KOTOMONO.CO – Di Pekalongan, para juragan batik punya cara unik dalam mencari jalan keluar ketika ada pekerjanya yang tidak masuk. Cara unik dalam mencari pekerja pengganti ini disebut “Nyerep” atau “Serep”.
Lambat laun kebiasaan ini menjadi sebuah tradisi unik bagi para juragan batik di Kota Pekalongan dan sekitarnya. Pekerja ini layaknya ban cadangan atau ban serep, mereka akan dicari dan dibutuhkan oleh para juragan batik untuk menggantikan buruh tetap mereka yang tidak berangkat.
Setiap pagi hari kecuali hari Jumat, selalu saja ada para calon pekerja pengganti yang berkumpul di Jalan Suprapto, Keradenan Buaran, Pekalongan Selatan atau di timur perempatan “Mbendo” begitu warga sekitar menyebutnya.

Pantauan dari di lokasi Nyerep ini, ada puluhan orang dengan latar belakang keahlian yang berbeda didalam dunia perbatikan ini menunggu untuk dipinang sang juragan atau utusannya.
Baca juga : Mengenal Tradisi Udik-udikan Masyarakat Pekalongan
Di sepanjang jalan tersebut, mulai pagi hari pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB akan nampak berjajar dan puluhan warga, Ya merekalah para pekerjan “Nyerep” yang sedang berkumpul. Mereka juga dikenal dengan nama “Kuli Mbendo” karena kebiasaan mereka yang selalu menunggu mendapat pekerjaan di wilayah yang disebut “Mbendo”.
Uniknya lagi, Para pekerja serep ini akan berkumpul berdasarkan keahlian masing-masing. Mulai dari keahlian cap, sablon / printing, nyolet, nglorot dan keahlian lainnya terkait pekerjaan proses membuat batik.
Menurut Abdul Basyir warga Kota Pekalongan yang menjadi salah satu pekerja “Nyerep”, menyampaikan bahwa bursa kerja “Nyerep” jalanan ini sudah berlangsung sejak dirinya kecil bahkan sedari Bapaknya masih bujang
Selain identik dengan kata “Nyerep”, bursa kerja jalanan ini juga dikenal dengan kata “Ngetem” untuk menunggu majikan yang akan meminang jasanya. Mereka akan dipekerjakan berdasarkan perjanjian lisan dalam hari itu juga.
Rata-rata para pekerja “Serep” ini akan bekerja cuman sehari, tetapi ada yang beruntung bisa mendapat borongan ( lebih dari sehari).
Tidak memerlukan waktu yang lama, lokasi di sepanjang jalan Suprapto ini banyak dipenuhi warga yang “Ngetem” untuk menjadi pekerja “Nyerep”. Beberapa utusan Juragan batik pun akan datang menawarkan pekerjaan pada orang-orang ini.

Transaksi berlangsung secara lisan. Biasanya akan terjadi tawar-menawar antara Juragan/utusan dengan pekerja yang dipilihnya. Jika honor yang dijanjikan cocok, maka para pekerja ini akan diberi uang sebesar Rp 20.000 untuk sarapan dan kemudian langsung ikut utusan/juragan untuk kerja pada hari itu juga.
Baca juga : Cerita Tempat Cukur Legend Bantaran Kali Loji Pekalongan
Honor para pekerja “Serep” ini agak lebih mahal sedikit ketimbang pekerja tetap. Biasanya kalau yang pekerja tetap mendapat upah sebesar Rp 90 ribu / hari, kalau Nyerep suka ada tambahan Rp 10 ribu sengan rata-rata bayaran nya Rp 100 ribu, Rp 90 ribu perhari tergantung keahlian mereka.
Dan uniknya lagi, para pekerja pengganti ini juga berasal dari tidak hanya dari Kota Pekalongan sendiri, tetapi ada juga yang datang dari daerah sekitar seperti Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan bahkan hingga Pemalang.
Jika menengok bursa kerja “Nyerep” ini pada zaman dulu, mereka para pekerja tidak membawa motor sehingga akan dijemput oleh utusan juragan batik dengan menggunakan kendaraan mobil seperti mobil bak terbuka, setelah tawar menawar harga upah mereka sudah cocok.
Namun pada zaman ini kebanyakan pekerja yang sudah memiliki kendaraa sepeda motor sendiri. Sehingga setelah bersepakat tentang upah, para pekerja pengganti ini akan diberi alamat lokasi kerjanya.
Ada hal menarik lainnya di Tradisi Nyerep bursa kerja jalanan ini yakni pekerja yang pada hari sebelumnya sudah mendapatkan pekerjaan, maka mereka akan mengikhlaskan tawaran kerja yang didapatnya pada keesokan hari pada pekerja lain yang belum dapat tawaran.
Rasa setia kawan dan senasib terjaga baik diantara mereka, walaupun mereka tidak berasal dari satu wilayah.
Salam Cinta Pekalongan