid Ja’far al-Barzanji, latar belakang beliau menulis kitab tersebut karena atas dasar kecintaannya kepada Rasulullah saw sekaligus sebagai cara untuk meningkatkan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.
Inilah kegiatan maulud ditempat tinggal saya dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW yang menjadi ‘Pungkasaning para Nabi‘, bagaimana dengan ditempat mu?