KOTOMONO.CO – Banjir rob yang kian parah di Kota Pekalongan membuat warga gerah. Bahkan tahun 2035, sebagian besar wilayah Kota Pekalongan diprediksi akan tenggelam.
Dikutip dari CNN Indonesia, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Galdita A Chulaf membeberkan kalau penurunan permukaan tanah di Pekalongan berbeda-beda, mulai dari 4 cm hingga 11 cm per tahunnya. Laju penurunan tanah ini melebihi Jakarta.
Kalau saja ini terjadi terus-terusan, kemungkinan terburuk yakni penurunan muka tanah 11 cm per tahun maka Kota Pekalongan bukan tidak mungkin akan tenggelam 12 tahun lagi atau tahun 2035.
Faktor penyebab banjir rob yang kian parah ini di antaranya kenaikan muka air laut dan cuaca ekstrem yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Selain itu, penurunan muka atau land subsidence karena adanya konsolidasi alam, beban bangunan sipil dan ekstraksi ABT (Air Bawah Tanah) yang berlebihan juga ikut andil menjadi faktor penentu.
Sebenarnya, pemerintah Kota Pekalongan sudah berencana untuk menghentikan penggunaan air bawah tanah, tetapi sayangnya ini satu-satunya sumber air bersih yang dapat digunakan sebagai air baku rumahan maupun industri.
Atas kondisi yang demikian, salah seorang anak muda Kota Pekalongan yang peduli terhadap nasib tempat tinggalnya membuat petisi online yang ditujukan kepada Walikota Pekalongan.
Petisi ini menuntut Pemkot Pekalongan untuk segera mencari sumber air baku lainnya agar penggunaan ABT bisa ditekan.
“Petisi ini muncul atas keresahan dan upaya menunjukkan kepedulian masyarakat. Banjir rob yang melanda kota kita sesungguhnya sudah menjadi bahaya yang membayangi masa depan. Jangankan masa depan, rasa takut itu sudah terasa bahkan hari ini,” ucap Muhammad Haidar Fikri Kurniali saat kami hubungi melalui pesan WhatsApp.
Ia menjelaskan bahwa banjir rob ini salah satunya disebabkan oleh land subsidence, yang mana juga disebabkan oleh penggunaan air tanah. Maka kebutuhan untuk segera menghentikan ketergantungan ini harus segera dilaksanakan.
Menurutnya, pemkot sudah berencana untuk menghentikan penggunaan air tanah, namun air tanah masih menjadi sumber air bersih yang bisa digunakan sebagai air baku. Oleh karena itu, melalui petisi ini Mas Haidar, sapaan akrabnya mengajak seluruh masyarakat Kota Pekalongan untuk memberikan dukungan agar Kota ini segera memiliki sumber air baku selain air tanah.
“Sebetulnya upaya kesana sudah ada, salah satunya dengan pengadaan aturan terkait air tanah. Kebetulan saya kenal dengan ahli yang turut merancang jadi bisa saya pastikan ada. Tapi masalah nya adalah air tanah masih menjadi air baku saat ini, harus ada penggantinya agar aturan itu dapat berjalan dengan baik. Sehingga perlu disegerakan untuk dapat membuat sumber air bersih sebagai air baku pengganti air tanah.” Beber Mas Haidar.
“Makanya, Mari kita dukung agar Kota Pekalongan segera punya sumber air baku selain air tanah. Dengan begitu, penurunan muka tanah bisa kita cegah, dan banjir rob nggak makin parah.” Imbuhnya.
Sampai tulisan ini dimuat, sebanyak 201 orang telah menandatangani secara daring. Mas Haidar juga mengharapkan dukungan tanda tangan sebanyak-banyak dari seluruh masyarakat agar membantu mensukseskan petisi ini. Untuk warga yang ingin ikut andil dalam memberikan tanda tangan, silahkan buka tautan berikut ini https://www.change.org/p/pemkotpkl-segera-buat-sumber-air-baku-selain-air-tanah-untuk-cegah-banjir-rob-makin-parah dan jangan lupa untuk ikut membagikan agar petisi ini tercapai.
***
Penulis : Angga